Oleh : Kak Abdurrahman
Assalamualaikum, bagaimana kabarnya adik-adik ? Mudahan-mudahan baik-baik saja dan tetap dalam lindungan Allah ta'ala. Pada kesempatan ini kak Abdu akan mengajak kalian untuk mengenal puasa dan berbagai hal yang berkaitan dengan puasa atau shaum. Kamu mau bukan belajar tentang puasa ? sepertinya kalau kamu sudah membaca buku ini dijamin mau deh, apalagi ini adalah bagian dari rangkaian rukun Islam. Semoga kamu sudah membaca dua buku sebelumnya.
Kamu sudah pernah puasa ? kalau sudah pernah tentu tidak merasa berat. Biasanya yang merasa berat itu adalah adik-adik yang baru melaksanakannya. Sebenarnya puasa itu mudah, selain itu menurut penelitian para ilmuwan, ternyata puasa itu membuat badan kita jadi sehat. Tentunya niat puasa itu harus ditujukan sebagai niat ibadah kepada Allah ta'ala, bukan sekadar agar kita sehat. Buat kamu yang ingin agar puasanya dapat nilai bagus di sisi Allah, kamu harus selalu memperbaiki kualitas puasanya.
Lalu bagaimana agar puasa kamu itu sempurna ? secara umum puasa yang sempurna itu adalah puasa yang dilaksanakan dengan menyempurnakan rukun-rukun, syarat-syarat dan sunnah-sunnahnya, selain itu harus meninggalkan segala yang mengurangi nilai puasa, apalagi yang membatalkannya.
Yang paling penting dari semua itu adalah puasa kita harus sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa salam.
Agar adik-adik tidak penasaran dengan puasa ini, kita langsung saja membahasnya sedikit demi sedikit, mudah-mudahan kamu mau bersusah payah sedikit dan berkorban untuk membaca buku ini. Ingat, insya Allah susah payah dan pengorbanan kamu akan diberikan balasan di sisiNya, Amin.
Puasa Itu Apa ?
Kamu belum tahu arti puasa ? atau kamu sudah sering melaksanakannya tapi tidak tahu namanya ? Kak Abdu yakin kalian sudah sering mendengar kata-kata puasa dan terbiasa untuk melaksanakannya. Tapi buat yang belum tahu tidak apa-apa, Kak Abdu akan jelaskan secara panjang lebar mengenai makna puasa.
Puasa itu sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti menyiksa diri dengan cara tidak makan dan minum dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan Niwana.
Sedangkan yang dimaksud dengan puasa dalam agama Islam adalah shaum atau shiyam yang berarti menahan atau mengekang.
Di dalam Al-Qur'an disebutkan :
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا(26)
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". QS Maryam ayat 26.
Pada ayat ini maksud kata "berpuasa" adalah menahan diri untuk tidak berbicara dengan manusia.
Sekarang kamu paham bukan bahwa makna puasa atau shaum menurut bahasa itu artinya menahan. Maknanya sama dengan pengertian kita sehari-hari.
Adapun secara syar'i (Islam) maka puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan nafsu syahwat dari mulai terbit matahari sampai matahari tenggelam dengan niat karena Allah ta'ala.
Kalau mau lebih luas pengertian puasa adalah : "Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari dan dilandasi dengan niat sebelumnya".
Panjang sekali ya.. pengertiannya, tapi jangan khawatir kamu tidak perlu menghapalnya. Karena saya yakin kamu sudah paham maknanya.
Oh…. ya kalau Kak Abdu lebih senang menyebut puasa dengan shaum. Kamu tahu apa bedanya puasa dengan shaum ? puasa adalah menahan makan dan minum dan nafsu keduniaan dalam jangka waktu tertentu, sementara kalau shaum itu menahan makan, minum dan nafsu syahwat pada waktu yang telah ditentukan. Bedanya adalah niatnya, kalau puasa hanya berniat dengan sesuatu yang tidak jelas, sementara kalau shaum niatnya karena Allah ta'ala untuk mendapatkan ridhaNya. Tapi dalam penggunaan sehari-hari boleh saja menyebut shaum dengan puasa, karena memang padanan atau terjemahan bahasa Indonesia dari shaum adalah puasa.
