Oleh : Muhammad Badri
Wahai saudaraku kaum muslimin semua demikian juga para pemuda, ketahuilah bahwasanya masa muda adalah masa yang sangat rentan, oleh sebab itu jagalah diri dan kuatkan iman.
Dalam hadits ini Nabi kita menyuruh agar kita menjaga masa muda sebaik-baiknya sebelum datang nanti masa tua, karena tatkala masih muda kita mampu untuk melaksanakan segala aktifitas dengan gampang dan mudah, mempunyai kekuatan untuk beribadah kepada Allah, tatkala masih muda badan kita masih segar, tapi tatkala sudah tua nanti, jangankan untuk berdiri atau berjalan melaksanakan ketaatan kepada Allah, untuk buang air saja pergi ke kamar kecil misalnya dia membutuhkan bantuan orang lain untuk menuntunnya.
Kita bisa melihat sendiri kenyataannya, kita lihat di sekeliling orang yang sudah tua, bagaimana keadaannya, berbeda jauh dengan tatkala mereka masih muda dulu. Dia mau mendengarkan nasehat dari para ulama atau ustadz, pendengarannya sudah berkurang atau bahkan ada yang sudah tidak mampu lagi untuk mendengar suara kecuali kita berbicara di depan telinganya, mau membaca Al Quran penglihatannya sudah berkurang sudah rabun, untuk berjalan menuntut ilmu tidak mampu, lantas apa yang dapat kita lakukan tatkala masa tua sudah datang, oleh sebab itu tatkala masih muda pergunakanlah dengan baik untuk beribadah menjalankan ketaatan dan beramal shalih sebanyak-banyaknya, karena kalau sudah tua tidak akan bisa seperti tatkala kita masih muda.
Masa muda itu hanya sekali saja maka jangan sampai digunakan untuk hura-hura dan berlalu begitu saja, manusia tidak sama dengan mahluk yang lainnya. Sebagian makhluk akan kembali menjadi muda dengan berganti kulit contohnya ular, ia mampu untuk kembali muda lagi dengan cara berganti kulit.
Namun manusia, apakah kalau sudah keriput kulitnya bisa berganti dengan kulit yang masih bagus? penyakit yang tidak ada obatnya adalah pikun atau tua, kalau kulit sudah keriput, tidak ada bedanya antara yang cantik dengan yang jelek antara yang ganteng dengan yang tidak, demikian juga yang putih dengan yang hitam, yang namanya keriput ya keriput, yang membedakan adalah amalan yang ia kerjakan tatkala masih muda.
Di sana ada syair arab yang artinya kurang lebih bermakna : “Duh.... seandainya masa muda itu kembali lagi”. Tapi ini semua tidak akan mungkin, nasi sudah menjadi bubur, manusia bukan seperti ular dan ini adalah sesuatu yang mustahil terjadi.
Wahai kawula muda kalian ini adalah tulang punggung Agama, pemuda sekarang adalah generasi yang akan datang, bagaimana masa depan nanti kalau generasinya mempunyai Aqidah yang jelek Iman yang kurang dan lain sebagainya.
Wahai saudaraku menangislah di masa remajamu kelak engkau akan tertawa di masa tuamu, tapi apabila tertawa di masa muda kelak engkau akan menangis dan menyesal di masa tua. Artinya kalau kita tidak memanfaatkan masa muda dengan baik akhirnya nanti akan menyesal dan penyesalan itu pasti datangnya belakangan, tidak ada sejarahnya orang menyesal dulu baru berbuat.
Jangan mengikuti atau terbawa arus omongan orang yang mengatakan bahwa hidup hanya sekali maka harus dinikmati, memang hidup cuma sekali tapi kalau yang dimaksud adalah berhura-hura dan tidak tahu aturan hidup maka perbuatan itu tercela.
Allah telah menerangkan dalam Al-Quran supaya kita jangan mengikuti kebanyakan orang, karena kebanyakan orang sekarang ini sudah lalai dengan aturan syariat, di dunia ini banyak yang pintar tapi jarang orang yang benar, banyak orang yang pintar tapi jarang orang yang jujur. Allah berfirman :
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS Al An'am : 116 )
Pada zaman yang katanya adalah zaman modern, zaman milenium, globalisasi atau sebutan-sebutan yang lainnya, para pemuda-pemudinya sudah lupa dengan aturan Agamanya. Jangankan untuk melaksanakan syariat Agama, untuk belajar atau mempelajarinya saja sudah tidak mau lagi, mereka menganggap bahwa pelajaran Agama hanya sekadar tambahan, ada yang mengatakan lagi kita dari dulu sudah Islam dan lain sebagainya.
