Bagaimana
cara bersuci dari haid atau junub ?
Cara
mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama
dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya untuk
melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam
hadits Ummu Salamah t berikut ini:
Seorang
wanita berkata kepada Rasulallah r : "Sesungguhnya aku adalah seorang wanita
yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutku untuk
mandi janabat ?" Rasulallah r menjawab: "Sungguh cukup bagimu
menuangkan (mengguyur) atas kepalamu tiga kali tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh
(dengan berbuat dmeikian) engkau telah bersuci". (HR. Muslim, Ahmad, dan
Tirmidzi dan dia berkata hadits ini hasan shahih).
Dalam
riwayat Muslim hadits ini dari jalan Abdurrazak dengan lafadz:
Apakah
aku (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi haid dan mandi janabat
?
Disunnahkan
bagi wanita apabila mandi dari haid atau nipas untuk memakai kapas yang ditaruh
padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah atar tidak
meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
'Aisyah t:
Bahwasanya
Asma' binti Yazid bertanya kepada Nabi r tentang mandi haid. Maka beliau r bersabda: "(hendaklah) salah seorang dari kalian memakai air yang
dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan
memperbaiki wudhunya. Kemudian dia
siramkan air diatas kepalanya dan memijitnya/menggosokkan seluruh bagian
kepalanya. Lalu dia siramkan air itu keseluruh tubuhnya setelah itu (hendaklah)
dia mengambil kapas atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian dia bersuci dengannya". (HR. al Jama'ah
kecuali Tirmidzi).
Tidaklah
mandi haid atau pun junub dinamakan mandi syar'i, kecuali dengan dua hal:
1.
Niat. Karena dengan niat terbedakan antara kebiasaan dengan ibadah, dalilnya
hadits Umar bin Khottob t:
bahwasanya
Rasulallah r bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya". (HR. al
Jama'ah).
Maknanya
adalah bahwa sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap
syar'i. yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan jadi
tidak perlu diucapkan.
2.
membersihkan seluruh tubuh (anggota badan) dengan air (mandi) dalam mengamalkan
firman Allah I:
dan
apabila kalian junub maka mandilah. (Qs. Al Maidah:6)
mereka
bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah haid itu kotoran (yang menyakitkan)
maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang sedang haid dan
janganlah kalian mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)". (Qs. Al
Baqarah:222).
Adapun
tata cara yang disunnahkan oleh
Rasulallah r adalah:
1.
mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2.
mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan yang bekas mencuci
kemaluan tersebut digosokkan ke bumi.
3.
berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua kaki
(dalam berwudhu tidak mencuci kedua kaki) sampai mandi selesai kemudian mencuci
kedua kaki.
4.
membasahi kepala sampai pangkal rambut dengan menyela-nyela rambut dnegan
jemari.
5.
menuangkan air diatas kepala sebanyak tiga kali.
6.
menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tuuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari-jari
kaki serta menggosokkan bagian tubuh yang mungkin digosok.
7.
selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya
tatkala melakukan wudhu').
8.
membersihkan/mengeringkan air yang ada dibadan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk/kain).
Tata
cara mandi seperti diatas sesuai dengan hadits Nabi r :
Dari
'Aisyah t bahwasanya Nabi r apabila mandi dari junub beliau memulai dnegan
mencuci kedua tangannya, lalu beliau mengambil air dengan tangan kanan kemudian
dituangkan atas tangan kirinya (yang) beliau gunakan untuk mencuci kemaluannya.
Kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Selesai itu
beliau mengambil air dan menuangkannya di kepalanya sambil memasukkan
jari-jemarinya ke pangkal rambutnya hingga beliau mengetahui bahwasanya beliau
telah membersihkan kepalanya dengan tiga kali siraman air, kemudian menyiram
seluruh badannya". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari
'Aisyah t berkata: "Adalah Rasulallah r apabila mandi janabat beliau meminta air,
kemudian beliau mengambil dengan telapak tangannya dan memulai (mencuci) bagian
kanan kepalanya lalu bagian kirinya. Setelah itu beliau mengambil air dengan
kedua telapak tangannya lalu beliau balikkan (tumpahkan) diatas
kepalanya". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari
Maimunah t, berkata: "Aku meletakkan air untuk
mandi nabi r kemudian beliau menuangkan atas kedua
tangannya dan mencuci dua atau tiga kali, lalu beliau menuangkan dengan tangan
kanannya atas tangan kirinya dan mencuci kemaluannya (dengan tangan kiri),
setelah itu beliau gosokkan tangan kirinya ke tanah. Kemudian beliau
berkumur-kumur, memasukkan air kedalam hidung dan menyemburkannya, lal mencuci
wajah dan kedua tangannya kemudian mencuci kepala tiga kali dan menyiram
seluruh badannya. Selesai itu beliau menjauh dari tempat mandinya lalu mencuci
kedua kakinya. Berkata Maimunah: maka aku berikan padanya secarik kain akan
tetapi beliau tidak menginginkannya dan tetaplah beliau mengeringkan air (yang
ada dibadannya) dengan tangannya". (HR. Al Jama'ah)
Cara
mandi di atas merupakan cara mandi wajib yang sempurna yang seharusnya
dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka mengikuti Rasulallah r.
Perlu
diketahui bahwa untuk mandi besar ada dua sifat:
1.
mandi sempurna dengan menggunakan cara-cara diatas.
2.
mandi biasa yaitu mandi yang hanya melakukan hal yang wajib saja tanpa
melakukan sunnahnya, dalilnya keumuman ayat dalam surat al Baqarah :222.
"Janganlah
kalian dekati mereka (wanita haid) sampai mereka bersuci (mandi) dan apabila
mereka telah mandi ……. ".
"Dan
apabila kalian junub maka bersucilah (mandilah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...