Selasa, 28 Januari 2014

Dinar dan Dirham Dalam Islam

Oleh:
Raden Muhammad Rifqi Fauzan


Mengenal dinar dan dirham islam
Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4,25 gram. Yang tentu tidak sama dengan dinar irak, arab ataupun yang lainnya,karena dinar irak dan yang sejenisnya tersebut hanyalah uang kertas biasa. (dinar the real money:muhaimin iqbal hal:29)

Sejarah singkat dinar dan dirham islam
          Sejak masa Rasulullah shallalahu alaihi wassalam diketahui bahwa dinar dan dirham telah menjadi bagian dari kehidupan muslim untuk melakukan mumalah secara luas,bahkan penggunaannya sudah dimulai sejak masa Nabi Adam AS, yang dapat dilihat dalam Tafsir ad-Durrul Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur (Vol. I hal, 326) yang disusun oleh Imam Jalaluddin Suyuthi (dikeluarkan oleh Ibn Abi Syuaibah dalam Kitab Al- Mushonnaf) . Pada masa Nabi Idris ‘alaihis Salam, 9000 tahun Sebelum Masehi, sebagai Rasul Ke-2 yang pertama kali hidup menetap, mengenal tambang emas dan perak, dan mengolahnya menjadi sebuah mata uang yang diberi nama “raqim” untuk mata uang emas, dan “wariq” untuk mata uang perak.
Sejarah mata uang Raqim dan Wariq ini, berlangsung cukup lama mulai dari periode Nabi Idris, dilanjutkan ke periode Nabi Nuh, ke periode Hud, ke periode Nabi Sholih, ke periode Nabi Dzulqarnain, ke periode Ashabulkahfi, ke periode Nabi Ibrahim, ke periode Nabi Luth, ke periode Nabi Isma’il dan ke periode Nabi Ishaq. Peristiwa penting ini secara implisit dijelaskan dalam Al-Qur’an di 403 ayat dalam Al-Qur’an.
Penamaan Dinar sebagai mata uang emas, dan Dirham sebagai mata uang perak, baru terjadi pada Periode Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf. Hal ini termaktub dalam Surah Ali-Imran (3): 75, dan Surah Yusuf [12]: 20.
Standarisasi Ukuran Dinar dan Dirham pada masa Rasulullah Saw sama dengan ukuran Raqim dan Wariq pada masa Nabi Idris sampai Nabi Ishaq, dan sama pula ukurannya dengan Dinar dan Dirham pada masa Nabi Ya’qub sampai Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam. Ukuran ini adalah ukuran yang telah disepakati oleh Jumhur Ulama’. Yaitu: nisab zakat harta yang harus ditarik sebanyak 20 Dinar untuk Zakat Emas dan 200 Dirham untuk Zakat Perak.
Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam, menerapkan kaidah standarisasi dinar dan dirham ini sesuai dengan “(berat) 7 Dinar harus setara dengan (berat) 10 Dirham”. Sunnah Dinar dan Dirham ini kemudian diikuti oleh para Khulafâ’ur Rasyidun yang berlangsung selama 30 tahun, yaitu sejak tahun 11 H sampai 40 H, berlangsung di Madinah yaitu Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin ‘Affan dan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib.
Standarisasi Dinar dan Dirham di atas juga dijaga tradisinya pada masa Bani Umayyah, berjalan selama 92 tahun, sejak tahun 40 H sampai 132 H. dengan 14 orang Khalifah yang berpusat di Damaskus.
Standarisasi Dinar dan Dirham di atas juga dijaga tradisinya pada masa Bani ‘Abbasiyyah, berjalan selama 518 tahun, sejak tahun 132 H sampai 656 H. dengan 37 orang Khalifah yang berpusat di Baghdad.
Standarisasi Dinar dan Dirham di atas juga dijaga tradisinya pada masa Kerajaan-Kerajaan Kecil (Mulukut Thawâif), baik di benua Timur maupun di benua Barat (Andalusia) yang masuk menyelusup di masa Bani ‘Abbasiyyah, yaitu dari tahun 321 H sampai 685 H berjalan selama 350 tahun.
Standarisasi Dinar dan Dirham di atas juga dijaga tradisinya pada masa Turki Utsmani, berjalan selama 666 tahun, sejak tahun 687 H sampai 1343 H (1924 M) dengan 38 orang Sultan yang berpusat di Istanbul (Kontantinopel).
Bahkan pada masa Sultan IIMuhammad Al-Fatih (Sultan Ke-7 dari Kesultanan Turki Utsmani), tahun 855H/ 1451M, Dinar dan Dirham dibawa oleh Duta Muballigh Islam yang dikenal dengan “Walisongo” melalui perdagangan bersistem Dinar Dirham di Wilayah Nusantara (Asia Tenggara). (www.dinarfirst.com)
 Di bawah ini saya tuliskan kumpulan hadist-hadist yang merekam peristiwa sejarah yang terkait dengan penggunaan dinar dan dirham.
1. Diriwayatkan dari ‘Urwah : “Bahwa Nabi Muhammad memberinya satu dinar emas untuk membeli domba untuk beliau. ‘Urwah membeli dua ekor domba untuk beliau dengan uang tersebut. Kemudian dia menjual satu ekor domba seharga satu dinar, dan membawa satu Dinar tersebut bersama satu ekor dombanya kepada Nabi. Atas dasar ini Nabi berdoa kepada Allah untuk memberkahi transaksi ‘Urwah. Sehingga ‘Urwa selalu memperoleh keuntungan (dari setiap perdagangannya) – bahkan seandainya dia membeli debupun dia pasti beruntung”. (Di riwayat lain) ‘Urwah berkata : “Saya mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam berkata, “Selalu ada kebaikan pada kuda sampai hari kiamat””. (Periwayat lainnya lagi menambahkan “saya melihat 70 ekor kuda di rumah ‘Urwah.”) ( Sufyan berkata, “Nabi menyuruh ‘Urwah untuk membeli domba untuk beliau sebagai hewan qurban”.) (Hadits Riwayat Bukhori).
