Oleh: Abdurrahman
Kemerdekaan Hidup
Supaya manusia leluasa menjalankan
hidupnya di dunia ini, Islam memberi aturan yang keras berupa larangan
membunuh, baik bunuh diri (QS. An-Nisa : 29) atau membunuh orang lain (QS.
Al-Isra : 33). Rasulullah mengkampanyekan pembebasan budak, kesetaraan
laki-laki dan perempuan, dan kesederajatan bangsa-bangsa. Dalam khutbah
terakhirnya di Arafah, saat haji wadaí, beliau menegaskan bahwa tak ada
perbedaan antara hitam dan putih, antara Arab dan non-Arab. Semuanya sama di
mata Tuhan. Tidak ada celah yang membedakan manusia satu dengan manusia
lainnya, kecuali tingkat ketakwaan mereka kepada Tuhan-Nya (QS Al-Hujuraat:13).
Kemerdekaan Beragama
“Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah : 256)
Dalam ayat lain disebutkan: “Dan
jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus : 99)
Kemerdekaan Ekonomi
Al-Baqarah ayat 188 : “Dan
janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” Penindasan ekonomi
itu dilukiskan Alquran sebagai sesuatu yang membuat kekayaan hanya berputar
pada kelompok-kelompok tertentu saja (QS Al-Hasyr: 7). Rasulullah mengkritik
orang-orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung harta tanpa memedulikan
kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi (QS Al-Humazah:1-4; Al-Maa’uun:2-3).
Kemerdekaan Berpendapat
Hal ini berdasar dalil
Al-Quran, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Maidah : 49).
Kemerdekaan Bertempat Tinggal
Dalam Islam setiap orang memiliki
kemerdekaan bertempat tinggal dan menjadikan tempat tinggalnya itu sebagai
kawasan privatnya. Allah SWT berfirman, ”Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sehingga
kalian minta ijin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagi kalian agar kalian menjadi ingat. Apabila kalian tidak
mendapatkan satu orang pun didalam rumah itu, maka janganlah kalian memasukinya
sampai kalian diijinkan. Dan apabila dikatakan kepada kalian,’Kembalilah!’ maka
kembalilah kalian. Yang demikian itu lebih suci bagi kalian. Dan Allah Maha
Mengetahui atas segala yang kalian perbuat.” (QS. Al-Nur: 27-28).
Kesimpulannya
adalah bahwa sebagai umat Islam sekaligus warga negara Indonesia maka kita
patut bersyukur dengan kemerdekaan ini. Syukur oleh sebagian ulama
didefinisikan dengan:
استعمال النعمة في الطاعة لزيادة النعمة
Memanfaatkan ni’mat di jalan
ketaatan sehingga ni’mat tersebut bertambah.
Dengan syukur atas kemerdekaan ini
mudah-mudahan Allah ta’ala akan menambah nikmat kemerdekaan. Implementasi rasa
syukur atas kemerdekaan adalah dengan semkin mendekatkan diri kepada Sang
Pemberi Nikmat yaitu Allah ta’ala, melaksankana semua yang diperintahkanNya dan
menjauhi laranganNya. Kita juga berhati-hati, jangan sampai muncul dalam diri
kita rasa kufur (mengingkari) dari kemerdekaan ini. Kufur di sini adalah sikap
seseorang yang sudah mengetahui bahwa kemerdekaan itu datang dari Allah ta’ala,
namun justru ia malah bermaksiat kepadaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...