Kita bisa melihat sendiri berapa banyak dari pemuda kita yang aktif di kegiatan masjid untuk menuntut ilmu syar'i? kebanyakan mereka jarang yang mau datang ke masjid, mereka lebih memilih kegiatan di luar dari pada kegiatan di masjid.
Padahal kalau kita lihat belajar Agama atau syariat Islam ini adalah wajib bagi kita semua. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits;
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang muslim" (HR Ibnu Majah muqodimah bab 17:224 dan Tirmidzi : 2.)
Yang dimaksud ilmu dalam hadits ini adalah ilmu Agama karena itulah yang bermanfaat nanti di akhirat. Ilmu tentang apa itu Islam? apa itu iman? bagaimana cara melaksanakan ibadah? dan lain sebagainya dari masalah-masalah Agama.
Selain itu juga manusia akan diangkat derajatnya karena ilmu bukan karena yang lainnya sebagaimana dalam ayat-Nya;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujaadilah (11))
Ketahuilah bagaimana pergaulan para pemuda-pemudi kita sekarang ini, mereka sudah diracuni dengan yang namanya arus globalisasi, mereka sudah lupa aturan, pergaulan bebas, narkoba minuman keras, nongkrong di jalanan sambil bernyanyi-nyanyi, mereka tidak sadar kalau itu semua sudah menyia-nyiakan masa mudanya, mengurangi masa hidupnya, kalau ada orang yang tidak mau seperti itu mereka bilang kolot gak gaul, gak trendi dan lain sebagainya.
Bukan namanya lelaki kalau dia belum minum minuman keras, bukan yang namanya lelaki kalau tidak menghisap rokok. Inikah generasi kita yang akan datang? inikah harapan Agama dan bangsa ini? inikah yang akan menggantikan kita nantinya? apa yang diharapkan dari generasi yang aqidahnya tidak bagus, tidak paham masalah Agama.
Ingat wahai saudaraku para pemuda dan pemudi, kalian adalah harapan orang tua, semua orang tua mengharapkan supaya anak-anaknya menjadi orang yang baik walaupun mungkin orang tuanya tidak baik. Mereka menginginkan dari anaknya kebaikan supaya menjadi orang tinggi derajatnya di mata manusia dan terlebih lagi di hadapan Allah dan itu yang lebih utama dari yang lainnya.
Jangan kita mengecewakan kedua orang tua, menyakiti hati mereka dengan perbuatan jelek yang kita lakukan. Dalam syariat Islam, mengucapkan kepada keduanya perkataan uf.. atau ah... saja dilarang bagaimana dengan menyakiti hari mereka, tentunya itu lebih dilarang.
Mereka hanya mengharapkan dari anaknya kebaikan supaya anaknya jadi anak yang sholeh. Sudah begitu banyak kebaikan orang tua kepada kita, sejak kita masih dalam kandungan ibu sampai sekarang ini, ibu mengandung dengan susah payah dan mengurus kita sejak kecil, demikian juga ayah, mencarikan nafkah untuk kebutuhan makan kita.
Oleh sebab itu jangan sampai mereka murka karena melihat anaknya durhaka, tidak mau taat. Tentunya ketaatan itu dalam hal yang baik, kalau dalam hal yang dilarang maka tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah.
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُون
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman (15)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ جَيْشًا وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلًا فَأَوْقَدَ نَارًا وَقَالَ ادْخُلُوهَا فَأَرَادُوا أَنْ يَدْخُلُوهَا وَقَالَ آخَرُونَ إِنَّمَا فَرَرْنَا مِنْهَا فَذَكَرُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِلَّذِينَ أَرَادُوا أَنْ يَدْخُلُوهَا لَوْ دَخَلُوهَا لَمْ يَزَالُوا فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَقَالَ لِلْآخَرِينَ لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan dan sesungguhnya ketaatan itu dalam hal yang baik. (HR. Muslim Kitab Imaroh; 39 dan Abu Dawud kitab jihad: 87)
Kalau kita disuruh oleh orang tua untuk menyekutukan Allah baru kita tidak boleh taat, demikian juga jika disuruh melakukan perbuatan yang dilarang dan termasuk kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tapi kalau orang tua menyuruh untuk berbuat sesuatu yang itu boleh dan tidak dilarang maka hendaknya kita melaksanakannya sebagai rasa bakti kita kepada mereka, misalnya disuruh untuk membantu ibu masak atau membantu ayah memperbaiki rumah dan lain sebagainya, kapan lagi kita bisa berbakti kalau tidak sekarang, selagi mereka masih hidup dan kita diberi kekuatan untuk berbuat baik kepada mereka, kalau orang tua sudah meninggal dunia sudah tidak bisa lagi kita membantu mereka mungkin hanya doa yang bisa kita lakukan.