2.Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Dan pada Ahlu emas (keluarga mampu) diyatnya 1000 dinar”. (Hadits Riwayat Ad-Darimiy)
3.Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa Nabi Muhammad Shallalâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Aku (Rasulullah) memotong tangan pencuri karena mencuri perisai yang harganya 3 dirham” (Hadits Riwayat Bukhori).
Serta masih banyak lagi hadits2 yang tidak mungkin dimuat dalam tulisan yang singkat ini, selanjutnya marilah kita lihat potensi2 dinar dan dirham islam dalam perekonomian ummat pada masa sekarang ini dan kehancuran mata uang kertas (US Dollar, Rupiah atauapapun namanya). (www.dinarfirst.com)
Potensi dinar dan dirham islam serta runtuhnya mata uang kertas
            Dialah Satu-satunya mata uang yang tidak akan pernah terpengaruh oleh inflasi, serta daya belinya tetap atau stabil sepanjang zaman. Sebagaimana yang dikisahkan oleh allah swt di dalam al-quran surat al-kahfi:19, yang menceritakan tentang ashabul kahfi yang mana mereka meminta salah satu rekannya untuk keluar dari gua dan membeli makanan di kota dengan uang perak yang mereka miliki (tidak dijelaskan berapa banyaknya), kalau kita asumsikan para pemuda tersebut membawa 2-3 keping uang perak saja, maka ini konversinya ke nilai rupiah sekarang akan berkisar Rp 190.000 (1dirham  sekarang sekitar Rp 65.000). dengan uang perak yang sama sekarang kita dapat membeli makanan untuk beberapa orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad daya beli uang perak relatif sama.
Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh ‘urwah di atas yang menceritakan tentang pembelian seekor kambing, dari sini kita dapat mengetahui bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah saw. adalah 1 dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa rasulallah saw. Adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan.
Fakta kedua adalah ketika urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya,ia pun menjual dengan harga 1 dinar. Memang sebelumnya ia berhasil membeli 2 kambing dengan harga 1 dinar. Ini karena kepandainnya berdagang, sehingga dalam hadits tersebut ia didoakan secara khusus oleh rasulullah saw. Diriwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai 2 dinar, hal ini mungkin-mungkin saja karena di pasar kambing manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang, dan besar. Nah kalau kita anggap harga kambing yang sedang adalah 1 dinar, yang kecil setengah dinar, dan yang besar 2 dinar pada zaman rasulullah saw. Maka sekarangpun dengan ½ sampai 2 dinar (1 dinar pada saat ini adalah Rp 2.034.095) kita bisa membeli seekor kambing dimanapun diseluruh dunia. Artinya setelah labih dari 14 abad daya beli dinar tetap/stabil.
Coba bandingkan dengan nilai rupiah kita. Pada awal tahun 1970-an kakek saya masih bisa membeli seekor kambing untuk digembalanya hanya dengan Rp 8000, nah sekarang setelah 35 tahun apakah kita dapat membeli kambing yang terkecil sekalipun dengan Rp 8000??? Tentu saja tidak! Kemudian di akhir era 70-an pun beliau pada masa itu masih sebagai anak SMA yang kos bisa makan dalam waktu 1 bulan hanya dengan uang Rp 10.000, apakah sekarang ada anak kos yang bisa makan dalam waktu 1 bulan hanya dengan uang Rp 10.000? tentu tidak! Untuk makan satu haripun tidak akan cukup. Jadi hanya dalam tempo kurang dari 30 tahun saja uang kertas kita sudah amat jauh perbedaan nilai atau kemampuan daya belinya. (dinar the real money:muhaimin iqbal hal
Kesimpulan
            Kesimpulan dari apa yang saya tulis secara singkat ini adalah kejayaan dan stabilitas perekonomian dunia umumnya, dan ummat islam khususnya hanya akan diraih dengan kembalinya sistem keuangan kita pada sistem ekonomi syari’ah, yaitu dengan menggunakan mata uang dinar dan dirham yang islami sebagai mata uang dan alat tukar yang sah.
Karena mata uang kertas yang kita pakai sekarang ini adalah salah satu pangkal riba yang diharamkan oleh allah yang pasti hancur cepatatau lambat, sebagaimana yang dijanjikan oleh allah dalam surat al-baqoroh:276 yang artinya:”allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah”.

