Al-Faqir Ilallah
Saya menyempatkan
diri untuk menulis kisah ini, sebuah kisah yang sejatiya sudah lama pergi. Namun
sejatinya ia bukan pergi, tapi mati suri yang kadang hadir kembali dalam angan
dan mimpi. Kisah itu memang sering hadir dalam mimpi, namun selalu menghantui. Kisah
ini juga menyadarkan kembali bahwa syaithan senantiasa menggoda diri ini dengan
sesuatu yang dirindui. Saya paham, ini adalah kekurangan saya sehingga saya
juga paham bahwa ketika panah godaan ini menusuk dada maka jiwa ini terguncang
dibuatnya. Semoga Allah mengampuni saya…
Mimpi itu hadir
kembali, seperti biasa mimpi dengan seseorang yang menurutku menarik hati dan
syahwati. Seorang lelaki dengan tubuh gempal, berkumis tebal dan badan
mempesona. Ia hadir di depan mata dengan pesona lelaki sebenarnya. Ah… intinya
seorang lelaki dengan tipe pujaan itu hadir dan siap dinikmati. Nafsu yang
menggebu tak kuasa lagi dibendung, kunikmati setiap centi tubuhnya kucium
erat-erat bibir dengan kumisnya yang tebal. Tidak ingin rasanya aku lepaskan…..
Astaghfirullah. Tubuh gendutnya yang berwarna kuning dengan bulu-bulu yang
tumbuh benar-benar membangkitkan nafsuku. Puncaknya adalah kuhisap dalam-dalam
--------- nya hingga aku merasa puas. Kepuasan yang selama ini hadir dalam
setiap mimpi. Astaghfirullah…. Aku memohon ampun kepada Allah ta’ala. Berjuta kali
aku harus mengucapkan istighfar ini, memohon kepada Allah ta’ala agar ini hanya
mimpi.
Namun mimpi itu
ternyata membawa ihtilam yang mewajibkanku untuk mandi janabah
dan membatalkan puasa senin kamis. Astaghfirullah…. Mimpi itu benar-benar
terasa dalam jiwa dan masuk ke dalam dunia nyata. Atau sebaliknya, dari angan
nyata masuk ke dalam mimpi dan ingin kembali mengulanginya di alam nyata
kembali.
Kini saya
semakin dewasa, usia 36 tentu bukanlah lagi pemuda yang tidak tahu bagaimana
harus menyikapinya. Tapi godaan syaithan itu benar-benar membuat jiwa ini luka,
sakit dan selalu merasa hampa. Astahgfirullah…. Masa lalu itu memang sudah
berlalu, namun ia sering kali hadir dalam mimpi.
Saya terus
berusaha untuk mengobati diri sendiri, karena membincangkan dengan orang lain
justru akan menjadi simalakama untuk diri. Mungkin saya harus bertahan hingga
mati, hingga jasad ini membusuk dalam bumi. Godaan ini mungkin ke depan akan
terus datang, saya akan terus bertahan hingga jasad di makan cacing-cacing
tanah. Ya Allah… kuatkanlah iman hamba Ya Allah…. Ya Qawwiy… Dzat Yang Maha
Kuat, kuatkanlah imanku untuk menahan godaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...