Jangan sampai kita durhaka kepada mereka, karena itu termasuk perbuatan dosa besar. Jika kita sudah sukses dan hidup mewah jangan sampai kita lupa dengan jasa orang tua.
Nabi kita telah mengabarkan kalau durhaka kepada orang tua termasuk perbuatan dosa besar:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ ح و حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ ثَلَاثًا أَوْ قَوْلُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Rasululloh telah bersabda: “Dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, persaksian palsu, dan Rasululloh mengulang-ulangi perkataannya sampai kita (para sahabat) berkata mudah-mudahan beliau diam. (Riwayat Bukhori kitab adab: 7/ 70-71)
Cintanya orang tua kepada kita tidak terhingga, sepanjang masa. Mereka hanya memberi kebutuhan anaknya dan tidak mengharapkan balasan ataupun ganti, bagaikan matahari yang menyinari bumi, setiap orang tua melindungi anaknya supaya tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bermanfaat di muka bumi ini, namun kasih sayang seorang anak hanyalah sedikit, tidak ada bandingannya dengan jasa orang tua. Terlebih lagi ibu, kita harus berbakti kepadanya sebagai mana dalam hadist;
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ شُبْرُمَةَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ وَقَالَ ابْنُ شُبْرُمَةَ وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ مِثْلَهُ
Telah datang kepada Rasululloh seorang laki-laki dan bertanya wahai Rasululloh siapa yang paling berhak untuk berbuat baik padanya maka Rasululloh menjawab; ibumu, kemudia laki-laki itu berkata lagi kemudian siapa beliau menjawab lagi; ibumu, kemudian siapa lagi beliau menjawab; ibumu kemudian bapakmu (Hadist riwayat Bukhori kitab adab : 7/69)
Kalau ibu menyuapin kita dari lahir sampai mampu makan sendiri, berapa kali ibu melakukannya? Dan sekarang dibalik berapa kali kita sudah menyuapin ibu makan? Ayah memberi kita uang dari kecil sampai mungkin sekarang, berapa semuanya? Dan berapa uang yang sudah kita kasihkan kepada ayah?
Maka tidaklah pantas kalau kita durhaka kepada mereka, terkhusus lagi kita wahai para pemuda, selagi kita masih muda dan mampu untuk berbuat baik kepada orang tua maka berbuat baiklah dengan apa yang kita mampu, dan pergaulilah mereka dengan pergaulan yang baik dengan perbuatan yang dapat menyenangkan hati mereka. Karena begitu besar jasa mereka sehingga Allah memerintahkan kepada kita untuk berbakti dan mendoakan mereka, sebagaimana telah Allah sebutkan dalam ayat-Nya;
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Israa' (23-24)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan supaya kita beribadah hanya kepada Allah dan itu adalah yang pertama karena Dialah yang telah menciptakan dan juga telah memberikan kecukupan berupa nikmat yang banyak, setelah itu barulah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua bagaimanapun keadaan mereka.
Jangan sekali-kali kita mengatakan perkataan uf, ah atau yang semakna dengan itu kepada orang tua dan juga jangan sampai membentak mereka, namun berkatalah kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut, perkataan yang baik. Tunjukkan kepada mereka kalau kita sayang dan mencintai mereka.
Selain itu Allah juga memerintahkan kepada kita agar mendoakan kebaikan bagi keduanya, dan memintakan ampunan atas apa yang mereka perbuat dari dosa kepada Allah.
Namun pemuda sekarang sudah lalai dengan hal ini, seakan-akan jasa orang tua itu masih kurang, bahkan ada yang sampai menyalahkan orang tua, gara-gara orang tua hidupnya menjadi suram, jauh dari kesuksesan. Dia tidak ingat lagi kalau kesuksesan dan kebahagiaan hanya di tangan Allah, bagaimana mungkin Allah akan memberikan kesuksesan kalau dia sendiri saja sudah lupa dengan perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tuanya.
Dan perlu diingat wahai saudaraku, tidak ada seorang pun yang ingin anaknya sengsara, tidak ada orang tua yang ingin anaknya durhaka. Maka koreksilah diri kita masing masing, apakah kita sudah taat kepada Allah, apakah kita sudah berbuat baik kepada orang tua kita. Karena ketaatan kepada Allah akan memberikan jalan keluar dari masalah yang ia hadapi dan akan mendatangkan rizki yang tidak disangka.