Referensi :
1.       www.Geraidinar.com
2.       Buku dinar the real money:muhaimin iqbal
3.       Buku dinar solution:muhaimin iqbal
4.       www.dinarfirst.com

Makalah Hakikat Syirik

Kamila Bennita, Adeliza Farrah, Fitria Rifki, Gilang Aghnia Nisa, Hana Rauda Surizuela

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Syirik hal yang tak asing kita dengar, bahkan secara tidak sadar kita sedang melakukan hal syirik tersebut. Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah SWT. Seperti percaya kepada dukun karena dialah yang buat kita menjadi seorang yang kaya raya atau sebagainya.
            Ketika kita percaya kepada selain Allah SWT, maka merugilah kita. Dan timpalan untuk diri kita adalah neraka jahannam. Innalillah.. maka dari itu kami mengambil tema syirik dan menerangkan secara singkat tentang syirik agar pembaca mengetahui apa itu syirik dan akibat yang akan didapatinya jika berbuat syirik.
            Dan yang paling penting adalah untuk meluruskan pemikiran-pemikiran dan perilaku wahai seraya manusia sebagai umat untuk hanya menyembah Allah SWT dan percaya akan ke-Esaan Allah SWT. Agar kita tetap berada pada jalan-Nya dan pada aturan-aturan serta hukum-hukum yang sudah di perjelas dalam ayat-ayat suci Al-qur’an.

