Senin, 23 November 2020

Kebencian yang Menghinakan

Oleh Abdurrahman


 Kebencian kepada seseorang muncul karena banyak hal, dari mulai dia pernah menyakiti kita hingga ide dan gagasannya yang tidak sama. Manusia dengan berjuta hawa nafsunya memang seringkali memiliki rasa benci kepada orang lainnya, namun tentu saja rasa ini harus dapat di-manage dengan benar. Kebencian karena syariat Allah Ta’ala dilecehkan atau dihinakan adalah sebuah keniscayaan. Bahkan tidak benci kepada kekufuran dan segala bentuk kemaksiatan adalah tanda dari kemunafikan. Oleh karena itu rasa benci dengan orang lain haruslah didasarkan kepada syariah Islam, bughdhu fiillah benci karena Allah Ta’ala.

Tentu saja benci karena Allah Ta’ala adalah kebencian yang muncul atas perbuatan dari seseorang yang menghina Allah dan RasulNya atau syariahNya, kebencian ini akan membawa kepada kebajikan karena sejatinya seluruh syariahNya adalah baik dan untuk kebaikan manusia. Seseorang membenci perbuatan maksiat, karena maksiat itu akan merusak kehidupan manusia, demikian pula kita membenci perbuatan zina karena akan membawa kerusakan di tengah masyarakat.

Sayangnya kebencian seseorang terhadap orang lain sering sekali membabi buta, hingga semua yang ada pada orang yang dibenci menjadi tercela semuanya. Bahkan ia tidak segan-segan untuk mencaci dan menghina orang yang dibencinya. Ini adalah bentuk benci yang karena hawa nafsunya, karena kepentingan dunianya serta kepentingan kelompok dan golongannya. Ada juga yang benci karena terprovokasi atau dipengaruhi oleh orang lain, sehingga dengan mudah ia mempercayai setiap yang sampai kepadanya tanpa tabayun terlebih dahulu.

Kebencian inilah yang saat ini terjadi pada anak negeri, karena bukan dari kelompoknya kemudian ia membenci orang lain yang ada di luar golongannya. Ia tidak segan-segan untuk menghina dan menyebarkan keburukan dari orang lain yang dibencinya. Jika dasarnya ia tidak mengetahui dan kebenciannya karena terprovokasi atau karena membela golongannya mungkin agak lebih ringan dibanding dengan mereka yang membenci dengen kebencian yang memuncak terhadap orang lain yang berada di luar golongannya. Mereka sangat membenci lawan politiknya, membenci orang lain yang berada di luar golongannya tanpa memahami kenapa ia harus membencinya.

Menyebarnya photo Anis Baswedan yang sedang membaca buku “How Democracies Die” menjadi viral di media sosial. Namun orang-orang yang membencinya kemudian menggantinya buku yang dibacanya dengan majalah “Hidayah” dengan tema “Bangkit Dari Kubur”.  Tentu saja ini secara jelas adalah bentuk dari penghinaan kepada seseorang sebagai bentuk rasa kebenciannya. Kebencian yang memuncak, mungkin orang umum mengatakan sudah sampai ubun-ubun sehingga semua yang dilakukan oleh orang yang dibencinya akan terlihat buruk dan dibuat sedemkian rupa agar selalu buruk.

Inilah kebencian yang tidak diperbolehkan dalam Islam, Al-Qur’an Surat Al Maidah ayat 8 memberikan pedoman kepada kita, firmanNya  “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Maknanya adalah bahwa sekalipun kita benci dengan seseorang atau sekelompok orang maka janganlah kebencian kita menjadikan kita tidak adil. Makna tidak adil dalam ayat ini adalah tidak jujur, tidak menerima sebuah kebenaran, berbuat curang  dan selalu menjadikan mereka sebagai sumber kesalahan.

Merujuk pada ayat ini serta dalil-dalil dalam Islam lainnya maka haram bagi kita untuk tidak berbuat adil, misalnya karena kita tidak suka deng seseorang kemudian kita berkata dan berbuat bohong atas namanya. Maka hal ini adalah termasuk dosa besar. Apalagi sampai menyebarkannya di tengah masyarakat, padahal dia sendiri tidak melakukannya. Kebencian ini hanya akan membawa kehinaan, ya... Kebencian yang menghinakan diri sang pembenci sendiri. 

Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai muslim, sebagai warga negara Indonesia yang baik, janganlah karena beda pandangan politik atau beda golongan kemudian kita begitu senang ketika orang atau kelompok yang kita benci terhina. Apalagi jika kebencian itu  sengaja dilakukan, dengan cara membuat kebohongan dalam tulisan dan ucapan kemudian menyebarkannya ke ditengah masyarakat, maka ini adalah termasuk dosa besar.  Semoga ke depan kita lebih dewasa, lebih beretika dan lebih beradab sehingga akan menjadikan kita dan seluruh bangsa Indoneisa diridhai oleh Allah Ta’ala.

 

Gerimis Senja di Bogor, 23 Nopember 2020.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...