Para pemudi saat ini juga telah banyak yang sudah lupa aturan Agama dalam berpakaian, mereka mengumbar aurat di jalanan, maka jangan sampai heran bila banyak terjadi kejahatan terhadap wanita, itu semua disebabkan aurat wanita dipamerkan, mereka berpakaian tapi pada hakekatnya mereka itu telanjang sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَ
Dari Abu Hurairoh dia berkata telah bersabda Rasululloh ada dua kelompok penghuni neraka di mana Nabi belum pernah melihatnya, satu kaum yang membawa pecut, dan mereka gunakan untuk memukul manusia dan satu kelompok yang lainnya adalah wanita yang berpakaian akan tetapi pada hakekatnya mereka telanjang, mencondongkan wanita lain, dan kepala mereka seperti punuk onta yang miring, mereka tidak akan masuk kedalam surga, dan juga tidak akan mencium baunya, walaupun baunya surga tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian, (Hadits riwayat Muslim kitab jannah dan nikmat nikmatnya: 7123 kitab libas (pakaian): 5547)
Demikianlah fenomena di tengah masyaraka kita, banyak dari kalangan wanita yang berpakaian seperti tidak berpakaian karena begitu tipis sehingga membentuk tubuhnya, ini semua mendatangkan fitnah bagi kaum laki-laki, kita bisa lihat wanita mana yang suka diganggu di jalanan, tentunya mereka yang berpakaian seksi, mereka yang mengenakan pakaian atau celana yang presbody.
Wahai saudariku muslimah, kehormatan adalah sangat mahal harganya, kita jaga, jangan sampai hilang. Jagalah kehormatanmu seperti engkau menjaga perhiasan atau barang yang engkau suka, kalau kamu mempunyai permata intan berlian tentulah engkau akan menjaganya dari orang yang hendak mengambil, begitu juga dengan kehormatanmu.
Tabiat wanita adalah pemalu, jangan hilangkan fitrahmu sebagai wanita hanya demi kesenangan dunia dan ketenaran. Ingatlah wahai saudaraku ancaman dalam hadits di atas seseorang tidak akan masuk surga karena perbuatannya berpakaian akan tetapi tidak sesuai dengan syar'i melanggar aturan dan tata cara berpakaian.
Di sana ada cerita tentang seorang wanita yang masuk neraka karena menyiksa kucing, ia disiksa karena tidak memberinya makan hingga akhirnya kucing tersebut mati, ini sepertinya perkara yang sangat sepele hanya karena tidak memberi makan kucing. Bagaimana dengan yang lebih dari itu? Yang dia tidak mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya??
Benarlah sabda Nabi kita, telah terbukti pada zaman sekarang ini, para wanitanya tidak memakai jilbab lagi, keluar rumah dengan berpakaian setengah jadi, memakai kaos yang belakangnya sobek sudah menjadi trendi, pakai pakaian yang belum dikasih lengannya sudah gak aneh lagi, pakai rok yang belum dijahit belahannya sudah enak katanya, ini pada zaman kita bagaimana dengan generasi yang akan datang, tentunya yang namanya setan tidak akan puas sampai di sini, dia akan menggoda manusia sampai mereka tidak beriman sama sekali.
Oleh sebab itu kalau kita menjumpai saudara perempuan atau teman perempuan, ingatkan masalah ini karena masalah ini adalah masalah yang besar bukan masalah yang ringan, namun banyak dari manusia yang tidak mau memperhatikan hal ini, bahkan ada yang mengatakan kalau pakaian itu hanya adat istiadat, mengikuti adat setempat tidak jadi masalah selagi tidak melanggar syariat kalau ada suatu adat yang dilarang dalam syariat maka kita tidak boleh melakukannya dalam kehidupan.
Apakah kalau ada di tempat kita tinggal orang yang meninggal dunia kemudian dibakar kita mengikuti yang demikian? Demikian juga apakah jika adat wanitanya membuka aurat kaum muslimah boleh mengikuti hal tersebut? tentu jawabnya tidak! Semua perbuatan itu baik atau buruk ditimbang dengan syariat.
Memakai jilbab adalah wajib hukumnya sebagaimana dalam firman Allah;
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab (59)
Perhatikanlah ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk menyuruh kepada istri-istri dan anak-anak beliau dan yang terakhir adalah memerintahkan kepada para wanita muslimah, kalau dia adalah seorang mukmin dan mukminah maka dia terpanggil dalam perintah ini, perintah berjilbab bukan hanya istri atau anak Nabi saja atau orang arab saja akan tetapi kepada semua orang yang mengaku dirinya seorang mukminah.
