Majelis Penulis
Majelis Ukhuwah Penulis Bersyariah
Jumat, 28 Juni 2024
BHAKTI SIFA
Sabtu, 15 Juni 2024
Pelatihan Menulis Kisah Nyata dan Fiksi
Pelatihan Menulis Kisah Nyata dan Fiksi
*Ingin menjadi penulis kisah nyata atau fiksi yang
memberdayakan?*
… atau mengalami _writer’s block_ dalam menulis?
Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIT
Sirojul Falah Bogor bekerjasama dengan Pustaka Amma Alamia
_Menyelenggarakan:_
*Pelatihan Menulis Kisah Nyata dan Fiksi*
Pembicara:
1. Dr.
Abd Misno, SHI., SE., MEI., MH (Penulis Buku 100++)
2. Rizki
Fauzi AS (Penulis Buku Fiksi Alternatif)
*Fasilitas:*
1. Bimbingan menulis intensif
2. Buku bisa diterbitkan di Pustaka Amma Alamia dengan
Harga Special
3. Jaringan Penulis Nasional
*Pelaksanaan:*
Hari: Selasa, 18 Juni 2024
Waktu: 20.00 – 21.30 WIB
Media: Google Meet (Offline by Request)
Biaya: Rp. 100.000
*Discount 25% bagi yang menyebarkan ke 5 group
Whattapps*
Silahkan Transfer ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
An. Yayasan Amma Alamia Salama
No. 7244376201
Informasi dan Pendaftaran:
Ibnu: 0851-8336-2632
Abi: 0858-8575-3838
_Karena Kisah Anda Begitu Bermakna…_
KAU DATANG DENGAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KAU DATANG DENGAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
by Rizki FAS
Verse 1:
Di tengah gelap hidupku yang hancur
Dunia runtuh, tiada lagi harapan
Dari keluarga yang retak dan patah
Pendidikanpun gagal, cinta pun terputuskan
Pre-Chorus:
Rasanya ingin menyerah, tak ada lagi jalan
Namun kau datang, sahabatku, berikan sinar terang
Chorus:
Kau berkata, "Bangkitlah, jangan menyerah
Hidup ini tak selalu mudah
Walau dunia terasa kiamat
Aku di sini, untukmu sahabat"
Verse 2:
Dalam setiap luka dan air mata
Kau hadir bagaikan pelangi di badai
Meski kau sendiri punya luka yang sama
Tapi cintamu tulus, tanpa ada jeda
Pre-Chorus:
Kau beri aku kekuatan, menghapus semua keraguan
Denganmu aku percaya, hidup bisa kita hadapi bersama
Chorus:
Kau berkata, "Bangkitlah, jangan menyerah
Hidup ini tak selalu mudah
Walau dunia terasa kiamat
Aku di sini, untukmu sahabat"
Bridge:
Kau tak sempurna, aku pun tahu
Namun kasihmu tak pernah ragu
Denganmu, aku temukan harapan baru
Bersama kita lalui semua beban itu
Chorus:
Kau berkata, "Bangkitlah, jangan menyerah
Hidup ini tak selalu mudah
Walau dunia terasa kiamat
Aku di sini, untukmu sahabat"
Outro:
Kini ku berjalan, dengan semangatmu
Menghadapi dunia, meski penuh rintangan
Terima kasih sahabat, atas kasih dan cintamu
Dalam dirimu, ku temukan kekuatan baru
Chorus:
Kau berkata, "Bangkitlah, jangan menyerah
Hidup ini tak selalu mudah
Walau dunia terasa kiamat
Aku di sini, untukmu sahabat"
Outro:
Denganmu aku percaya, kita bisa melangkah
Walau dunia jatuh, persahabatan kita takkan runtuh
Terima kasih, sahabatku tercinta
Kau adalah cahaya, di gelap hidupku yang gelap
Bogor-Bandung 15062024
Jumat, 23 Februari 2024
Penutupan dan Pelaporan KKM STIT Sirojul Falah Tahun 2024
Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Kuliah
Kerja Mahasiswa (KKM) adalah salah satu dari bentuk program pengabdian kepada
masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai implementasi Tridharma
Perguruan Tinggi. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sirojul Falah Bogor Tahun
2024 ini melaksanakan program KKM di enam desa yang masuk ke dalam wilayah
Kecamatan Sukaraja. Enam desa tersebut adalah: Cadas Ngampar, Sukaraja, Cikeas,
Sukatani, Cibanon dan Gunung Geulis. Jumlah secara keseluruhan ada sepuluh (10)
kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok rata-rata 15 mahasiswa.
