Selasa, 20 November 2012

Langkah-langkah Manajemen Kelas

Oleh : Edeng Suryana, M.Pd

Langkah-langkah kegiatan manajemen kelas adalah penyusunan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru sebagai manajer/pemimpin pembelajaran di kelas adalah :
1.      Merencanakan Pembelajaran
Berkenaan dengan perencanaan, William H.Newman (Abdul Majid, 2011:15-16) menyatakan, “perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari”.
M. J. Riley (1981:69) yang dikutip Idochi Anwar (1986:73-74), “Planning is defining future goals and the activities that are instrumental in goal achievement”, (Perencanaan adalah penentuan tujtuan-tujuan dan aktivitas-aktivitas yang merupakan instrumen-instrumen dalam pencapaian tujuan). Sedangkan Hadari Nawawi (1983:16) menyatakan, “perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyususun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu”.
Bertolak dari pengertian tersebut, bahwa dalam perencanaan terdapat rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kontek perencanaan  pembelajaran, adalah berkaitan dengan penyusunan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan belajar siswa yang dilakukan guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa supaya mau mengikuti belajar.  Singkatnya dalam perencanaan pembelajaran berkaitan erat dengan rumusan tujuan yang akan dicapai siswa atau hasil belajar siswa. Hanya saja masalahnya bagaimana implikasinya dalam perencanaan pembelajaran yang harus dibuat oleh guru sebelum mengajar dalam bentuk persiapan mengajar atau dengan sebutan  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Fungsi guru dalam merencanakan pemebelajaran  berorientasi karakteristik siswa yang dapat dilakukan adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa secara aktif. Oleh sebab itu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
            Merumuskan Tujuan Pembelajaran.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai dan mengetahui tentang tujuan yang selama ini menjadi acuan dalam rumusan pencapain tujuan pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom (Moh. Uzer Usman, 1992:29), klasifikasi rumusan tujuan pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam tiga ranah, yaitu :
(1) Ranah kognitif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan, kemampuan inteketual. (2) Ranah afektif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat. (3) Ranah psikomotor, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan kemampuan gerak dalam keterampilan.
Dari ketiga ranah tujuan tersebut yaitu kemungkinan-kemungkinan hasil belajar siswa dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh setelah pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dibuat dan diorientasikan berdasarkan analisis terhadap kebutuhan dan kemampuan siswa. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, istilah tujuan pembelajaran merupakan kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran yang lebih bersifat khusus merupakan indikator yang menjadi bentuk tingkah laku hasil dari belajar berdasarkan taksonomi Bloom tadi.
            Memilih Materi Pokok Pembelajaran
Materi pokok yang dibuat berdasarkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pokok pembelajaran merupakan alat bahkan sekaligus yang menjadi proses pengalaman bagi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, materi pokok pembelajaran adalah poko-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana dalam pencapaian kompetensi dasar yang disusun berdasarkan indikator hasil belajar.
            Menentukan Strategi Pembelajaran
Yaitu, merupakan upaya guru dalam cara penyampaian materi yang telah dibuat tadi untuk lebih mudah disampaikan kepada siswa dengan cara seefektif mungkin. Berbagai cara yang dilakukan guru dalam penyampaian materi ini adalah menggunakan matode yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi subyek belajar. Roestiyah (1991:1) berpendapat bahwa “di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar”.
Dalam pernyataan tersebut, guru harus dapat membuat atau menciptakan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode yang dianggap paling tepat, mudah diterima oleh siswa, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 
            Membuat Evaluasi/Penilaian
Evaluasi di sini merupakan alat untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan ataukah tidak. Dalam proses pembelajaran kegiatan evaluasi sangat perlu dilakukan oleh guru. Moh. Surya (1985:118) berpendapat, “salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi”.
Winarno Surakhmad (1986:151) yang menjadi perhatian dalam pembelajaran “adalah media evaluasi yang ditujukan untuk menilai sampai dimanakah tujuan pengajaran telah dicapai, baik dari sudut murid maupun dari sudut guru”. Dalam proses pembelajaran, evaluasi tak dapat dipisahkan. Evaluasi untuk mengukur dan menilai keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang harus dilakukan terus menerus.

2.      Melaksanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan realiasi kegiatan yang telah direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran faktor guru sangat dominan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Tugas dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi :
            Kegiatan Awal
Pada kegiatan ini guru mulanya berhadapan langsung dengan kondisi dan siatuasi yang menjadi tempat kegiatan dalam pembelajaran. Situasi tempat belajar perlu diatur demi kelancaran belajar dalam mencapai tujuan yang lebih efektif. Kondisi belajar merupakan sesuatu yang amat penting dan menentukan keberhasilan belajar anak, (Suharsimi Arikunto, 1993:183).
a. Menciptakan Iklim Kelas
Dalam menciptakan kondisi kelas ini diutamakan guru harus dapat mengorganisir sumber-sumber potensi yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran diantaranya :
a.1 Mengabsen dan Mengatur tempat duduk siswa
a.2 Mengatur seperangkat materi pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan bentuk catatan-catatan yang lainnya.
a.3 Mengatur sarana pembelajaran.