Perhatikan wahai saudaraku, yang memerintahkan untuk berjilbab adalah bukan bapak dan ibu kalian, atau saudara kalian akan tetapi yang memerintahkan adalah Allah yang telah menciptakan kalian memberi kecukupan kepada kalian, tidak pantas kalau ada seorang mukmin yang tidak mau taat kepada-Nya, kalau diperintah orang tua saja harus taat bagaimana dengan perintah Allah, maka lebih harus taat.
Kalau pembahasan sebelumnya banyak membahas tentang wanita maka bagaimana dengan kaum Adamnya?, mereka juga tidak jauh berbeda. Ada yang dari mereka yang ingin seperti wanita, memakai anting-anting, bertato dan sebagainya. Apalagi kalau mereka mengikuti idola dari bintang film, atau penyanyi. Mereka meniru cara berpakaian, tingkah laku, dan kebiasaan idolanya. Kalau ada bintang film yang bertato dia ikut-ikutan, bahkan mungkin ada yang idolanya pakai pakaian compang camping, sobek atau sengaja disobek, maka dia ikut juga, inikah akhlak seorang pemuda muslim?
Wahai saudaraku kita mempunyai contoh yang lebih baik dari bintang film, itulah tuntunan kita Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Mengapa kita mengikuti orang-orang yang tidak jelas? Mengapa kita harus mengidolakan orang yang jelas-jelas bermaksiat kepada Allah. Kita berlindung dari yang demikian itu.
Islam telah mengatur semua sendi kehidupan manusia, dari masalah yang besar sampai yang terkecil termasuk di dalamnya adalah adab berpakaian, ini yang harus kita perhatikan wahai saudaraku, kita mempunyai aturan hidup yaitu Al Quran dan kita juga mempunyai contoh yang baik yaitu Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasalam, agar hidup kita bermanfaat, sebelum semuannya terlambat mulailah dari sekarang, dan pintu taubat itu akan terbuka lebar bagi orang yang mau bertaubat, tentunya taubat itu akan diterima sebelum nyawa ada di tenggorokan dan sebelum matahari terbit dari arah barat.
Selain itu orang tua juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik generasi mudanya agar taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan memerintahkan kepada mereka untuk beramal sholeh sejak dini, karena kemungkaran dan kemaksiatan yang dilakukan para pemuda kita dipengaruhi dari berbagai faktor, baik dari luar maupun dalam, kalau dari luar pengaruh berbagai macam media baik cetak maupun elektronik, apalagi pada zaman sekarang apa yang tidak ada? Contohnya saja internet, manusia dapat mengetahui apa yang dia inginkan dari yang paling bagus sampai yang paling jelek semuanya ada. Ini adalah salah satu teknologi yang dapat kita ambil manfaatnya ini termasuk juga nikmat yang diberikan Allah. Namun di sana juga banyak terdapat bahayanya bagi mereka yang lemah imannya dan mengikuti hawa nafsu.
Kalau internet mungkin masih ada yang belum bisa untuk memanfaatkannya, karena kurang paham masalah internet. Namun bagaimana dengan televisi, kalau zaman dulu mungkin ini termasuk barang yang langka satu desa hanya satu rumah yang memilikinya, kalau sekarang hampir setiap rumah mempunyainya bahkan ada yang satu rumah ada beberapa buah, hal ini bukan hanya terjadi di kota besar namun di pedesaanpun tidak jauh berbeda.
Dulu mereka tidak mengenal apa yang namanya parabola, vcd dan lain sebagainya, sekarang sudah bukan hal yang aneh lagi.
Contoh yang lain adalah handphone, pada zaman dulu, atau mungkin masa kecil kita, hp adalah barang istimewa yang dimiliki orang kaya, tapi sekarang dari anak kecil sampai kakek-nenek pegangannya hp, dari pedagang sampai petani, dan juga yang sangat mengherankan ada orang yang meminta-minta di jalan diapun punya hp.
Kita tidak mengatakan semua itu tidak ada manfaatnya, semuanya itu ada manfaatnya, namun harus kita perhatikan bagaimana kita menggunakan fasilitas itu untuk menunjang kita beribadah kepada Allah melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Ini kenyataan yang sekarang terjadi sadar atau tidak inilah yang kita lihat.
Lalu, apa yang ditayangkan di televisi? apakah nasehat setiap waktu? apakah kajian ilmu Agama yang mengajarkan bagaimana cara menjalani kehidupan menurut Al Quran dan sunnah Rasu-Nya? semua kita bisa untuk menjawabnya, tentunya yang ditayangkan adalah hanya kesyirikan, kebid'ahan, kemungkaran kemaksiatan dan perbuatan dosa, apakah untuk ini masa muda kita habiskan?