Pelaksanaan
yang telah berjalan selama 30 hari akhirnya sampai di akhirnya, yaitu dengan
dilaksanakannya Penutupan dan Pelaporan KKM Tahun 2024 yang dilaksanakan pada
Kamis, 22 Februari 2024 di Aula STIT Sirojul Falah. Kegiatan Penutupan yang
berjalan meriah dengan dihadari oleh para peserta KKM, Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) dan Pejabat Struktural yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Kepala P2MI dan P3M.
Ketua
Pelaksana KKM Tahun 2024 Bapak Dr. Misno, SHI., SE., MEI., MH dalam sambutannya
menjelaskan bahwa KKM ini adalah bentuk dari implementasi ilmu yang telah didapatkan
mahasiswa di kampus. Selain itu program KKM akan terus berlanjut dengan dengan
KKM Mandiri yang dilaksanakan pada semester genap. Sementara Ketua STIT Sirojul
Falah Bapak Kaimudin, M.Si menjelaskan bahwa Program KKM adalah implementasi
dari Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dicanangkan
oleh Pemerintah Indonesia. Manfaat dari KKM ini sangat banyak yaitu memberikan
pengalaman empiris kepada mahasiswa dalam bidang ilmu yang menjadi kekhasan
dari program studinya.
Penutupan
dan Pelaporan KKM STIT Sirojul Falah Tahun 2024 berjalan dengan baik dan meriah
dengan penampilan dari masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil pelaksanaan
KKM di desa masing-masing berupa slide PPT dan Video Pendek. Seluruh kelompok
juga membawa produk yang menjadi unggulan yang akan dijadikan sebagai peserta
dalam Gelar Inovasi Daerah (GID) Tahun 2024.
Kegiatan
KKM yang dilaksanakan setiap tahun menjadi program tahunan yang merupakan bukti
pengabdian STIT Sirojul Falah Bogor kepada masyarakat. Semoga STIT Sirojul
Falah semakin ke maju dan berkembang di masa-masa yang akan dating, Aamiin… (ambp,
23022024)
Kamis, 15 Februari 2024
Kewajiban Taat kepada Pemerintah dalam Hal Ma’ruf
Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Islam
adalah agama yang paripurna, bukti dari kesempurnaannya adalah mengatur seluruh
sendi kehidupan manusia, dari mulai manusia bangun tidur, sampai tidur lagi
bahkan Ketika sedang tidur. Permasalahan yang kecil seperti cara bersih, hingga
masalah besar semisal politk dan kenegaraan juga diatur oleh Islam.
Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja menyelsaikan Pemilihan Umum
(Pemilu), Inshaallah akan memiliki pemimpin yang baru, siapapun yang menjadi
Presiden dan wakil Presiden maka kita sebagai umat Islam wajib taat. Hal ini
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا
اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا
زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ
بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
"Wahai
orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat
59)
Ibnu
Abbas mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu
Huzafah ibnu Qais ibnu Addi ketika ia diutus oleh Rasulullah Saw. untuk
memimpin suatu pasukan khusus. Mereka yang bersamanya wajib untuk taat dengan
perintah dan larangan yang ditetapkan, dalam makna harus satu komando dalam hal
yang ma’ruf.
Imam
Ibnu Katsir menyatakan “Nas-nas tersebut di atas merupakan dalil-dalil yang
memerintahkan agar taat kepada ulama dan pemerintah. Karena itulah dalam surat
ini disebutkan: Taatilah Allah. (An-Nisa: 59) Yakni ikutilah ajaran Kitab
(Al-Qur'an)-Nya. dan taatilah Rasul-(Nya). (An-Nisa: 59) Maksudnya, amalkanlah
sunnah-sunnahnya. Dan ulil amri di antara kalian. (An-Nisa: 59) Yaitu dalam
semua perintahnya kepada kalian menyangkut masalah taat kepada Allah, bukan
durhaka kepada Allah; karena sesungguhnya tidak ada ketaatan kepada makhluk
bila menganjurkan untuk berbuat durhaka terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta.
Al
Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Para fuqaha bersepakat atas wajibnya
taat kepada imam yang mutaghallib (berkuasa melalui perang , kudeta, atau cara
represif lainnya).
