Terkadang tanpa disadari, pelajaran hidup itu datang dari sesuatu yang sepele, sesuatu yang dianggap biasa dalam keseharian. Lalu..mengapa kita tidak belajar dari sepasang sandal jepit yang biasa kita pakai. Sandal jepit itu begitu setia dengan pasangannya. Kemanapun sandal jepit yang sebelah kiri pergi, yang sebelah kanan selalu mengikuti. Begitu setianya, seolah tidak ingin berpisah dan selalu ingin bersama, kemanapun, di manapun dan sampai kapanpun..sampai usang, rusak, lalu terdampar sia-sia tanpa penghargaan di tempat sampah..namun masih tetap berdua.
Sandal jepit dengan setia selalu melindungi kaki sang empunya..dari teriknya matahari, dari tanah yang becek, dari sampah yang menjijikkan, dari kerikil yang tajam. Sandal jepit tidak pernah berkeluh kesah. Sang empu selalu menjepitnya, diantara ibu jari dan tengah kakinya. Seolah sang empu memberi isyarat "aku butuh kalian untuk melindungi kakiku"
Sandal jepit tidak pernah menjerit walau terinjak, tidak juga menuntut balasan karena budinya yang telah memberi kenyamanan kaki sang empu. Tidak seperti sang empu yang selalu mengingat-ingat kebaikkannya, selalu ingin mendapat penghargaan, dan selalu mengeluh walau hanya tertusuk duri, walau hanya menginjak lumpur, walau hanya menginjak kerikil. "aduh..gara-gara nggak pakai sandal, kakiku tertusuk duri." itulah sang empu, yang selalu menggerutu bila tertimpa musibah, kemudian lupa saat diberikan kenikmatan. Allah subhanallahu wa ta'ala berfirman:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid: 22-23)
Tulisan ini terinspirasi dari sandal jepit yang usang, rusak, terdampar di tempat sampah.
Bojong Gede, 28 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...