Wahai saudaraku, ini adalah salah satu cara dari berjuta macam cara musuh kita menghancurkan Islam. Kalau kawula mudanya sudah asyik terlena dengan acara-acara yang seperti itu, mereka akan malas untuk menuntut ilmu, kalau mereka sudah malas untuk menuntut ilmu tentunya mereka akan dengan mudah dihancurkan.
Orang -orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho dengan kaum muslimin dan berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan kita sampai kita mau mengikuti agama mereka, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah;
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al Baqarah (120)
Wahai saudaraku kawula muda, janganlah turuti hawa nafsu kalian, jangan turuti ajakan syetan untuk berpaling dari jalan Allah, nantinya kalau kita mengikuti langkahnya syetan pada hari kiamat mereka berlepas diri dari kita, karena mereka sudah meminta izin kepada Allah untuk menggoda manusia dan Allah memberikannya sebagai cobaan bagi manusia.
Dan juga jangan mengikuti perkataan orang yang mengatakan (masa kecil bermanja-manja, masa-muda berhura-hura, masa tua berleha-leha, mati masuk surga) pantasnya yang terakhir adalah masuk neraka bukan surga karena surga itu diperuntukkan bagi orang yang mau taat kepada Allah, bagaimana dia akan masuk surga dia tidak menggunakan masa mudanya untuk beramal sholeh.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ مِنْ الْيَمَنِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَن
Nabi kita telah bersabda: benar-benar kalian akan mengikuti jalan-jalannya orang yang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai kalau mereka masuk ke lubang biawak kalian akan mengikutinya, kemudian para sahabat bertanya: “Apakah mereka Yahudi dan Nasroni wahai Rasululloh? Rasululloh menjawab “Siapa lagi kalau bukan mereka". (HR Bukhori: 3456 dan Muslim 2669)
Sebelum datang masa tua pergunakanlah waktu muda kita untuk sesuatu yang bermanfaat baik di dunia lebih-lebih di akhirat, jangan sampai ada masa muda kita yang berlalu begitu saja. Tinggalkan sesuatu perbuatan dan perkataan yang tidak ada gunanya, itulah ciri kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ [حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
“Dari Abu Hurairah' Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya' ".. (Tirmidzi, Hadits Hasan kitab zuhud: 2317, Ibnu Majah kitab fitan;3976 Malik muwatho’ kitab husnul huluq;2/903)
Seorang manusia harus memperhatikan perkataan dan perbuatannya, menjaga lisannya dari perkataan yang jelek, menjaga perbuatannya dari bermaksiat, jangan sampai dalam berkata kita malah berbuat dosa, dan juga akan disiksa oleh Allah, syariat telah mengajarkan kepada kita dan menerangkan tentang adab berbicara, sebelum berbicara hendaknya dipikirkan terlebih dahulu apa yang hendak diucapkan, jangan asal keluar, apabila perkataannya tidak membahayakan baginya dan mengandung manfaat maka berkatalah, namun kalau membahayakan atau ragu dan tidak ada manfaatnya maka tinggalkan, dalam hadits yang lain Nabi kita memperingatkan tentang berbicara :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ . [رواه البخاري ومسلم]
“Dari Abu Hurairah"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya". (Bukhari 10/445 kitab adab; 6017 dan Muslim(1/67) kitabl iman; (75/47)
Perhatikan hadits ini, hanya ada dua pilihan kalau tidak bisa berbicara yang baik maka disuruh untuk diam, berbicara yang ada manfaatnya atau dia tidak mengucapkan apa-apa.
Banyak dari kalangan muda-mudi atau juga bahkan tidak ketinggalan orang tuanya, mereka menghabiskan waktu, umur dan masa mudanya hanya untuk ngobrol ke sana ke mari, membicarakan kesalahan orang, ghibah, namimah, atau sebutan yang sekarang lagi ngetrend padahal itu termasuk perbuatan ghibah yaitu ngerumpi atau gosip.
Yang lebih membuat hati ini merasa sedih lagi adalah perbuatan ini dijadikan sebuah acara dan ditayangkan di media elektronik, itu semua didengar dan dilihat oleh jutaan manusia, ini perbuatan dosa, maksiat yang sudah terang-terangan, tapi kenapa dipertontonkan?
Mungkin manusia tidak ada rasa malunya lagi, sehingga berbuat kemaksiatan terang-terangan. Mana fitrah kalian wahai saudaraku, Allah telah memberikan kepada kita fitrah yang baik, di antaranya adalah rasa malu. Malu kalau perbuatan jeleknya diketahui orang lain, malu kalau perbuatan maksiat dia diketahui orang banyak. Kalau sudah hilang rasa malunya apa bedanya mereka dengan makluk yang tidak mempunyai akal pikiran.