Kewajiban
taat kepada pemerintah, dikuatkan dengan sabda dari Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
…أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ
وَإِنْ آمَرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ…
“…Aku
wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah Yang Mahamulia lagi
Mahatinggi, tetaplah mendengar dan mentaati, walaupun yang memerintah kalian
adalah seorang budak hitam…“ HR. Ahmad, Abu Dawud dan Thirmidzi.
Ketaatan
kepada Ulil Amri, atau pemerintah yang sah tentu saja bukan secara mutlak,
tetapi ketaatan yang membawa kepada kebajikan dan kebaikan dunia dan akhirat. Jika
pemerintah memerintahkan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Syariah
Allah Ta’ala maka tentu saja tidak ada kewajiban dalam hal ini. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَطاَعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ
فِي الْمَعْرُوْفِ.
“Tidak
(boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada
Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan” HR. Bukhari dan Muslim.
Imam
al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin Muhammad bin Abi al-‘Izz ad-Dimasqy (terkenal dengan
Ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H
rahimahullah berkata: “Hukum mentaati ulil amri adalah wajib (selama tidak
dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari
ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding
dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman
mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipatgandakan pahala. Karena Allah Azza
wa Jalla tak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan
kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu bergantung pada amal
perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampunan, bertaubat
dan memperbaiki amal perbuatan.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah
mengatakan, “Sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya
memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan
amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari
pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa
mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika
rakyat berbuat zholim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zholim. Jika
tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan
terjadi pada pemimpin mereka. Jika rakyat menolak hak-hak Allah dan enggan
memenuhinya, maka para pemimpin juga enggan melaksanakan hak-hak rakyat dan
enggan menerapkannya. Jika dalam muamalah rakyat mengambil sesuatu dari
orang-orang lemah, maka pemimpin mereka akan mengambil hak yang bukan haknya
dari rakyatnya serta akan membebani mereka dengan tugas yang berat. Setiap yang
rakyat ambil dari orang-orang lemah maka akan diambil pula oleh pemimpin mereka
dari mereka dengan paksaan.
Maka
sebagai seorang muslim wajib kita taat kepada ulil amri atau pemerintah yang
sah, khususnya pada hal-hal yang membawa kepada kemashlahatan dunia dan
akhirat. Adapun jika pemerintah memerintahkan untuk melakukan hal-hal yang dilarang
oleh Allah Ta’ala, maka tidak ada ketaatan. Namun bukan berarti kita melawan pemerintah,
tetapi berusaha untuk menasehatinya dengan baik dan menyampaikan aspirasi bahwa
hal tersebut dilarang dalam Islam. Wallahu a’alam, 15022024.
Rabu, 14 Februari 2024
Manajemen SDM Syariah
By: Misno and AI
Manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) Syariah adalah pendekatan dalam pengelolaan SDM yang
menggabungkan prinsip-prinsip manajemen SDM dengan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Islam. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sesuai dengan ajaran Islam, mempromosikan keadilan, kejujuran, dan
kesejahteraan bagi karyawan, serta memastikan bahwa kebijakan dan praktik SDM
yang diterapkan sesuai dengan hukum-hukum Syariah.
Berikut
adalah beberapa aspek penting dari Manajemen SDM Syariah:
Rekrutmen
dan Seleksi: Dalam Manajemen SDM Syariah, rekrutmen dan seleksi karyawan
dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai Islam. Proses ini harus
mengutamakan kualifikasi dan kompetensi, serta memperhatikan integritas,
keadilan, dan akhlak calon karyawan.
Pengembangan
Karyawan: Organisasi yang menerapkan Manajemen SDM Syariah memberikan perhatian
khusus pada pengembangan karyawan dalam aspek keagamaan, moral, dan
profesional. Ini dapat mencakup penyediaan pelatihan yang mendukung
pengembangan pribadi dan profesional yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Pengelolaan
Kinerja: Penilaian kinerja karyawan dalam Manajemen SDM Syariah mencakup aspek
etika dan moral, selain dari kinerja kerja yang lebih teknis. Karyawan dinilai
berdasarkan kontribusi mereka terhadap nilai-nilai Islam, seperti kejujuran,
kerja keras, dan tanggung jawab.
