Oleh: Nurhadi, S.Sos.I., M.H.
(Penghulu KUA Kec. Tanjung Bintang Lampung Selatan)
"Tiap-tiap Kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya". (HR. Bukhari-Muslim)
Baru saja di sebagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) secara serentak pada Rabu, 09 Desember 2020. Tentu harapan warga masyarakat dalam pesta rakyat itu akan memunculkan sesosok birokrat yang mampu memimpin daerahnya. Menjadikan pemerintahan daerah semakin tertata dengan baik di segala bidang; ekonomi, sosial dan politik serta mampu menyatukan keragaman budaya, agama serta adat istiadat mengingat keberadaan kemajemuan masyarakat.
Tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) ini hanya dapat dicapai dengan menempatkan sosok pemimpin yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Ta'ala, memiliki kepribadian yang baik, akhlak atau perilaku yang terpuji dan tantunya ilmu pengetahuan (knowledge) yang luas. Mencintai rakyatnya dan rakyatpun mencintai karena kebijaksanaannya.
Semua warga negara, walaupun pilihannya berbeda namun memiliki harapan yang sama yakni mengaharapkan pememimpin yang dipilihnya itu mampu menjalankan roda pemerintahan sebaik-baiknya, sehingga menjadikan masyarakat merasa nyaman di bawah kepemimpinannya.
Tata kelola birokrasi yang baik akan menjadikan pemerintah semakin terhormat dan dibanggakan masyarakat. Namun sebaliknya, tata kelola pemerintahan yang buruk, mengkhianati kepercayaan rakyat, melalui aktivitas, korupsi, kolusi dan nepostisme akan menurunkan legitimasi pemerintah serendah-rendahnya di hadapan publik.
Untuk memperbaiki citra pemerintahan daerah sebagai representasi daerah otonom perlu dilakukan revolusi akhlak dan mental dari hulu ke hilir, yang diawali dari jajaran birokrat dan terus kebawah sampai pada kelompok masyarakat terkecil yakni keluarga.
Dengan revolusi mental ini diharapkan para pemimpin tidak akan memanfaatkan jabatannya sebagai ajang atau kesempatan untuk memeperkaya diri, keluarga dan kelompoknya saja akan tetapi akan semakin sadar bahawa jabatan dan kepercayaannya itu adalah amanah yang harus dijaga dan dilaksanakan dengan orientasi kemakmuran rakyat yang dipimpinnya.
Pentingnya revolusi mental bagi rakyat juga diharapkan akan mampu membangkitkan masyarakat dari keterpurukan karena kekerdilan mentalnya yang selalu mengharapkan pemberian dari tuannya. Maka dengan revolusi mental terhadap masyarakat akan menjadikan masyarakat yang mandiri, semakain kokoh dan yang lebih penting adalah semakin percaya diri, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa ke Allah Ta'ala.
Semoga para pemimpin yang terpilih dalam pesta demokrasi ini mampu membawa kebaikan dan keberkahan dengan menjalankan roda pemerintahan berdasarkan ideologi pancasila: Berketuhanan Yang Maha Esa, Berperikemanusiaan yang adil dan beradab, memiliki misi Persatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta memiliki sifat kemanusian yang adil dan beradab.
Lampung, 10 Desember 2020
dapatkan jackpot yang besar hanya di IONQQ
BalasHapusWA: +855 1537 3217