1.2  Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang terdapat di dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian syirik menurut etimologi dan terminologi ?
2.      Apa hukum islam mengenai syirik ?
3.      Apa jenis-jenis syirik ?

1.3  Tujuan Penelitian

            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah yang untuk memenuhi tugas mata kuliah Islamic Studies, dan membantu para pembaca mengenai makna syirik yang sebenarnya.

1.4  Pengumpulan Data

Dalam pembuatan karya tulis ini adalah mesebagai berikut:
1.      Perpustakaan
2.      Internet

1.5  Sistematika Penulisan

Karya tulis ini ditulis secara berurutan  sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan, mengemukakan pembahasan masalah bersumber pada data yang diperoleh dibandingkan dengan teori yang terdapat pada berbagai sumber.
Bab III Penutup, memuat simpulan dan saran.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Syirik

            Syirik dalam bahasa arab “As-syirku”yang berarti bercampur, bergabung, dan bersekutu. Menurut bahasa adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi antara dua orang atau lebih.
            Syirik menurut terminologi adalah syirik kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa maksudnya menjadikan sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, baik dalam rububiyahnya ataupun uluhiyahnya, tetapi istilah syirik lebih sering digunakan untuk syirik dalam uluhiyahnya.
            Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah di samping berdoa kepada Allah atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), berndzar, berdoa dan sebagainya kepada selain-Nya.
            Karena itu barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu adalah keshaliman yang paling besar. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar zhaliman yang besar.” (Qs. Luqman : 13).
            Allah tidak akan mengampuni orang musyrik, jika ia meninggal dunia dalam kesyirikan. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. “An-Nisa’: 48).
            Surga pun diharamkan atas orang musyrik. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.
            Dan syirik menghapuskan pahala segala amal kebaikan Allah. Allah SWT berfirman: “Seandainya mereka menyekutukan Allah, lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88). “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu menyekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”(Az-Zumar: 65). “Maka bunuhlah orang-orang yang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian.” (At-Taubah: 5).
            Nabi bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka menyatakan, ‘Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah.’ Jika mereka telah menyatakannya, niscaya darah dan harta mereka aku lindungi kecuali karena haknya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
            Karena itu, syirik adalah dosa yang paling besar. Rasulullah bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulullah !” Beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepadakedua orang tua.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
            Syirik adalah suatu kekurangan dan aib yang Allah menyucikan diri dari keduanya. Karena itu, barangsiapa berbuat syirik kepada Allah, berarti dia menetapkan untuk Allah apa yang dia menyucikan diri dari padanya. Dan ini adalah puncak pembangkangan, kesombongan, dan permusuhan kepada Allah.

2.2  Hukum Syirik

            Syirik adalah larangan Allah Subhanallahu Wa Ta'aalaa yang paling besar. Allah Subhanallahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat An Nisaa` ayat 36 :
وَاعْبُدُوااللَّهَوَلاَتُشْرِكُوابِهِشَيْئًا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”
            Syirik juga merupakan perbuatan haram yang pertama (harus ditinggalkan). Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Al An’aam ayat 151:
قُلْتَعَالَوْاأَتْلُمَاحَرَّمَرَبُّكُمْعَلَيْكُمْأَلاَّتُشْرِكُوابِهِشَيْئًاوَبِالْوَالِدَيْنِإِحْسَانًاوَلاَتَقْتُلُواأَوْلادَكُمْمِنْإِمْلاَقٍنَحْنُنَرْزُقُكُمْوَإِيَّاهُمْوَلاَتَقْرَبُواالْفَوَاحِشَمَاظَهَرَمِنْهَاوَمَابَطَنَوَلاَتَقْتُلُواالنَّفْسَالَّتِيحَرَّمَاللَّهُإِلاَّبِالْحَقِّذَلِكُمْوَصَّاكُمْبِهِلَعَلَّكُمْتَعْقِلُونَ
            “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”

