Oleh: Abd Misno Mohd Djahri
Hari berganti hari, pekan pun
beralih pekan hingga sampai ke bulan, maka tahun pun berganti. Tahun 2020 yang
penuh dengan musibah dan wabah kini telah berakhir berganti dengan 2021 yang
penuh dengan harapan agar wabah segera punah. Namun bulan pertama di tahun ini
masih bersimbah wabah, bahkan berbagai bencana alam dan kemanusiaa bergantian
silih berganti; jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 185, gempa di Majene Sulawesi,
banjir di Kalimantan Selatan, gunung meletus dan tanah longsor di berbagai
tempat di Indonesia adalah sederet duka yang dialami manusia di awal tahun ini.
Tentu saja, yang kita hingga kini masih terasa sudah “Dua belas purnama
manusia di bawah bayang-bayang Corona”.
Hari-hari yang melelahkan, penuh
ancaman kematian tanpa memandang usia dan kedudukan. Pandemi Covid-19 yang
telah satu tahun menimpa umat manusia di seluruh dunia hingga saat ini masih
terus terjadi, bahkan korban yang meninggal dunia terus bertambah. Hingga 19
Januari 2021 kasus positif mencapai 927.380 dengan jumlah meninggal 26.590 (www.liputan6.com). Ini bukan jumlah sedikit,
karena diprediksi julah tersebut akan terus bertambah. Sangat mengerikan...
Tidak jauh berbeda dengan di
Indonesia, wabah ini semakin meningkat jumlahnya di Malaysia, bahkan bulan ini
mengalami peningkatan sangat pesat. Jumlah positif di negeri Jiran ini yang
positif hingga 18 Januari 2021 sebanyak 161.740 sedangkan jumlah meninggal
sebanyak 605. Negeri Tirai Bambu (China) bahkan kembali melakuakn lockdown
di beberapa wilayah karena kembali merebaknya virus ini, demikian pula di
beberapa wilayah lainnya. Intinya adalah bahwa wabah ini masih ada dan menjadi
ancaman global umat manusia. Musuh nyata yang tidak terlihat mata...
Sebagai orang yang beriman (mukmin)
dan juga muslim kita harus meyakini bahwa wabah ini dan juga berbagai bencana
yang melanda adalah atas kuasa dari Allah Ta’ala. Tidak ada yang luput dari
pengetahuan dan kehendakNya, Dia adalah Maha segalanya, memberik rizki,
kemudahan hidup dan segala kenikmatan dunia. Terkadang Allah Ta’ala juga
menurukan kesusahan, bencana dan wabah untuk menguji umat manusia apakah mereka
akan bersyukur atau kufur dariNya. Maka jalan yang sangat bijak ketika wabah
ini masih membayang-bayangi, kita harus semakin mendekatkan diri pada Ilahi.
Banyaknya kasus yang ada di sekitar
kita, bahkan sebagian telah masuk ke dalam rumah-rumah orang beriman adalah
satu cobaan bagi orang-orang beriman. Wabah ini mengingatkan kembali kepada
kita akan kuasa dari Allah Ta’ala, Dialah Rabb Sang Pencipta alam semesta, Dia
pula yang mengatur seluruh yang ada di dalamnya hingga tidak ada satu virus pun
yang hidup dan menyebar di semesta kecuali dengan takdirNya. Maka virus Corona
menyadarkan kepada umat manusia akan adanya Allah Ta’ala, satu-satunya Dzat
yang harus disembah dan diibadahi. Tidak ada Ilaah (sesembahan) selain Allah Ta’ala.
Maka keyakinan ini membawa konsekuensi untuk selalu taat kepadaNya, mengikuti
seluruh syariahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Keyakinan akan kuasa Allah Ta’ala
atas wabah ini meniscayakan kepada kita untuk semakin mendekatkan diri
kepadaNya. Memperbanyak ibadah-ibadah yang disyariatkanNya, diawali dengan
ibadah-ibadah yang wajib kemudian yang
sunnah hingga yang mustahab. Ibadah
dalam makna yang luas bukan hanya syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji tapi
seluruh aktifitas yang dicintai dan diridhai olehNya. Ibadah yang harus
dilakukan dengan ikhlas karena berharap mendapat ridha dan surgaNya, serta
mengikuti petunjuk yang datang dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
Tidak beribadah dengan amalan-amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi
dan para shahabatnya, tidak pula membuat ibadah-ibadah baru yang justru tidak
diridhai oleh Allah dan rasulNya.
