Oleh: Aziz Abdurrahman, S.Li (Mahasiswa Pascasarjana INAIS Bogor)
Beberapa hari yang lalu media massa dihebohkan dengan banjir rob di
Semarang Jawa Tengah, dalam video yang direkam oleh warga sekitar terlihat air
laut naik ke permukaan, persis seperti bencana tsunami yang menghancurkan kota
Palu pada tahun 2018 silam. Ketika gelombang air laut menghantam pesisir
Semarang terlihat dengan jelas bagaimana kendaraan bermotor masyarakat sekitar
yang jatuh terbawa arus. Juga terlihat dalam video itu ketinggalan air setinggi
dada orang dewasa.
Sejatinya pesisir utara pulau Jawa memang diprediksikan akan
tenggelam, bahkan Presiden Amerika Joe Biden menyatakan bahwa tahun 2030
Jakarta akan tenggelam. Tentu pernyataan Biden bukankah untuk menakut-nakuti,
sekelas Presiden apalagi negara besar seperti Amerika Serikat, pasti berbicara
berdasarkan data saintis yang ada.
Hal senada diungkapkan oleh Dr. Eko Prasetyo dari Universitas
Airlangga sebagaimana dikutip oleh CNBC Indonesia, menurut beliau sebab
utamanya kata beliau adalah pemanasan global, penurunan muka tanah, dan
mencairnya gletser di kutub selatan menjadikan tingginya air laut.
Lantas sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia,
tidakkah Islam memberikan solusi untuk problem tersebut? Sebelum jauh
membahasnya ada baiknya kita pahami bersama bahwa islam adalah agama sempurna.
Kesempurnaan agama Islam ini ditinjau dari beberapa sisi, diantaranya adalah
bahwa dalam ajaran islam, kita sebagai umatnya harus bisa menyeimbangkan antara
dunia dan akhirat. Islam bukanlah agama rahbaniyah yang pemuka agamanya hanya tinggal
di tempat ibadah serta meninggalkan kehidupan dunia sama sekali. Lihat saja
bagaimana Nabi Muhammad dan para sahabatnya mengamalkan ajaran Islam, diantara
para sahabat Nabi adalah yang berdagang di pasar, namun aktivitas tersebut
tidaklah melalaikan mereka dari mengingat Allah.
Dalam ayat al-Quran di surat Al-Jumu'ah disebutkan;
يا أيها الذين
آمنوا إذا نودي للصلاة من يوم الجمعة فاسعوا إلى ذكر الله و ذروا البيع
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk
menunaikan shalat pada hari jumat maka bersegeralah untuk mengingat Allah dan
tinggalkan jual beli." (QS. Al-Jumu'ah: 9) Oleh karena itu kita dianjurkan
untuk memperbanyak berdoa;
ربنا آتنا في
الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
Semua kita pasti menginginkan kehidupan yang baik, dunia dan
akhiratnya.
Selain itu juga agama Islam membawa pesan rahmat untuk sekalian
alam. Sehingga sifat rahmat (kasih sayang) itu berlaku universal, tidak
terbatas pada sesama orang Islam saja, bahkan sifat rahmat itu berlaku pula
untuk orang-orang diluar islam.
Dalam Al-Quran Allah Ta'ala berfirman;
و ما أرسلناك
إلا رحمة للعالمين
"Dan tidaklah kami mengutusmu kecuali menjadi rahmat bagi
sekalian alam semesta." (QS. Al-Anbiya: 107)
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
ياأيها الناس
إنما أنا رحمة مهداة
"Wahai manusia, aku adalah rahmat yang dihadiahkan (untuk
kalian)."
Bahkan lebih dari itu, sifat rahmat dalam islam tidak terbatas pada
manusia, melainkan juga kepada binatang. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita apabila hendak menyembelih
hewan agar menajamkan pisaunya agar hewan sembelihan tersebut tidak merasa
kesakitan ketika disembelih. Dan sifat rahmat ini juga berlaku untuk tumbuhan,
Dalam islam ketika terjadi peperangan melawan musuh orang-orang kafir, ada
larangan untuk menebang pohon, menghancurkan gereja dan membunuh para pemuka
agama mereka.
Itulah gambaran sifat rahmat dalam agama islam. Jika demikian
bagaimana mungkin islam tidak mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki
kepedulian terhadap lingkungannya?
Menurut penelitian,
penurunan tanah disebabkan karena eksploitasi air tanah yang berlebihan.
Padahal di dalam agama Islam kita diperintahkan untuk hemat dalam penggunaan
air. Sampai-sampai sikap hemat ini dipraktekkan langsung oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, dalam sebuah hadits yang menjelaskan tentang tata
cara mandi besarnya Nabi disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
cukup dengan 1 sha'. Dalam penjelasannya bahwa ukuran 1 sha' adalah 4 mud
sedangkan 1 mudah adalah ukuran 2 telapak tangan orang dewasa. Dan untuk
berwudhu Nabi cukup dengan 1 sha' saja. Lihatlah bagaimana Nabi kita
mengajarkan kita bersikap hemat dalam penggunaan air. Dan hal ini sangat
bertentangan sekali dengan sebagian orang yang boros dalam penggunaan air
bersih.
Islam juga berusaha menjaga air yang tersedia agar tetap bersih
sehingga bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Dalam hadits yang lainnya Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
لا يبولن أحدكم
في الماء الدائم
"Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di air yang
diam/tidak mengalir." (HR. Al-Bukhari)
Para ulama menjelaskan mengapa tidak boleh kencing di air yang
tidak bergerak alias diam? Karena jelas akan mengotorinya, sedangkan air yang
tidak bergerak seperti air di danau atau sumur sangat dibutuhkan oleh orang
banyak untuk kebutuhan mandi, mencuci bahkan bisa untuk dikonsumsi. Masya
Allah, sangat indah syariat islam apabila diterapkan oleh umatnya.
Dari penjelasan diatas yang telah disebutkan, sejatinya masih
banyak ajaran-ajaran islam kepada umatnya untuk peduli kepada lingkungannya
namun penulis batasi pada hal utama yaitu tentang menjaga ketersediaan air
bersih yang sangat berguna untuk kebutuhan semua makhluk hidup dan menjaga
keselarasan alam.
Dari hadits-hadits yang penulis sebutkan diatas juga membuktikan
bahwa islam bukanlah agama yang hanya mengatur kehidupan akhirat saja, bahkan
lebih parah dari itu sampai-sampai keluar ucapan bahwa islam adalah agama
candu. Sejatinya apabila islam dipahami dengan baik dan diamalkan secara holistic
maka akan membawa dampak yang positif bagi lingkungan sekitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...