Kita bersyukur diberikan waktu untuk menikmati masa muda, rasa syukur ini kita wujudkan dengan ketaatan kepada Allah, bukan digunakan untuk bermaksiat, memang tatkala kita menjalankan ketaatan, memerangi hawa nafsu sangat susah sekali, membutuhkan kepada semangat yang tinggi.
Godaan itu datang dari berbagai arah dan berbagai cara, masing-masing orang berbeda, semakin orang itu bertaqwa semakin berat cobaannya, bertaqwa bukan segampang membalikan telapak tangan, begitu gampang dan mudah. Taqwa memerlukan pengorbanan, baik berupa ucapan, amalan dan berbagai bentuk kesenangan yang melalaikan.
Bagi orang yang sudah tua mungkin sudah tidak heran lagi kalau mereka tambah tua tambah taat kepada Allah, karena mungkin mereka mengikuti ilmu padi, semakin usianya tua semakin merunduk, itu hanya ibarat atau misal saja, sebagai gambaran orang semakin dia tahu ilmu tambah usianya menjelang tua semakin dia taat dan tunduk kepada Allah, dan mengikuti ilmu padi ini baik, yang kurang baik adalah mereka yang mengikuti pepatah “tua-tua keladi makin tua makin menjadi jadi” semakin dia dekat dengan ajalnya malah mereka tambah lupa kepada Allah. Kita berlindung dari sifat seperti itu. Akan tetapi bagi anak muda yang taat menjalankan perintah Allah boleh dibilang sangatlah jarang ditemukan.
Kita bisa melihat kenyataan di lapangan, banyak mana antara anak muda dengan orang tua yang datang ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah? Dan juga sebaliknya banyakan mana antara orang tua dan anak muda yang datang ke tempat hiburan? Bahkan mungkin ada juga dari orang tua yang ikut bergabung dengan mereka kata mereka biar tidak ketinggalan zaman alias gaul.
Wahai saudaraku, penulis punya sedikit cerita waktu berdakwah di suatu tempat, yang datang ke masjid untuk melaksanakan sholat, untuk belajar mengaji, mendengarkan kajian adalah mereka yang sudah mempunyai gelar lansia alias lanjut usia, pertanyaan besar, mana anak-anak muda kita? Mana generasi kita? Mana pengganti setelah kita meninggal dunia?
Inilah seribu pertanyaan yang muncul dari mereka yang peduli dengan generasi muda, yang peduli dengan ajaran Agama Islam ini, seakan-akan masjid adalah tempat khusus untuk orang yang sudah dekat dengan kematian, berumur enam puluhan ke atas, adapun yang baru belasan belum pantas.
Ya... mungkin mereka mempunyai banyak pekerjaan atau tugas, kita berbaik sangka kepada mereka, tapi kesibukan apa? pekerjaan apa? sehingga mengalahkan hak Allah yang telah menciptakan, memberi rizki dan sebagainya, ini mungkin satu contoh dari beribu contoh yang ada. Mungkin saudaraku kaum muslimin semuanya pernah melihat dan menyaksikan kenyataan ini. Mana yang kita dahulukan antara pekerjaan dengan panggilan Allah? tentunya panggilan Allah yang kita dahulukan, kecintaan kita kepada yang lain harus setelah kecintaan kita kepada Allah dan juga Rasul-Nya. Dalam hadits disebutkan bahwa kita dilarang dari yang demikian itu.
Disebutkan dalam sebuah hadits :
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Dari Anas dia berkata telah bersabda Rasululloh: “ tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga saya lebih dicintai dari bapaknya, anaknya dan manusia semuanya” (HR Bukhori kitabul iman:7 dan Muslim kitabul iman: 69 dan 70)
Dari pada mereka menghabiskan masa muda untuk bersantai-santai, alangkah bagusnya mereka gunakan untuk menuntut ilmu, belajar sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas bahwa menuntut ilmu Agama adalah kewajiban semua kaum muslimin, baik itu masih muda atau sudah tua, laki-laki ataupun perempuan.
Belajar di masa kecil atau muda bagaikan mengukir di atas batu, adapun belajar di masa tua bagai mengukir di atas air, inilah gambaran bagi orang yang belajar pada masa muda, pelajaran atau ilmunya akan cepat untuk diserap dan akan susah untuk hilang ia akan selalu membekas dalam jiwa.