Tentu saja pelaksanaan ibadah dalam
rangka mendekat diri kepadaNya bukan hanya sebatas kewajiban, ia adalah bentuk
penghambaan kepadaNya. Menjadi kebutuhan kita sebagai umat manusia untuk
mengibadahiNya, karena inilah tujuan diciptakannya jin dan manusia. Ibadah yang
dibarengi dengan ketundukan secara total kepadaNya, meyakini bahwa ibadah
tersebut menjadi wasilah atas turunnya rahmatNya, serta menjadi penyebab
diangkatnya wabah ini. Ibadah yang berimplikasi kepada kepasrahan total hanya
kepadaNya, hingga yang terpatri dalam hati dan terucap di lisan adalah La
Haula Wa La Quwwata Illa billah, tidak ada daya dan upaya melainkan dengan
kehendakNya.
Setelah beribadah dengan benar,
selanjutnya adalah bersabar dengan wabah ini. Sabar dengan tetap berikhtiar
agar wabah ini ini segera berakhir. Sabar yang terus dilakukan terus-menerus
tanpa adanya batasan. Kesabaran yang hanya akan berakhir dengan datangnya
kematian, itulah hakikat sabar yang sebenarnya. Kesabaran akan adanya wabah
ini, kesabaran ketika ternyata keluarga dan saudara kita terkena, bahkan kesabaran
ketika diri kita terkonfirmasi positif dengan virus ini. Karena, lagi-lagi
semua itu adalah atas kehendakNya maka selalulah kita mengingatnya. Bahkan ketika
kita ditakdirkan meninggal karena wabah ini, maka sejatinya Rasul yang mulia
telah memberikan khabar gembira kepada mereka yang terkena wabah ini dengan Syahid
meninggalnya.
Kesabaran yang terus dilakukan
dengan terus berikhtiar, baik secara individu ataupun sosial. Mentaati protokol
kesehatan menjadi sebuah keharusan; memakai masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak adalah standar untuk berikhtiar. Maka lakukanlah ia karena Allah Ta’ala
dan RasulNya pun telah memerintahkannya agar kita selalu menjaga kesehatan dan
menjauhi segala bentuk kemudharatan.
Ikhtiar yang saat ini sedang
digalakkan juga adalah dengan melakukan vaksinasi agar dapat menangkal virus
ini. Memang banyak berita di luar sana yang eblum jelas kebenarannya, yang
mengatakan bahwa vaksin ini tidak halal, atau vaksin ini mengandung dzat
berbahaya bahkan muncul hoax bahwa vaksin ini memiliki semacam chip yang
akan mengendalikan umat manusia. Tidak salah untuk berprasangka seperti itu,
tapi check and recheck adalah cara yang tepat. Sebagai bentuk ikhtiar
tentu saja vaksinasi juga bukan solusi terbaik, karena sejatinya solusi terbaik
adalah peningkatan sistem imun kita sehingga akan kuat untuk menghadapi
serangan virus berbahaya.
Semoga berlalunya Dua Belas Purnama
menjadikan wabah ini akan diangkat oleh Allah Ta’ala, sehingga kita akan
kembali kepada kehidupan seperti biasa. Ya Allah jauhkanlah sebagai wabah dan
bencana agar kami dapat kembali menyembahMu dengan segenap jiwa dan raga. Angkatlah
virus Corona ini, agar kembali shaf-shaf di masjid kembali terisi seperti
bangunan yang tersusun rapi. Hilangkanlah wabah ini agar kami dapat kembali
mengisi majelis taklim kami dan mempelajari setiap sendi syariah Ilahi. Aamiin
Ya Rabbal Aalamiin...
Semoga wabah ini memberi hikmah yang sangat besar, bahwa sejatinya
kita mat manusia sangat lemah di hadapan Al Jabbar, Allah Ta’ala Yang Maha Kuat
dan Perkasa. Wallahu a’lam, Bogor, gerimis malam 19012021.
Semoga si penilis di sehatkan selalu🤲🤲 dan semoga covid cepat berlalu.. dan bisa menjalankan kehidupan seperti biasa tanpa ada batasan batasan..
BalasHapusAJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
BalasHapusgampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)
WA;+855969190856