Puasa yang merupakan kewajiban bagi umat islam adalah puasa di bulan Ramadhan. Kamu tahu tidak sekarang bulan apa dalam kelender hijriah ?
Setelah tahu apa itu puasa sekarang kita akan melanjutkan siapa saja sebenarnya yang wajib berpuasa. Apa kamu yang belum dewasa juga harus berpuasa ?
Siapa Yang Wajib Berpuasa ?
Kamu sekarang umurnya berapa ? kalau sepuluh sampai duabelas tahun berarti kamu belum baligh. "Baligh itu apa Kak Abdu ?" Baligh adalah suatu keadaan di mana seorang anak kecil telah tumbuh dan menginjak masa dewasa.
Jadi kalau kamu sudah merasa dewasa dengan tanda-tanda tertentu, maka kamu berarti sudah dewasa. Terus apa hubungannya dengan puasa ? orang-orang yang wajib berpuasa adalah mereka yang telah dewasa. Allah ta'ala berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS Al-Baqarah ayat 183.
Ayat ini mewajibkan bagi setiap orang-orang yang beriman untuk berpuasa, orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang telah mukallaf yang berarti sudah terkena beban untuk beribadah. Nah… kamu yang sudah dewasa belum wajib puasa.
"Asyik aku belum dewasa berarti aku belum wajib puasa dong" benar anak kecil yang belum dewasa memang belum wajib berpuasa, hanya saja ia juga berlatih puasa agar nanti kalau sudah besar berat lagi dalam melaksanakannya.
(رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ وعن الصغير حتى يكبر وعن المجنون حتى يفيق) رواه ابن ماجة
Diangkat pena (tidak dituliskan dosa) dari tiga orang, seorang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga dewasa dan seorang yanggila hingga dia sadar. HR Ibnu Majah.
Selain anak kecil yang belum baligh, orang-orang yang tidak wajib berpuasa di antaranya adalah orang gila, orang yang sedang sakit, ibu menyusi, orang tua yang sudah tidak mampu lagi berpuasa. Hal ini seperti disebutkan dalam Al-Qur'an :
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. QS Al-Baqarah ayat 184.
Dari sini terlihat ternyata Islam itu sangat memperhatikan manusia yah, buktinya ibadah puasa yang "berat" ini tidak diwajibkan kepada orang-orang yang memang tidak mampu untuk melaksanakannya.
Rukun-rukun Puasa
Sama seperti rukun Islam yang lainnya, puasa juga mempunyai rukun-rukun yang harus dipenuhi. Di antara rukun-rukun puasa itu adalah :
Rukun pertama : Niat, kamu sudah sering mendengar bukan bahwa niat itu harus ada pada setiap awal ibadah. Niat adalah pembeda antara satu ibadah dengan ibadah yang lainnya. Rasulullah pernah bersabda :
عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه " متفق عليه
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya. HR Bukhary dan Muslim.
Haditsnya panjang sekali yah…. memang iya. Hadits ini menunjukan bahwa niat itu harus dilakukan di setiap kita akan melakukan ibadah, termasuk puasa ini. Makanya kalau kamu mau berpuasa harus berniat di malam harinya, tanpa niat seperti sayur tanpa garam, tidak ada rasanya. Kalau puasa tanpa niat ya…. Puasanya tidak sah.
Rukun kedua : Masuk waktu, maksudnya adalah puasa itu sah kalau waktunya telah tiba yaitu dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Kalau pusa yang wajib maka harus dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Jadi kalau kamu berpuasa wajib selain bulan tersebut tidak sah puasanya, kecuali karena qadha (mengganti) atau puasa nadzar. Allah ta'ala berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, QS Al-Baqarah ayat 186
Kalau puasa yang dikerjakan adalah puasa sunnah maka dilaksanakannya boleh kapan saja dengan syarat dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selain waktu itu maka tidak boleh. Dan yang paling penting adalah puasa tersebut harus sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa salam.
Rukun ketiga : Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa tersebut. Di antara hal-hal-hal yang membatalkan puasa tersebut adalah : makan, minum, untuk yang sudah dewasa bersebadan serta yang lainnya.
Berarti kalau kamu sedang puasa kemudian makan dan minum, maka puasanya batal dan tidak sah.
"Kak Abdu, tidak makan dan minum selama satu hari penuh kan lapar" memang benar, namaya juga puasa, nanti kalau kamu baca buku ini sampai selesai kamu akan tahu kenapa kita harus merasakan lapar.