2.3  Jenis-jenis Syirik

Syirik terbagi dua macam yaitu, syirik besar dan syirik kecil.
1.      Syirik Akbar (Besar)
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dan belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah SWT, seperti kepada selain Allah SWT atau mendekatkandiri kepadanya dengan menyembelih kurban nadzar untuk selain Allah SWT, baik untuk kuburan, jin dan setan.
            Termasuk juga takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau setan, bahwa mereka bisa membahayakan atau membuatnya sakit, juga mengharapkan sesuatu kepada selain Allah SWT, yang tidak kuasa melakukannya kecuali Allah SWT berupa pemenuhan kebutuhan dan menghilangkan kesusahan, hal yang saati ini dilakukan di sekeliling bangunan-bangunan yang didirikan di atas kuburan para wali dan orang-orang shalih di sebagian wilayah Islam. Allah SWT berfirman: “Dan mereka menyembah selain kepada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada meereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” (Yunus: 18).
2.3.1                     

2.4  Bentuk-bentuk Syirik

Bentuk-bentuk Syirik dapat dibagi kedalam 3 bagian :
1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
            Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
            “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
            Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, sujud, ruku’, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja’ (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu’, khasyah, isti’adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
            Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali seperti shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak dikategorikan di dalamnya. Sungguh indah perkataanSyaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata :
            “Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang bathin.”
            Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan.
            Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )
            Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21 di atas menyatakan sembahlah Rabb kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman kepada semua manusia bahwa Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi serta yang mampu menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu dihasilkan segala jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar kalian mengetahui semua. Maka janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan menyembah dan meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah kalian tidak malu dan berpikir bahwa Allah yang menghidupkan dan yang memberi rezeki kemudian kalian tinggalkan untuk beribadah kepada selain-Nya?
            Allah berfirman: “Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 73-74)
2) Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
            Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
            Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka :
            Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)
            Allah berfirman, “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
            Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya. Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
3) Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat
            Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya, menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Allah berfirman, (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkankepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)

2.5  Bahaya Syirik

1.      Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama)
a.       Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar.
b.      Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat Muslim, kitab az-Zuhud 2985, 46).
c.       Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124).
d.      Termasuk dosa besar yang terbesar.
2.      Syirik Akbar
a.       Kezhaliman terbesar.\
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).
b.      Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).
c.       Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).
d.      Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).
e.       Kekal di dalam neraka.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah: 6).
f.       Syirik adalah dosa paling besar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya): “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 116).
g.      Perkara pertama yang diharamkan oleh Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).
h.      Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihat Quran surah Al-Anaam: 151.
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (Qs. Al-Anam).
i.        Pelakunya adalah orang-orang najis (kotor) akidahnya.
Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis.” (QS. At-Taubah: 2).

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

            Syirik menurut etimologi atau bahasa adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang terjadi antara dua orang atau lebih. Syirik menurut terminology atau istilah adalah syirik kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa maksudnya menjadikan sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa, baik dalam rububiyahnya ataupun uluhiyahnya, tetapi istilah syirik lebih sering digunakan untuk syirik dalam uluhiyahnya.
            Syirik adalah larangan Allah Subhanallahu Wa Ta'aalaa yang paling besar. Syirik juga merupakan perbuatan haram pertama yang harus di tinggal. Syirik di bagi menjadi dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Demikian sudah pembahasan kita kali ini mengenai “syirik” yang mungkin memiliki banyak kekurangan. Maaf atas segala kekurangan karena kesempurnaan hanya miliki Allah SWT semata dan kekurangan milik kami sebagai umat.
Syukron.

DAFTAR PUSTAKA

 

n.d. Cahayakekuatan's Weblog. http://cahayakekuatan.wordpress.com/pengertian-syirik-klasifikasinya/feed/.
Firdaus, Muhammad Ihsan. 2009. Catatan Muslim. Maret 29. http://catatanmuslim.wordpress.com/2009/03/29/pengertian-syirik-dan-bahayanya/feed/.