Kamis, 18 Juni 2020

"Berdamai" dengan Virus Corona

Oleh: Abd Misno Mohd Djahri 


Memasuki 18 Juni 2020 ternyata Covid-19 masih sangat tinggi di Indonesia hingga hari ini tercatat jumlah positif sebanyak 42.762 Positif, 16.798 sembuh dan 2.339 meninggal dunia. Sementara di seluruh dunia berdasarkan data Worldometers, tercatat ada 8.382.536 kasus infeksi virus corona, dari angka tersebut ada 450.213 kematian, dan 4.377.079 orang sembuh. 
Melihat fenomena ini maka tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap penyebaran virus ini harus terus ditingkatkan. Jangan sampai karena PSBB sudah mulai direnggangkan, kita memudah-mudahkan masalah pandemi ini. Efeknya tentu akan lebih besar daripada masa-masa sebelumnya. Virus ino akan semakin menyebar di tegah masyarakat. 

Prediksi para ahli yang menyatakan bahwa Virus Corona akan tetap ada di muka bumi ini, minimal akan berlangsung lama memaksa umat manusia untuk “berdamai” dengannya. Damai yang dimaksud adalah bagaimana bahwa virus ini akan selalu ada dalam kehidupan kita. Sehingga mau tidak mau kita harus dapat hidup “berdampingan” dengan virus Corona. Tentu saja dalam pemahaman bahasa berdamai di sini buka mengajak damai dengan Corona, karena virus ini juga gak bakalan mau berdamai dengan manusia. “Berdamai” dalam tanda petik di sini bermakna kita harus bisa hidup di dunia ini “bersama” dengan Virus Corona yang masih ada di dunia ini.
“Berdamai” dengan Corona berarti kita akan sama-sama tinggal di bumi Allah ini, sebagai maklukNya tentu saja kita sebagai manusia dan Corona memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama yaitu beribadah hanya kepadaNya. Lebih dari itu bahwa semua ini adalah sudah menjadi takdir dan kuasaNya. Karena semua yang terjadi di dunia ini adalah sudah tertulis di Lauh al Mahfudz bahkan sejak 50 ribu tahun sebelum diciptakanya langit dan bumi.  
Keyakinan ini menjadikan hidup kita akan lebih tenang, rasa pasrah dan tawakal kepadaNya membuat kita akan mampu hidup “berdamai” dengan Virus Corona. Pasrah dan tawakal ini tentu saja bukan meniadakan adanya ikhtiar, karena usaha untuk mencari vaksin Corona, terus berusaha menyembuhkan yang telah terkena inveksi juga merupakan bukti keyakinan kita kepadaNya. 

Melanjutkan kehidupan dengan “berdamai” dengan Corona tentu bukan sesuatu yang mudah, banyak hal harus berubah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga muncul istilah New Normal atau kenormalan baru, yaitu kebiasaan-kebiasaan baru yang mucnul karena adanya pendmi ini. Misalnya harus selalu mencuci tangan, memakai masker, tidak bersentuhan, menjaga jarak fisik dan menjauhi segala bentuk kerumunan. 
Normal Baru adalah upaya untuk dapat “berdamai” dengan Corona karena hanya itu yang kita bisa lakukan saat ini. Tentu saja normal baru tersebut hakikatnya telah diajarkan oleh Islam, dari mulai perintah untuk selalu berwudhu dan menjaga kebersihan, menjaga interaksi dengan orang lain serta selalu mengantisipasi dari berbagai bentuk penularan penyakit di masyarakat. 
Sehingga “berdamai” dengan Coroa sejatinya kita adalah kembali kepada aturan-aturan dalam Islam yang menjadi pedoman hidup kita. Islam telah mengatur seluruh sendi kehdiupan manusia, selalu menjaga kesehatan dan berusaha untuk menghindari segala bentuk kemudharatan. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita kembali kepada kehidupan yang lebih baik di masa-masa yang akan datang. 18062020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...