Intinya adalah agar kita dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta'ala dan kita juga bisa merasakan ternyata orang-orang miskin yang sering tidak makan itu memerlukan bantuan kita.
Itu tadi rukun-rukun dalam puasa, sedikit bukan ? kalau ketiganya sudah terpenuhi berarti puasa kamu sudah sah. Tinggal melengkapinya dengan syarat-syarat puasa, apa saja coba ?
Syarat-syarat Puasa
Kalau rukun-rukun puasa membahas tentang hal-hal yang harus dipenuhi dalam puasa dan harus ada, maka syarat-syarat puasa juga sama. Bedanya adalah jika rukun itu ditinggalkan maka akan menjadikan puasa tersebut batal total.
Berbeda dengan syarat, jika syarat-syarat itu tidak dipenuhi maka masih ada alternatif lainnya, yaitu dalam keadaan tertentu masih bisa sah. Lalu apa saja syarat-syarat puasa itu ?
Pertama : Muslim, puasa hanya sah dikerjakan oleh orang-orang Islam saja, jika ada orang yang bukan Islam berpuasa maka puasanya tidak sah. Mengenai hal ini Allah ta'ala berfirman :
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا(23)
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. QS Al-Furqan ayat 23.
Ini adalah perumpamaan dari amalan orang-orang yang kafir, di mana malan mereka itu seperti debu yang beterbangan, tidak ada manfaatnya sama sekali.
Kedua : berakal, seorang ynag kurang waras atau gila tidaklah terkena beban syariat, karena itu ia tidak wajib untuk berpuasa. Kamu masih ingat hadits yang telah lalu bukan ? Benar, orang yang gila tidak akan dicatat baginya amalan baik dan amalan buruk hingga dia menjadi waras atau berakal kembali.
Ketiga : dewasa, Seperti dalam pembahasan sebelumnya bahwa puasa itu hanya diwajibkan bagi orang-orang yang telah dewasa muslim baik laki-laki ataupun perempuan. Khusus buat perempuan harus dalam keadaan suci tidak haidh atau baru melahirkan (istihadzah). Demikian pula seorang ibu yang sedang hamil atau sedang menyusui, jika dikhawatirkan akan ada mudzarat (kerusakan) maka boleh untuk tidak berpuasa.
Termasuk juga orang-orang yang sakit atau orang-orang yang sudah lanjut usia seperti nenek kita atau kakek kita. Mereka tidak wajib untuk berpuasa, karena mereka memang tidak mampu lagi.
Sunnah-sunnah Puasa
Kamu ingin agar puasa kamu lebih banyak pahalanya ? "Mau dong". Kalau mau, kamu harus menjalankan sunnah-sunnah yang ada dalam puasa itu. Jangan lupa yah… pembahasan kita adalah puasa yang hukumnya wajib seperti puasa Ramadhan ataupun puasa sunnah seperti puasa senin-kamis.
Nah…. berikut ini adalah sunnah-sunnah dalam puasa yang boleh kamu kerjakan jika ingin pahala puasanya lebih besar :
Pertama : makan sahur. Kamu suka malas tidak kalau malam-malam disuruh makan sahur ? kalau Kak Abdu terus terang agak malas juga, tapi karena ingin pahala sunnah sih, makanya Kak Abdu paksakan sedikit. Hasilnya kalau puasa Ramadhan pada awal-awal sih seperti terpaksa, tapi lama-lama jadi biasa juga. Apalagi kalau makanannya enak-enak. Wah... jadi semangat deh.
Makan sahur itu yang lebih bagus adalah menjelang waktu shubuh. Ini seperti sabda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa salam :
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
"Makan sahurlah kalian, sesungguhnya pada makan sahur itu ada keberkahan di dalamnya. HR Muslim.
Keberkahan yang dimaksud tentu dengan adanya banyak kebaikan yang mengalir ketika kita makan sahur termasuk juga kebaikan pahala yang akan di dapat. Apa lagi kalu dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Nabi :
لاتزال أمتي بخير ما عجلوا الفطور وأخروا السحورز
Ummaku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dab mengakhirkan sahur. HR Ahmad.
