Memaknai
Nuzulul Qur’an
Abdurrahman
Misno BP
Bulan Ramadhan yang sedang kita jalani, sejatinya adalah bulan yang penuh
anugerah melimpah. Ia menjadi bulan istimewa karena banyaknya keberkahan di
setiap hari-harinya. Allah ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). QS.
Al-Baqarah: 185.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim membawakan
sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan
adalah bulan yang diturunkan di dalamnya seluruh kitab-kitab Allah ta’ala, termasuk
di dalamnya adalah Al-Qur’an. Inilah salah satu dari keberkahan bulan Ramadhan,
yaitu diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Maka, tidak
salah apabila bulan ini disebut juga disebut dengan Syahrul Qur’an
(bulannya Al-Qur’an).
Sebagai mukjizat terbesar yang diwahyukan Allah ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam maka Al-Qur’an adalah pedoman umat
Islam dalam setiap tindakan. Ia menjadi rujukan bagi segala permasalahan yang
ada, serta hakim bagi setiap perkara yang ada. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisaa: 59.
Al-Qur’an adalah tempat kembali ketika terjadi berbagai aneka perbedaan,
maka keberadaannya tidak diragukan lagi. Sehingga perintah untuk membacanya
juga sebagai awal dari mentadaburinya. Rasulullah bersabda:
اقرأوا القرآن، فإنه يأتي شفيعًا لأصحابه يوم القيامة
Bacalah Al-Qur’an karena ia akan
datang menjadi pemberi syafa’at bagi para pembacanya pada hari kiamat. HR.
Muslim.
Berkaitan dengan Nuzulul
Qur’an, maka memaknainya haruslah dipahami dengan kembali mempelajari dan
memahami ayat-ayatnya yang mulia, mentadaburinya dan mengamalkan setiap apa
yang ada padanya. Keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur’an terkumpul dalam
bulan yang mulia ini, jika Al-Qur’an akan menjadi pemberi syafa’at, maka
Ramadhan pun akan memberikan syafaatnya kepada mereka yang berpuasa. Dua
pemberi syafa’at itu telah hadir saat ini dan di bulan mulia ini. Apakah kita
masih menyia-nyiakannya? Hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai pajangan dalam
figura, atau hanya memperingatinya tanpa memahami hakikat dari makna-makna
mulia didalamnya.
Beberapa hal yang
bisa dilakukan dalam memaknai Nuzulul Qur’an diantaranya adalah dengan
memperbanyak membacanya khususnya pada bulan Ramadhan, karena Rasulullah
melakukan muraja’ah pembacaan
ulang dengan Malaikat Jibril Alaihi Salam pada bulan ini. Selanjutnya
mentadaburi ayat-ayatnya sehingga akan memberikan tambahan energy dalam
keimanan. Allah ta’ala berfirman:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ
غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. An-Nisaa:
82.
Ayat ini menunjukan
perintah bagi umat Islam untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an, karena
dengannya kita akan mampu memahami secara lebih mendalam. Mentadaburi ayat-ayat
Al-Qur’an adalah memahami maknanya melalui penafsiran yang dilakukan oleh para
shahabat Nabi serta para ulama. Dengan bimbingan mereka maka kita akan mampu
menyibak hikmah yang ada di dalamnya. Tentu saja setelah memahaminya kita
diperintahkan untuk mengamalkannya serta mendakwahkan isi dari Al-Qur’an
tersebut.
Berikutnya yang
tidak kalah penting adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai gaya hidup sehari-hari.
Caranya adalah dengan lebih intens berinteraksi dengan Al-Qur’an, membacanya
setiap hari, mempelajari makna-maknanya dan mengamalkan seluruh perintah yang
ada didalamnya. Jika terdapat pembahasan yang membutuhkan adanya penjelasan
maka As-Sunnah atau Al-Hadits adalah penjelasnya. Hadits adalah seluruh
perbuatan, perkataan dan taqrir Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang
merupakan wahy dari Allah ta’ala. Dengan adanya Al-Qur’an dan As-Sunnah ini
maka umat Islam akan menjadi umat yang kuat sekaligus memiliki pedoman yang
sempurna bagi kehidupannya.
Masih berkorelasi
dengan bulan Ramadhan, maka hendaknya kita memperbanyak membaca Al-Qur’an,
mentadaburinya dan mengamalkan seluruh isinya. Karena akan sangat merugi, jika
kita tidak bisa mengoptimalkan Ramadhan ini. Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wassalam:
ورغم أنف رجل دخل عليه شهر رمضان ثم انسلخ قبل ان يغفر له
Sangat merugi seseorang yang
memasuki bulan Ramadhan kemudian melewatinya sebelum ia diampuni dosa-dosanya.
HR. Thirmidzi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...