Kompensasi
dan Manfaat: Sistem kompensasi dan manfaat dalam Manajemen SDM Syariah harus
mematuhi prinsip-prinsip syariah, termasuk dalam hal pengelolaan dana pensiun,
asuransi kesehatan, dan pembagian keuntungan.
Keseimbangan
Kerja-Hidup: Organisasi yang menerapkan Manajemen SDM Syariah juga
memperhatikan keseimbangan antara kegiatan kerja dan kehidupan pribadi
karyawan. Mereka mendorong fleksibilitas kerja dan memberikan perhatian pada
kebutuhan karyawan untuk beribadah dan berinteraksi dengan keluarga.
Manajemen
SDM Syariah bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam, memberikan kesejahteraan bagi karyawan, serta meningkatkan
kinerja dan produktivitas organisasi secara keseluruhan. Ini juga memastikan
bahwa praktik-praktik SDM yang diterapkan di dalam organisasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Bogor, 14022024.
Teori Manajemen Syariah
Oleh: Misno dan AI
Manajemen
Syariah adalah pendekatan dalam pengelolaan organisasi yang didasarkan pada
prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam serta berlandaskan pada hukum-hukum
syariah. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, termasuk dalam hal etika bisnis, keadilan,
tanggung jawab sosial, dan transparansi.
Penerapan
Manajemen Syariah dapat mencakup berbagai aspek dalam pengelolaan organisasi,
seperti manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen sumber daya
manusia, dan lain-lain. Beberapa prinsip utama dalam Manajemen Syariah antara
lain:
1.
**Ketaatan pada Ajaran Islam**: Organisasi yang menerapkan Manajemen Syariah
harus menjalankan operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang
terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
2.
**Keadilan dan Transparansi**: Manajemen Syariah menekankan pentingnya keadilan
dan transparansi dalam segala aspek operasional, termasuk dalam hal keputusan
bisnis, pembagian keuntungan, dan pengelolaan aset perusahaan.
3.
**Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan**: Organisasi yang menerapkan Manajemen
Syariah diharapkan memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan peduli terhadap
lingkungan sekitar. Mereka diharapkan untuk berkontribusi pada kesejahteraan
masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
4.
**Pencegahan Ribawi (Riba)**: Manajemen Syariah menolak praktik riba atau bunga
dalam transaksi keuangan dan investasi. Sebagai gantinya, mereka mendorong
praktik-praktik keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti
profit-sharing (mudharabah) dan jual-beli dengan sistem bagi hasil
(musharakah).
5.
**Pembinaan Etika Bisnis Islam**: Organisasi yang menerapkan Manajemen Syariah
diharapkan mempromosikan etika bisnis Islam yang mencakup jujur, adil, dan
berintegritas dalam semua interaksi bisnis.
Penerapan
Manajemen Syariah tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan Islam, tetapi juga
dapat diterapkan dalam berbagai jenis organisasi, termasuk perusahaan, lembaga
amal, dan lembaga pendidikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan
bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan memberikan manfaat yang lebih
luas bagi masyarakat secara keseluruhan. Bogor 1402024.
Kewajiban Muslim dalam Memilih Calon Presiden Muslim yang Taat
By: Misno and AI
Demokrasi
modern meniscayakan setiap warga negara untuk menggunakan hak pilihnya, hak
untuk memilih pemimpin negara merupakan salah satu keistimewaan yang dipegang
oleh setiap warga negara. Bagi umat Muslim, tanggung jawab ini menjadi lebih
kompleks karena selain mempertimbangkan kualifikasi dan program kerja, mereka
juga memiliki pertimbangan agama dalam memilih calon presiden. Pemilihan
seorang pemimpin yang memegang teguh prinsip-prinsip Islam dan taat pada ajaran
agamanya merupakan kewajiban moral dan spiritual bagi umat Muslim. Bagaimana umat
Islam memilih calon presiden dan wakilnya? Jawabannya adalah dengan memilih
calon presiden dan wakil presiden yang memiliki ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Adapun
beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan adalah:
1.
Konsep Kepemimpinan dalam Islam.
Dalam
ajaran Islam, konsep kepemimpinan sangatlah penting. Seorang pemimpin dianggap
sebagai khalifah, yang bertanggung jawab atas keadilan, kesejahteraan umat, dan
penegakan nilai-nilai agama. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung" (Q.S. Ali Imran [3]: 104). Oleh karena itu,
memilih pemimpin yang taat pada ajaran Islam merupakan bagian integral dari
prinsip-prinsip agama.