Mulai sekarang kalau kamu makan sahur jangan malas-malas yah, soalnya itu adalah bagian dari sunnah puasa. Dan kalau kamu tidak makan sahur tentu badan kamu akan lemas ketika berpuasa di siang harinya, wah kalau sudah lemas biasanya dekat-dekat dengan batal nih…. makanya biar badan juga ada tambahan energi makan sahur.
Kedua : Menyegerakan berbuka. Kalau masalah menyegerakan berbuka sepertinya, tidak perlu disuruh, soalnya pasti kamu lapar sekali bukan ? Kak Abdu juga sama kok. Tapi sekarang selain karena memang sudah lapar bersegera dalam berbuka ternyata salah satu jalan kebaikan. Hadits sebelumnya berbicara tentang hal ini. Coba deh baca ulang lagi haditsnya.
Ketiga : Berbuka dengan ruthab, korma atau air putih. Kamu tahu ruthab ? kalau belum tidak apa-apa, soalnya memang hanya ada Arab sana. Ruthab adalah buah korma yang masih segar belum begitu matang. ini yang lebih utama tapi namanya juga sunnah, kalau tidak ada ya tidak apa-apa. Ia bisa diganti dengan korma. Kalau korma juga tidak ada cukup dengan air putih, itupun termasuk sunnah Nabi.
Anas bin Malik pernah berkata :
انَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Rasulullah apabila berbuka, maka beliau berbuka dengan kurma segar sebeleum shalat, jika tidak ada makan dengan kurma kering dan jika tidak ada juga maka dengan beberapa teguk air. HR Abu Daud.
Keempat : Berdo'a ketika berpuasa terutama saat berbuka. Do'a orang yang berpuasa itu mudah dikabulkan, sebagaimana sabda nabi :
ثلاث دعوات مستجابات : دعوة الصائم ، ودعوة المسافر ، ودعوة المظلوم
Ada tiga do'a mustajab (dikabulkan), yaitu : do'a orang yang berpuasa, do'a orang yang didzalimi dan do'a seorang musafir. HR Baihaqi.
Dalam riwayat yang lain dikatakanlagi :
إن للصائم عند فطرته لدعوة ماترد
Sesungguhnya bagi orang-orang yang berpuasa baginya ada do'a yang tidak ditolak yaitu ketika berbuka. HR
Sekarang kamu kalau sudah tahu bahwa do'a ketika berpuasa dan saat berbuka itu akan dikabulkan, maka kamu harus banyak-banyak berdo'a di waktu tersebut, berdo'alah untuk kebaikanmu, orang tua dan kaum muslimin pada umumnya.
Kamu tahu tidak do'a ketika berbuka puasa ? kalau belum tahu Kak Abdu kasih tahu, ini dia bacaan do'a ketika berbuka :
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Telah hilang rasa dahaga, telah basah tenggorokan dan telah tetap pahala itu, insya Allah. HR Abu Daud.
Perbuatan-perbuatan makruh dalam berpuasa
Puasa itu adalah menahan makan dan minum dan nafsu syahwat kita dari mulai terbitnya matahari hingga terbenamnya. Arti dari makan dan minum sendiri adalah memasukan sesuatu ke dalam tubuh kita melalui mulut atau yang lainnya. Karena itu jika kita mengunyah sesuatu walaupun tidak ditelan, maka bisa jadi akan batal puasa kita. Lalu apa saja perbuatan-perbuatan yang makruh dilakukan ?
Makruh adalah sesuatu yang dibenci atau tidak disukai, jadi kalau dikatakan makruh di dalam berpuasa berarti perbuatan-perbuatan yang tidak disukai selama berpuasa. Berikut ini adalah bebrapa contohnya :
Berlebih-lebihan dalam madmadhah dan istinsyaq. Keduanya adalah memasukan air ke dalam hidung ketika sedang berwudhu. Hal in imakruh karena dikahwatirkan air itu akan masuk ke dalam tubuh. Makanya ketika kamu wudhu harus berhati-hati ketika berkumur atau ketika memasukan air ke hidung jangan sampai air tersebut masuk ke kerongkongan dank e dalam tubuh. Kalau disengaja masuknya air maka itu batal, kalau tidak sengaja sebanrnya tidak apa-apa. Tapi Allah tahu apa niat kita.