Berbeda dengan orang yang belajarnya pada usia tua, mereka sudah banyak tanggungan yang harus dia kerjakan, belum lagi pikiran yang macam-macam sehingga konsentrasi untuk belajar sudah tidak ada lagi, betapa nikmatnya kalau ada pemuda yang mampu menggunakan masa mudanya untuk menghafal Al-Quran, hadits dan ilmu yang bermanfaat lainnya. Hal ini bukan berarti orang yang sudah tua tidak harus untuk belajar atau putus asa dari rahmat Allah, mereka tetap mempunyai kewajiban itu karena menuntut ilmu itu dari buaian sampai liang lahad.
Kalau kita mau membaca perjalanan para sahabat Nabi, kita akan mendapatkan begitu banyak manfaat, diantaranya adalah yang berkaitan dengan masalah ini, misalnya Abu Bakar, umur berapa beliau belajar Al-Quran? Demikian juga sahabat yang lainnya. Mungkin dapat dipahami karena mereka orang Arab sehingga gampang untuk mempelajarinya, kita bukan orang Arab.
Tapi wahai saudaraku, jangan sampai kita merasa tidak mampu untuk melaksanakan, kita berusaha dan berdoa insya Allah semuanya dapat kita kerjakan kalau kita ikhlas karena Allah. Kita hanya dituntut untuk berusaha yang menentukan adalah Allah saja.
Syariat Islam ini untuk semua manusia, tidak memandang suku atau bahasa, tidak juga Arab atau selain Arab. Oleh sebab itu kita tetap berusaha semampu kita, misalnya saja belajar membaca Al-Quran, mungkin ada yang dengan cepat untuk mampu membacanya, ada juga yang tidak.
Bagi kita yang membacanya lancar maka akan diberkan pahala yang banyak, namun bagi yang membacanya kurang lancar dan terbata-bata jangan berkecil hati karena baginya ada dua pahala, pahala belajar dan pahala membaca. Maka jangan sampai kita menyerah dan untuk tetap berusaha mempelajarinya.
Allah tidak suka pada mereka yang sombong dan tidak mau untuk belajar, mereka sudah tidak mampu untuk membaca ditambah lagi malas untuk belajar merasa malu karena sudah tua, merasa gengsi mungkin karena yang mengajarkan jauh lebih muda darinya.
Belajar itu tidak melihat kepada orang yang mengajarkan, kecil atau besar, namun melihat kepada ilmu yang diajarkan, kalau ilmu itu dari Al Quran dan sunnah yang shohih dan mengikuti pemahaman sahabat maka kita ambil dan itulah yang benar. Kebanyakan mereka enggan untuk belajar dari orang-orang yang berada di bawah mereka, mereka hanya mau belajar sama orang yang terkenal, terpandang di media masa atau elektronik, mereka tidak memperdulikan apakah ilmu yang disampaikan benar atau tidak, menurut mereka yang penting terkenal dan banyak pengikutnya.
Banyak pengikutnya dan terkenal bukan ukuran kebenaran, ukuran kebenaran adalah ditimbang dari Al-Quran dan sunnah, bukan dengan hawa nafsu dan semangat yang membara tanpa didasari ilmu.
Maha besar Allah yang telah menciptakan segalanya, menciptakan manusia dengan beraneka ragam, bahasa warna kulit dan sebagainya. Ini semua adalah termasuk tanda kebesaran Allah, demikian juga penciptaan dengan berbagai macam sifat, satu sama yang lainnya berbeda tidak ada yang sama, ini adalah ketentuan Allah yang telah ditetapkan semenjak kita masih dalam kandungan ibu kita, ada dari kalangan manusia yang taat ada juga yang bermaksiat, ada yang baik ada juga yang jelek. Dan dalam menjalani kehidupan masa mudapun masing-masing orang berbeda. Ada yang mereka beranggapan kalau masa muda itu kurang menyenangkan, karena banyak cobaan, godaan, tantangan dan lain sebagainya. Sebaliknya ada orang yang senang dengan masa mudanya karena dia bisa beramal apa saja, melakukan aktifitas semampu dia sehingga dia mungkin ingin kembali muda lagi.
Bagi orang yang beranggapan bahwa masa muda itu kurang menyenangkan maka mereka merasa malas untuk beramal dan menggunakan waktu mudanya hanya untuk masalah dunia saja. Namun bagi mereka yang beranggapan bahwa masa muda adalah masa yang paling indah maka dia berjuang menggunakan dan menghabiskan untuk beramal dan bekerja sebagai bekal di masa tua. Dia berjuang melawan hawa nafsunya, bersusah payah untuk mencapai cita-citanya.
Semoga kita mampu menggunakan masa muda ini sehingga tidak ada kata menyesal nanti jika kita telah lanjut usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...