Kasih Tanpa Pamrih
Oleh : Abdurrahman Misno
Oleh : Abdurrahman Misno
Anda seorang ayah yang begitu mengasihi anak anda? atau seorang ibu? mungkin juga anda sangat mengasihi pasangan anda? ada satu pertanyaan yang ingin saya ajukan, mudah-mudahan anda tidak keberatan untuk menjawabnya, “ Seberapa tuluskah kasih anda kepada mereka?” atau dalam pertanyaan lain “ Benarkah kasih anda tanpa pamrih?”. anda mungkin akan menjawab dengan mengatakan kasih saya tidak terbagi-bagi atau kasih saya benar-benar tulus tanpa mengharapkan imbalan. Jawaban diatas tidaklah salah namun bagaimana dengan harapan-harapan anda kepada mereka? sebuah pertanyaan yang akan diulas dalam tulisan ini insya Alloh.
Bisa jadi dalam mengasihi anak-anak atau pasangan, kita benar-benar tanpa pamrih, namun bagaimana sebenarnya standar tanpa pamrih itu? saya melihat tanda pamrih bukan hanya memberikan sesuatu kepada seseorang tanpa mengharapkan balasan, namun lebih dari itu bahwa tanpa pamrih adalah memberikan apa yang telah menjadi hak seseorang dari kita dan menyerahkan segala akibatnya hanya kepada-Nya. Ini berarti bahwa kasih kita kepada seseorang adalah salah satu wujud dari kewajiban kepada Alloh ta’ala yaitu melaksanakan apa yang telah diperintahkan-Nya. Setelah melaksanakan kewajiban (kasih) tersebut maka kita menyerahkan sepenuhnya effek dari kasih kita tersebut, tanpa perlu menginginkan sesuatupun dari orang yang kita kasihi tersebut. Contoh paling mudah adalah ketika kita mengasihi anak-anak kita, maka kasih kita itu adalah sebuah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Alloh ta’ala ( QS Al-Baqoroh : 233 ), nah... atas landasan kewajiban inilah kita telah sampai pada setengah pamrih untuk menyempurnakannya anda memerlukan adanya rasa percaya bahwa segala sesuatu yang menjadi efek dari kasih tersebut adalah sudah menjadi ketetapan-Nya. Karena itu ketika anda begitu mengasihi anak anda, namun harapan anda terhadap anak masih ada maka itu belumdikatakan tanpa pamrih, kenapa ? karena masih ada sejumput harapan yang anda ingin dapatkan dari kasih tersebut kepada anak anda, demikian juga ketika kasih anda tersebut dibalas dengan “ air tuba “ maka anda tidak dikatakan tanpa pamrih jika anda mengutuk atau melaknat mereka, karena hakekatnya kasih tersebut adalah sebuah kewajiban dan salah satu bentuk ibadah yang telah ditetapkan-Nya (QS Ali Imran : 13). Karena itu jika kasih anda tidak terbalas maka serahkanlah sepenuhnya kepada Alloh ta’ala, yang pasti kita sudah melaksanakan kewajiban-Nya. Kasih tanpa pamrih adalah mengasihi seseorang karena Alloh telah memerintahkan-Nya serta menerima dengan ikhlash segala bentuk balasan dari orang yang kita kasihi, karena pada dasarnya kita hanya mengasihinya karena Alloh ta’ala. Wallohu ‘alam.
Bogor, 29 Agustus 2005
Bisa jadi dalam mengasihi anak-anak atau pasangan, kita benar-benar tanpa pamrih, namun bagaimana sebenarnya standar tanpa pamrih itu? saya melihat tanda pamrih bukan hanya memberikan sesuatu kepada seseorang tanpa mengharapkan balasan, namun lebih dari itu bahwa tanpa pamrih adalah memberikan apa yang telah menjadi hak seseorang dari kita dan menyerahkan segala akibatnya hanya kepada-Nya. Ini berarti bahwa kasih kita kepada seseorang adalah salah satu wujud dari kewajiban kepada Alloh ta’ala yaitu melaksanakan apa yang telah diperintahkan-Nya. Setelah melaksanakan kewajiban (kasih) tersebut maka kita menyerahkan sepenuhnya effek dari kasih kita tersebut, tanpa perlu menginginkan sesuatupun dari orang yang kita kasihi tersebut. Contoh paling mudah adalah ketika kita mengasihi anak-anak kita, maka kasih kita itu adalah sebuah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Alloh ta’ala ( QS Al-Baqoroh : 233 ), nah... atas landasan kewajiban inilah kita telah sampai pada setengah pamrih untuk menyempurnakannya anda memerlukan adanya rasa percaya bahwa segala sesuatu yang menjadi efek dari kasih tersebut adalah sudah menjadi ketetapan-Nya. Karena itu ketika anda begitu mengasihi anak anda, namun harapan anda terhadap anak masih ada maka itu belumdikatakan tanpa pamrih, kenapa ? karena masih ada sejumput harapan yang anda ingin dapatkan dari kasih tersebut kepada anak anda, demikian juga ketika kasih anda tersebut dibalas dengan “ air tuba “ maka anda tidak dikatakan tanpa pamrih jika anda mengutuk atau melaknat mereka, karena hakekatnya kasih tersebut adalah sebuah kewajiban dan salah satu bentuk ibadah yang telah ditetapkan-Nya (QS Ali Imran : 13). Karena itu jika kasih anda tidak terbalas maka serahkanlah sepenuhnya kepada Alloh ta’ala, yang pasti kita sudah melaksanakan kewajiban-Nya. Kasih tanpa pamrih adalah mengasihi seseorang karena Alloh telah memerintahkan-Nya serta menerima dengan ikhlash segala bentuk balasan dari orang yang kita kasihi, karena pada dasarnya kita hanya mengasihinya karena Alloh ta’ala. Wallohu ‘alam.
Bogor, 29 Agustus 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...