Mengenai hal ini telah datang kepada kita sabda nabi Yang mulia :
وبالغ في الاستنشاق إلا أنتكون صائما
Sempurnakanlah istinsyaq kecuali ketika engkau sedang puasa. HR Abu Daud.
Mencicipi makanan tanpa sebab. Sebenarnya kalau mencicipinya hanya untuk mencoba dan dapat dipastikan tidak masuk ke dalam kerongkongan tidak apa-apa. Ini biasanya dilakukan oleh ibu kita ketika masak. Tapi kalau kamu, umpamanya tidak membantu memasak, kemudian datang ke dapur dan mencicipi masakan ibu, wah…. Ini sih sudah jelas niatnya, bukan mencoba rasanya tapi mencoba-coba kelezatannya.
Khusus yang sudah dewasa. Tidak boleh mendekati sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat, baik itu melihat menyentuh atau berkhayal yang bukan-bukan.
Perbuatan-perbuatan tersebut makruh kita lakukan, karena dikhawatirkan akan membatalkan puasa kita. Kak Abdu kalau makan permen karet bagaimana ? wah ... namanya juga makan yang membatalkan puasa. Kalau dikunyah saja, rasanya tidak mungkin, tentu ada sesuatu yang tertelan berupa rasa, ini membatalkan puasa.
Selain itu juga infus yang masuk ke dalam tubuh pasien yang serupa dengan dzat makanan juga dapat memabtalkan puasa. Dari sekarang kalau kamu ingin puasanya lebih berkualitas jauhi hal-hal makruh tersebut.
Pembatal Puasa
Kamu harus berhati-hati jika berpuasa. Kenapa begitu ? karena jangan sampai kamu sudah capek-capek berpuasa eh…. malah puasa kita batal. Atau seseorang melakukan suatu pekerjaan padahal tidak membatalkan puasa, tapi karena dia yakin hal itu bisa membatalkan puasa sehingga dia malah membatalkan puasanya sekalian.
Hal ini tidak baik bukan ? Benar, karena kurang ilmu, akhirnya dia malah tidak tahu bahwa hal tersebut sebenarnya tidak membatalkan puasa.
Kak Abdu pernah waktu masih kecil dulu pernah mendengar bahwa kalau buang angin di dalam air itu akan membatalkan puasa. Akhirnya kak Abdu dulu ketika berenang sangat berhati-hati jangan sampai buang angin di air. Padahal setelah Kak Abdu tahu ternyata hal itu tidak benar.
Hal-hal yang membatalkan puasa terbagi menjadi dua, yaitu membatalkan puasa dan wajib untuk diganti saja (qadha) dan batal puasa yang mewajibkan adanya qadha dan kafarah. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan wajib diganti di hari yang lain :
Makan dan minum dengan sengaja. Kalau kamu makan dan minumnya tidak sengaja, lupa atau karena dipaksa orang lain maka itu tidak membatalkan puasa. Tapi zaman sekarang sepertinya tidak ada orang yang memaksa makan dan minum ketika ada orang lain berpuasa. Kalau lupa dan tidak sengaja tidak apa-apa. Rasulullah bersabda :
مَنْ أَكَلَ نَاسِيًا وَهُوَ صَائِمٌ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
Barang siapa makan karena lupa padahal dia sedang berpuasa, maka hendaklah dia menyempurnakan puasanya karena Allahlah yang memberikan makan dan minum. HR Bukhary.
Jadi kalau kamu sedang berpuasa kemudian lupa makan dan minum tanpa sengaja, puasa kamu tidak batal, teruskan saja puasanya sampai sore.
Bagi yang sudah dewasa berhubungan badan. Ini untuk yang dewasa, intinya tidak boleh berhubungan badan di siang hari. Kalau kamu yang masih kecil tidak boleh juga mengumbar nafsu syahwat.
Memasukan sesuatu ke dalam tubuh. Segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh dan merupakan nutrisi yang dapat mengenayangkan atau membuat tubuh kuat adalah membatalkan puasa, termasuk infuse, vitamin dan yang lainnya.
Muntah dengan sengaja.
Hikmah Puasa
Kalau kita berbicara tentang hikmah puasa, sepertinya tidak ada habisnya, sebagai sebuah ibadah yang telah diatur oleh Allah ta'ala, maka ia merupakan syariat Ilahi yang sangat sesuai dengan sifat dan fitrah manusia.
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...