Oleh: Abdurrahman Misno Abu Aisyah
Islam adalah agama yang penuh
dengan kedamaian, mengajarkan umatnya untuk selalu berdamai dan menyebarkan
kedamaian kepada sleuruh umat manusia
dan semesta. Kedamaian dalam bentuk saling menghormati atas agama dan
kepercayaan dari masing-masing manusia. Hal ini lah yang akan mewujudkan
kedamaian yang sebenarnya di dunia, yaitu saling menghormati antar sesama
pemeluk agam adan kepercayaan.
Salah satu kepercayaan dalam Islam
yang tidak boleh diganggu gugat adalah berkenaan dengan kenabian Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan yang
terkait dengannya. Salah satu yang sangat penting adalah larangan menggambar
Nabi, apalagi dalam bentuk gambaran yang menghina beliau. Maka jika hal ini
terjadi maka kemarahan umat Islam tentu tidak bisa disalahkan.
Inilah yang terjadi dalam pekan
ini, di mana diawali dengan hukuman atas seorang guru yang menunjukan gambar
kartun nabi dengan alasan kebebasan berekspresi , kemudian presiden Perancis
membelanya dengan menyatakan bahwa negaranya tidak akan berhenti menerbitkan
atau membicarakan kartun yang menggambarkan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam.
Pembelaaan yang dilakukan Presidn Macron tentu saja
merupakan dukungan secara langsung terhadap pembolehan pembuatan kartun Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wassalam, sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Inilah yang kemudian
menyulut kemarahan dari umat Islam yang diwakili oleh beberapa pemimpin negara
Islam. Pemboikotan produk Perancis
menjadi cara yang dilakukan oleh umat Islam sebagai respon pembelaan presiden
Perancis.
Melihat fenomena ini tentu saja
seluruh pihak haruslah saling mawas diri, kedamaian dunia yang dicita-citakan
haruslah dalam bingkai saling menghormati agama dan kepercayaan masing-masing.
Islam sendiri mengajarkan umatnya agar tidak menghina agama dan Tuhan orang
lain, karena hal tersebut bisa jadi akan berbalik dima na mereka akan menghina
Allah Ta’ala. Ini menjadi pedoman utama bagi umat Islam, maka tidak ditemukan
sejak awal ada umat Islam yang menghina agama atau tuhan dari kepercayaan
lainnya. Kalaupun ada itu karena ketidakpahamannya secara Islam, bukan dengan
sadar dan sungguh-sungguh.
Kembali kepada kasus presiden
Peraancis maka sangat disayangkan sekali ketika seorang presiden di negara yang
menjunjung tinggi demokrasi justru mmembela seorang yang menunjukan kartun
Nabi. Tentu saja bukan asal menunjukan, tetapi unsur kebencian kepada Islam
yang menjadi sebab utama perbuatan tersebut.
Maka, jika kedamaian dunia adalah
harapan setiap manusia, maka sudah selayaknya kita memiliki skpa tenggang rasa,
saling menghormati antar sesama umat beragama. Inilah yang diajarkan dalam
Islam sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Kaafirun yang maknanya “Bagi kalian
agama kalian dan bagi kami agama kami”.
Bogor,
28 Oktober 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...