2. Tanggung Jawab Umat Muslim dalam Pemilihan Pemimpin
Umat
Muslim memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk memilih pemimpin yang
memenuhi kriteria keislaman. Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam
bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung
jawab atas pengawasannya" (HR. Bukhari). Hal ini menegaskan bahwa
pemilihan pemimpin bukanlah sekadar hak, tetapi juga sebuah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala.
3.
Kriteria Calon Presiden Muslim yang Taat
Dalam
memilih calon presiden, umat Muslim perlu mempertimbangkan beberapa kriteria
penting, antara lain:
a. Ketaatan
pada Ajaran Islam: Calon presiden harus memiliki rekam jejak yang menunjukkan
ketaatan dan komitmen pada ajaran Islam dalam kehidupan pribadi dan publiknya.
b. Keadilan
dan Kesetaraan: Seorang pemimpin Muslim harus mengedepankan keadilan dan
kesetaraan dalam memimpin, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam
Al-Qur'an dan Sunnah.
c. Integritas
dan Kepemimpinan yang Berkualitas: Calon presiden harus memiliki integritas
yang tinggi dan kemampuan kepemimpinan yang berkualitas untuk memimpin negara
dengan baik.
4. Peran Masyarakat dalam Memilih Calon Presiden Muslim yang Taat
Masyarakat
Muslim memiliki peran yang sangat penting dalam memilih calon presiden yang
taat pada ajaran Islam. Mereka perlu melakukan penelitian yang cermat tentang
calon-calon yang tersedia, mengkaji program kerja dan visi-misi mereka, serta
menilai konsistensi mereka dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesimpulan
Memilih
pemimpin merupakan hak yang diberikan kepada setiap warga negara, termasuk umat
Muslim. Namun demikian, bagi umat Islam, pemilihan pemimpin tidak sekadar
masalah politik, tetapi juga merupakan bagian dari kewajiban agama. Memilih
calon presiden Muslim yang taat pada ajaran Islam merupakan manifestasi dari
tanggung jawab moral dan spiritual yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Oleh
karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memilih pemimpin yang mampu memimpin
dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan memiliki komitmen yang kuat
terhadap kesejahteraan umat dan penegakan nilai-nilai Islam. Bogor, 14022024.
Pentingnya Memilih Pemimpin Muslim yang Taat bagi Umat Islam
Oleh: Misno dan Bing
Sebagai
umat Islam, memilih pemimpin memiliki signifikansi yang mendalam. Berdasarkan
Al-Qur'an dan hadits, berikut adalah beberapa sikap yang perlu dipahami oleh
umat Muslim ketika memilih pemimpin:
1.
Kewajiban Menaati Ulil Amri: Dalam surat An-Nisa ayat 59, Allah memerintahkan
umat Muslim untuk menaati aturan yang dibuat oleh ulil amri (pemimpin). Ulil
amri ini akan memegang peran penting dalam masyarakat dan wilayah tertentu.
Oleh karena itu, memilih pemimpin yang memiliki kualitas moral dan etika yang
baik adalah tanggung jawab kita sebagai Muslim.
2.
Kriteria Memilih Pemimpin: Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa ada empat kriteria
utama dalam memilih pemimpin:
- Najdat: Pemimpin harus memiliki cukup
kekuatan dan berwibawa.
- Kifayah: Pemimpin mampu menyelesaikan
segala persoalan.
- Wara': Pemimpin memiliki sikap hidup yang
baik.
- Ilmu: Pemimpin memiliki ilmu pengetahuan
yang bermakna.
3.
Hindari Memilih Pemimpin yang Lemah: Rasulullah SAW juga mewanti-wanti agar
umat Muslim tidak memilih pemimpin yang lemah. Pemimpin harus mengemban tugas
dengan baik dan melaksanakan amanah dengan benar.
4.
Kesadaran Batin: Ketika memilih pemimpin, kita harus menunaikan tanggung jawab
kepada Allah SWT. Pilihan harus didasarkan pada keikhlasan dan bukan pengaruh
ancaman atau suap.
5.
Tanggung Jawab Moral dan Etika: Memilih pemimpin yang baik dan adil bukan hanya
masalah politik, tetapi juga bagian integral dari tanggung jawab moral dan
etika setiap Muslim.
6.
Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Hak Pilih: Setiap Muslim yang memiliki hak
pilih wajib menggunakannya secara bertanggung jawab. Pilihlah pemimpin yang
memenuhi syarat ideal kepemimpinan agar dapat mengemban tugas dengan amanah.
7.
Kepemimpinan dalam Perspektif Islam: Pemimpin yang baik harus bertanggung
jawab, adil, tulus, dan berusaha untuk kepentingan terbaik rakyatnya.
Bagaimana
jika semua calon pemimpin adalah seorang muslim? Maka jawabannya adalah pilih
muslim yang lebih taat dan memiliki track record yang baik di masa lalu. Mereka
yang komitmen dan memiliki loyalitas dengan Islam sejak awal, hingga saat ini
adalah pilihan yang tepat. Jangan terpedaya dengan penampilan, atau janji-janji
dan program yang baru dibuat yang seolah-olah memiliki komitmen tinggi kepada
Islam. Tapi Pilihlah mereka yang memiliki perjalanan hidup yang jelas yaitu
memiliki loyalitas kuat terhadap Islam.
Ingatlah
bahwa memilih pemimpin bukan hanya hak, tetapi juga amanah yang harus kita
laksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Semoga kita selalu
diberikan petunjuk dalam memilih pemimpin yang terbaik bagi umat Islam. Amin,
14022024.
Hari Memilih Nasional
Oleh: Misno
Hari
ini, Rabu 14 Februari 2024 warga negara Indonesia menggunakan hak pilihnya
untuk menentukan presiden dan wakil presiden untuk lima tahun ke depan. Hiruk-pikuk
kampanye dan berbagai terkait dengan pemilihan ini begitu terasa di seanteor
Indonesia. Faktanya bukan hanya presiden dan wakil presiden yang dipilih, namun
juga anggota dewan dari mulai Dewan Perwakilan rakyat (DPR) Pusat hingga DPR
Daerah Tingkat Kabupaten dan Kota Madya. Tak ayal, gegap-gempita Pemilihan Umum
ini begitu membahana.
Calon
Presiden dan Wakil Presiden yang terdiri dari tiga calon telah berkampanye,
bahkan sejak awal deklarasi, dengan berbagai janji-janji dan program-program
unggulan mereka berusaha mendapatkan simpati warga dengan harapan mau memilih
mereka. Tentu saja bukan hanya yang terucap, tetapi berbagai media digunakan
untuk menyukseskan tujuan mereka. Bahkan tidak jarang permainan kotor dilakukan
untuk memenangkan pemilu ini. Salah satu contoh nya adalah berbagai berita hoax
serta trik-trik yang tidak kasat mata, dilakukan oleh beberapa pasangan calon.
Sebagai
warga negara yang baik tentu saja penulis juga akan menggunakan hak pilihnya,
dengan berbagai pertimbangan yang ada dan beberapa informasi yang menyebar di
berbagai media, maka penulis yakin dengan pilihan sendiri, yaitu calon presiden
dan wakil presiden yang memiliki kelebihan khususnya dalam hal loyalitas kepada
Islam dan keadilan serta kesejahteraan untuk rakyat Indonesia. Tentu saja
pilihan saya adalah rahasia saya, sehingga tidak perlu dituliskan di sini,
namun kata kunci yang sebenarnya sudah sangat jelas, bahwa sebagai muslim kita
wajib untuk memilih presiden dan calon presiden yang memiliki track record yang
jelas yaitu membela Islam dan kemanusiaan.
Banyaknya
berita yang beredar terkadang memang membuat masyarakat bingung, namun
perjalanan Panjang dari calon presiden dan wakil presiden serta partai yang
mengusungnya sudah sangat jelas memberikan gambaran kepada kita bagaimana dan
siapa yang akan kita pilih. Kita memilih calon presiden yang memiliki loyalitas
kepada Islam dan Indonesia tanpa mengesampingkan agama dan kepercayaan lainnya.
Walaupun bisa jadi ujungnya calon yang kita pilih tidak menjadi, tapi kita
sudah berusaha untuk menyokong. Apabila menjadi kenyataan pilihan kita menjadi
presiden maka tentu itu yang diharapkan.
Semoga
Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah, inayah dan keberkahannya untuk
negara Indonesia, para pemimpinnya dan masyarakat pada umumnya, Aameen ya
Rabbal Aa’lameen… Bogor, 14020224.