Oleh: Dr. Misno, MEI
A. LATAR
BELAKANG
Fenomena LGBT (Lesbi, Gay, Bisexual, dan Transgender)
merupakan topik yang sangat kontroversial, bukan hanya dari sisi akademis,
tetapi juga dalam realitas kehidupan sehari-hari. LGBT acap kali disepelekan
dan dianggap sebagai subjek yang tidak penting dalam khazanah ilmiah, terlebih
di komunitas keagamaan yang secara mutlak telah menfatwakan LGBT sebagai
sesuatu yang haram. LGBT adalah persoalan sosial yang begitu nyata. LGBT ada di
sekitar kita. Ada di mall, salon, sekolah, kampus, tempat remang-remang bahkan
sekitar masjid. Televisi juga secara massif menayangkan acara dengan artis
berperilaku menyimpang ini dengan target agar masyarakat menganggapnya biasa.
Bahkan tidak menutup kemungkinan akan tertanam di benak remaja kita bahwa
berperan waria atau bebencongan ternyata bisa sukses, bisa kaya dan terkenal.
Gerakan kaum LGBT agar diakui secara konsisten mereka lakukan sejak tahun 60an
hingga sekarang terutama setelah beberapa Negara Eropa dan AS melegalkan
pernikahan sejenis. Bahkan ada yang berpendapat bahwa LGBT adalah solusi bagi
ancaman ledakan penduduk karena teracuni pemikiran Robert Maltus.[1]
Apalagi secara konstitusional telah melarang keberadaan dan
aktivitas kaum LGBT melalui UU Pornografi pasal 5 ayat 3 Pasal ini pada intinya
berbunyi tentang pelarangan atas tindakan seksual.
Fenomena LGBTdi Indonesia dari tahun ke tahun
terus menggelinding. Isu ini selalu menjadi bola liar dan panas yang selalu
mendapat sorotan banyak pihak. Tak terkecuali sekarang ini. Namun, seperti isu
lain, pro-kontra juga bermunculan.
Perkembangan LGBTdi Indonesia dari masa ke masa, literasi
tentang LGBT terserak di mana-mana. Namun, bisa dibilang teramat jarang yang
mengungkap progres sejarah LGBT.
LGBT di Indonesia setidaknya sudah ada sejak era 1960-an.
Ada yang menyebut dekade 1920-an. Namun, pendapat paling banyak menyebut
fenomena LGBTinisudah ada sekitar dekade
60-an. Lalu, ia berkembangpada dekade 80-an,90-an,dan meledak pada era milenium
2.000 hinggasekarang. Jadi, secara kronologis, perkembangan LGBT ini
sesungguhnyatelah dimulai sejak era 1960-an.kalau dulu terkenalsentul dan
kanti, kini sebutannya adalah Buci dan Femme[2].
Menurut Dede Oetomo,
Fakta dan data LGBT di Indonesia menyebut jumlah gay di Indonesia ada ratusan
ribu orang. Bahkan ada yang menyebutkan 3 persen dari penduduk Indonesia adalah
kaum LGBT[3].
Data itu diperoleh dari rilis Kementerian Kesehatan di Tahun 2016. Jumlah gay
saat itu 760 ribuan orang, sementara
waria 28 ribu orang. “ Angka ini
ketika dicari di internet juga tidak ada. Kalau lesbi tidak ada data, soal
jumlah pasti tidak ada yang tahu. Ada yang bilang 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia “
Hanya saja menurut Dede tidak ada jumlah pastinya, karena tidak
pernah bisa dihitung. Ini disebabkan mereka bersembunyi. Lantaran hukum
dan sosial Indonesia masih tidak
menerima keberadaan mereka. Gay dan lesbian sudah lama bermukim di Indonesia.
Tepatnya sejak zaman kolonial penjajahan Belanda. Namun isu LGBT tetap menjadi
fenomena baru sampai sekarang. Akan tetapi pada sisi lain tidak bisa dinafikan
bahwa komunitas LGBT tersebut memang ada
di tengah-tengah masyarakat.
[1]http://.banuasyariah.com/2016/02/solusi-islam-atas-bahaya-lgbt.html?m=1 (tgl 12 maret 2017 jam 13.11 )
[3]Suara.com senin 06 Juli 2015 ( rgl 9 Januari 2017 jam 12 ; 25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...