Sejak sua
Dengan dia
Hadir sepotong asa
Tuk slalu bersama
Peristiwa itu
Membuat hatiku pilu
Namun menggairahkanku
Hingga aku lupa Yang Maha Satu
Oh pertemuan
Kau selalu kuharapkan
Kuharapkan dan kunantikan
Kunantikan dan kuangankan
Namun, harapan terlarang
Penantian terlarang
Angan terlarang
Tidak mungkin aku terjang
Oh rindu
Haru
Biru
Kelabu
Hatiku sekarat
Mungkin berkarat
Hingga tak kenal laknat
Jauh dari rahmat
Haruskah aku tahan
Hingga hati ini bosan
Atau aku dikuburkan
Dan jasad ini hancur berantakan
Benar
Biar hatiku terbakar
Biar dada ini berkobar
Atau jasad ini pudar
Aku miris
Tragis
Histeris
Tak bisa menangis
Aku akan tahan rindu di dada
Walaupun hatiku akan tersiksa
Ini lebih ringan adanya
Dari pada siksa di akhirat sana
Aku akan menanti
ajal menghampiri
rindu itu tertahan di hati
hingga jasad ini tak bermanfaat lagi
Rindu terlarang
Membuat hidupku meradang
Bagai singa garang
Di tengah padang ilalang
Rindu terlarang jangan lagi kau hadir
Jangan lagi kau terpikir
Biarkan aku berdzikir
Menyebut asma Al-Akhir.
Bogor, 02 Agustus 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...