Pancasila
Yang Kami Damba
Oleh:
Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI
Pengajar
Ilmu Politik Islam di STEI Tazkia Bogor dan Ketua Program Studi Islamic
Business Law STEI Tazkia
Kita patut bersyukur kepada Allah Ta’ala atas seluruh nikmat yang telah
dilimpahkanNya. Salah satu dari nikmat tersebut adalah kesempatan kita bisa
lahir, tumbuh dan berada di negeri tercinta Indonesia. Syukur dan ucapan terima
kasih tidak lupa juga kita sampaikan kepada para pendahulu negeri ini yang
telah meninggalkan satu konstitusi dan dasar negara yaitu Pancasila. Kelahiran
Pancasila sebagai hasil pemikiran mendalam dan daya kreatif founding father negeri
ini haruslah sentiasa kita jaga. Salah satunya adalah dengan memahaminya sesuai
dengan makna yang diharapkan dari mereka yang merumuskannya.
Merujuk pada sejarahnya, baik yang dirumuskan oleh Muhammad Yamin, Prof.
Soepomo, dan Ir. Soekarno tertumpu pada kesejahteraan sosial yang berdasarkan
pada asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Maknanya bahwa cita-cita tertinggi Pancasila
sebagai dasar negara ini adalah rakyat yang sejahtera baik secara material
ataupun spiritual dengan berdasarkan keimanan kepada Allah Ta’ala.
Merujuk pada fakta ini maka menempatkan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideology bangsa Indonesia yang bersifat terbuka adalah sebuah sikap
bijaksana. Maksudnya adalah bahwa Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan
ideology atau agama lain yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama. Pertentangan
yang dibuat-buat oleh segelintir orang sejatinya justru akan menghilangklan
nilai esensi dari Pancasila itu sendiri. Pancasila yang universal dan syarat
dengan nilai-nilai spiritual.
Kenyataan bahwa Islam dan Pancasila sentiasa berjalan seirama tanpa
adanya pertentangan telah terbukti sejak masa kelahiran Pancasila. Bahkan para
perumusnya sendiri adalah beragama Islam yang sangat memahami bagaimana
mengimplementasikan Islam di tengah masyarakat plural dengan berbagai suku,
agama, kepercayaan, ras dan golongan. Nilai-nilai fundamental Islam (Islamic
Value) nampak jelas dalam setiap sila dalam Pancasila, sifat susunannya
adalah hirarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Sila pada Pancasila saling
menjiwai dan dijiwai. Sila yang di atasnya menjiwai sila yang di bawahnya,
tetapi sila yang di atasnya tidak dijiwai oleh sila yang di bawahnya. Sila yang
di bawahnya dijiwai oleh sila yang di atasnya, tetapi sila yang di bawahnya
tidak menjiwai sila yang di atasnya. Sebagai contoh nilai-nilai Ketuhanan
menjiwai nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan dan Keadilan, sebaliknya
nilai Ketuhanan tidak dijiwai oleh nilai-nilai Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan
dan Keadilan, begitulah seterusnya.
Rumusan ini membantah sebagian orang yang menyatakan bahwa Pancasila bertentangan
dengan Islam. Mereka berpendapat bahwa Pancasila memiliki sifat kebhinekaan
sementara Islam bersifat tunggal. Pendapat ini tentu saja tidak tepat, karena
Pancasila dan Islam bukanlah dua hal yang bisa dibandingkan, yang satu rumusan
manusia yang satunya lag datang dari Allah Ta’ala. Pancasila adalah dasar
bernegara, sedangkan Islam adalah dasar beragama dan menjalani kehidupan dunia.
Pancasila dalam satu sisi memiliki tiga fungsi; Pertama, Pancasila bukan
agama dan tidak bisa menggantikan agama Islam. Kedua, Pancasila bisa menjadi
wahana implementasi Syariat Islam. Ketiga, Pancasila dirumuskan oleh tokoh
bangsa yang mayoritas beragama Islam. Baik Islam ataupun Pancasila pada satu
sisinya memiliki sifat yang sama pada satu sisi yaitu bersifat terbuka, realis,
idealis dan fleksibel.
Jika ada yang berpendapat bahwa Islam anti dengan kebhinekaan maka,
cobalah pelajari lagi bagaimana umat Islam di Indonesia memberikan toleransinya
yang tinggi terhadap agama lainnya. Toleransi yang didasari pada nilai-nilai
Islam yangh universal, bukan toleransi yang selalu mereka dnegung-dengungkan
yaitu untuk menghancurkan Islam. Ya… Islam memiliki toleransi yang sangat
tinggi, tapi bukan toleransi yang kebablasan atau toleransi yang hanya
mementingkan pihak sendiri.
Maka, Pancasila Yang Kami Damba adalah Pancasila dengan makna yang
sebenarnya bukan hasil rekasayasa manusia yang digunakan untuk kepentingan
politiknya saja. Bukan pula menafsirkan secara bebas hingga kemudian diseret
bertentangan dan seolah-olah bertentangan dengan Islam. Pancasila yang didamba
oleh umat Islam adalah dasar negara yang memiliki nilai-nilai Islam dengan
semangat syariah Ilahi. Syariat ini sendiri menjadi rahmat dan menebarkan
kebaikan kepada seluruh warga negara tanpa melihat suku, bangsa, agama dan
kepercayaanya. Wallahu A’lam (ambp).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...