b. Membuka Pelajaran
Setelah menciptakan iklim kelas dianggap cukup, selanjutnya membuka materi pelajaran yang akan disajikan.. Menurut Hunt (Suwardi, 2007:130-133) dalam penyajian materi pelajaran meliputi lima tahapan yang disebut teori ROPES, singkatan dari kata Review, Overview, Presentase, Exercise, dan Summary. Dari lima tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
b.1 Tahap I (Review)
Pada tahap ini guru harus dapat menjajaki kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi karakter masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan mengetahui karakteristik siswa tujuannya adalah supaya dapat mempermudah membantu dalam penyajian materi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan cara review ini:
1)      Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran dengan metode yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan siswa.
2)      Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran dengan membangkitkan  minat dan motivasi dalam belajar.
3)      Guru akan dapat memulai memberikan materi pelajaran bila siswa telah memahami hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
b.2 Tahap II : (Overview)
Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam penyampaian materi guru menjelaskan teknik atau strategi atau metode yang akan dilakukan dengan dasar hasil dari penjajakan pada tahap I tadi.
b.3 Tahap III (Presentase)
Presentasi adalah tahap penyampaian materi pembelajaran. Pada tahap ini, guru menjelaskan materi-materi pokok dengan metode yang telah disesuaikan tadi. Dalam penyampaian materi ini guru harus dapat berpegang pada aktivitas belajar siswa secara aktif. Dengan kata lain guru harus dapat membelajarkan siswa lebih optimal.
b.4 Tahap IV (Exercise)
Exercise merupakan tahap untuk memberikan kesempatan pada siswa melakukan latihan-latihan. Yang dimaksud dengan latihan di sini yaitu, menerapkan materi dengan melakukan pertanyaan-pertayaan atau praktek.
b.5 Tahap V (Summary)
Summary merupakan tahap akhir dari kegiatan. Pada tahap ini guru harus dapat menyimpulkan atau meresume dari materi-materi yang telah dipelajari. Menurut Rosyada (Suwardi, 2007:132-133) selain dari kelima tahapan tersebut masih diperlukan lagi, yaitu tahap evaluasi. Menurutnya, evaluasi perlu untuk dilakukan guru pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi digunakan untuk mengetahui efektifitas hasil belajar siswa, dan menjadi dasar dalam penyusunan rencana pembelajaran berikutnya.
Dari kelima tahapan dalam membuka pelajaran yang dimaksud dapat kita sederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu :
Tahap I : Pendahuluan
1) Sebelum menyajikan materi yang akan disampaikan, guru perlu menjajaki kemampuan dan kebutuhan siswa dari masing-masing karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda dengan cara melakukan tes awal (free-test), wawancara, atau tanya jawab.
2)  Menyampaikan informasi tentang maksud dan tujuan materi yang akan disampaikan atau disajikan.
Tahap II : Kegiatan Inti/pokok
Pada kegiatan inti berdasarkan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter menggunakan istilah :
1).Eksplorasi
a.   Guru menyampaikan dan menjelaskan materi pokok secara garis besar dengan penggunaan metode pembelajaran aktif yang telah disesuaikan dengan karakteristik individu/kelompok.
b.  Memfasilitasi siswa terjadinya interaksi belajar dengan media yang telah disesuaikan sebagai eumber belajar.
c.   Siswa dibelajarkan atau melibatkan siswa mencari informasi dalam  menemukan masalah yang dipelajari melalui materi yang disajikan.
      2). Elaborasi
a.   Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas atau latihan, diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik lisan maupun tulisan.
b.  Memberkan kesempatan pada siswa untuk berpikir dan menganalisi serta menyelesaikan masalah.
c.   Memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja secara individual ataupun kelompok.
d.  Memfasilitasi siswa berkompetisi dalam peningkatan kegiatan belajar.
3). Konfirmasi
a.   Memfasilitasi siswa memberikan umpan balik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan penemuan masalah yang mengalami kesulitan dengan definsi atau rumus maupun bahasa yan baik dan benar.
b.  Memfasilitasi siswa memberikan konfirmasi terhadap hasil kegiatan dari bahan atau sumber belajar yang telah digunakan.
c.   Membantu masalah-masalah siswa dalam kesulitan belajar.
d.  Memberikan motivasi belajar atau dorongan semangat belajar.
Tahap III : Kegiatan Akhir / penutup
1). Menyimpulkan atau merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.
2). Memberikan penguatan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok materi pelajaran, agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat terhadap materi pelajaran selanjutnya.
3). Memberikan tindak lanjut, baik berupa saran atau ajakan terhadap rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

1.      Mengevaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Wayan Nurkancana (1986:1) evaluasi, “adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai darpada sesuatu”. Berdasarka pengertian ini, evaluasi pembelajaran adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Suharsimi Arikunto (1993:23),” secara garis besar alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes”. Juga Sumiati (2008:203) menyatakan, “ada dua macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes. Merujuk dari kedua pendapat ini pada dasarnya sama, bahwa dalam pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Yang dimaksud dengan kedua teknik ini sebagai berikut :
            Pengertian Tes
Tes “adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan, (Wayan Nurkancana, 1986:25)”.
Suharsimi Arikunto (1993:29), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dari kedua pendapat pengertian tes ini, secara sederhana dapat kita simpulkan, bahwa tes adalah sejumlah atau serentetan pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa baik secara individu maupun kelompok untuk memperoleh kejelasan data/informasi tentang penglaman dalam belajar sejauhmana telah dikuasai dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
            Jenis-jenis Tes
Dalam pelaksanaannya tes dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu tes secara tertulis atau tes tidak tertulis ( tes lisan ).
            Fungsi Tes
a.   Untuk mengetahui taraf pencapaian hasil belajar siswa  sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.  Untuk mengetahui kendala yang menjadi hambatan dalam proses  pembelajaran.
c.   Untuk mendapatkan bahan informasi dalam menentukan taraf pembelajaran berikutnya.
d.  Untuk mendapatkan bahan informasi umpan balik dalam peningkatan hasil belajar.
e.   Untuk memberikan dorongan semangat siswa supaya dapat atau terus melakukan kegiatan belajar.
f.   Untuk mengetahui taraf bimbingan bagi siswa dalam peningkatan hasil belajar.

3 komentar:

Please Uktub Your Ro'yi Here...