Abd Misno Mohd Djahri
Kehidupan ini memang penuh dengan
misteri, ada banyak hal yang tidak dapat dinalar dengan akal insani. Lebih dari
itu adalah manusia yang penuh dengan hal-hal di luar prediksi, seringkali
antara apa yang terlihat tidak sama dengan yang tidak terlihat. Seseorang itu
nampak tersenyum, namun hakikatnya hatinya menangis sebaliknya ia menangis tapi
hakikatnya ia bahagia dalam hatinya. Inilah kehidupan dunia yang penuh dengan
apa yang hakikatnya tidak hanya dilihat oleh mata, tapi perlu ada rasa yang
mampu untuk melihatnya.
Manusia memiliki dua unsur yang
luar biasa yaitu jiwa dan raga, sukma (roh) dan jasad dirinya. Keduanya seringkali
berbeda dalam pandangan mata, misalnya seseorang yang jiwanya halus dan penuh
dengan kebaikan tapi raga dan jasadnya penuh dengan kekurangan. Sebaliknya
seseorang yang nampak sempurna jasadnya tapi faktanya jiwanya penuh dengan
kejahatan dan kekurangan. Inilah hakikat manusia, terkadang apa yang terlihat
dari jasadnya tidak mencerminkan apa yang ada dalam hati dan jiwanya.
Keimanan manusia pun terkadang
sulit untuk diterka, seseorang berpakaian apa adanya, profesinya terlalu biasa
bahkan di mata manusia tidak bernilai apa-apa namun hakikatnya di sisi Rabbnya
ia adalah hamba yang paling mulia. Bisa jadi juga seseorang berpakaian layaknya
ulama, memakai sorban dan berjubah putih panjang dan apa yang ada dalam
jasadnya adalah simbol-simbol keimanan. Namun hakikatnya hati dan jiwanya lebih
jahat dari iblis karena ia banyak menyesatkan manusia dari jalan Sang Pencipta.
Inilah hakikat dunia, apa yang kita
lihat dengan mata seringkali tidak sesuai dengan apa hakikatnya. Sehingga
berlaku bijak atas apa yang terlihat adalah sikap utama dalam menghadapinya. Bagaimana
jika melihat seseorang yang nampak sholeh dan baik tapi ternyata ia pelaku
kesyirikan atau dosa dan kesalahan? Kembali pada pemahaman tentang dunia, bahwa
manusia dicipta penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Banyak orang yang nampak
biasa saja, sejatinya ia adalah hamba Allah Ta’ala yang mulia. Namun ada juga
yang luarnya nampak seperti ulama tapi hatinya jahat dan penuh dengan angkara
murka. Bagaimana kita menyikapinya?
Dosa dengan segala bentuknya dari
yang paling besar berupa kesyirikan, dosa besar hingga dosa-dosa yang dianggap
biasa sejatinya selalu ada pada diri manusia dengan akdar yang berbeda-beda. Bahkan
dalam haditsnya yang mulia bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda
bahwa setiap manusia pernah berbuat dosa, maka sebaik-baik yang berbuat dosa
adalah yag segera bertaubat kepadaNya. Merujuk pada riwayat ini maka pemahaman
kita bahwa manusia itu tanpa cela adalah salah adanya, setiap manusia pernah
melakukan dosa. Tentu saja ini bukan berarti kita bertoleransi dengan dosa dan
kesalahan manusia.
Maka, jika kita melihat ada seorang
yang nampak alim tapi dia adalah pelaku dosa hendaknya kita bijak lebih bijak
dalam menyikapinya. Selama ia tidak mendzahirkan perbuatan maksiatnya tersebut,
karena ia “jahil” dalam arti masih terbelenggu hawa nafsunya di sisi ini.
Walaupun pasti manusia akan mengatakan “Dia tahu ilmunya tapi kenapa melakukan
dosa?”. Inilah yang ada di masyarakat kita, dan sejatinya itu benar adanya
tetapi jika kita merujuk kepada riwayat semula bahwa dia juga manusia sehingga “wajar”
kalau dia juga melakukan dosa.
Sekali lagi bukan membela mereka
yang paham ilmunya tapi kemudian melanggarnya, bukan pula mengatakan itu harus
mentolerir perbuatan dosa dan kesalahannya. Tapi menyikapinya dengan bijak dan
tidak menghakimi sebelah pihak, apalagi jika dia juga tidak secara
terang-terangan melakukannya. Bijak dalam hal ini adalah mengajaknya dengan mauidzah
hasanah serta nasehat-nasehat yang baik. Bukan dengan menyalahkannya,
apalagi di depan umum sehingga manusia banyak mengetahuinya. Sebuah riwayat
menyatakan salah satu dari hak seorang muslim adalah merahasiakan aib
(kekurangan/dosa/maksita) muslim lainnya.
Akhirnya kita memahami hakikat dari
kehidupan adalah terkadang tidak sesuai antara apa yang terlihat dan tidak
terlihat. Kita juga memahami hakikat dari manusia yang diciptakan pernah
melakukan dosa dan kesalahan, namun segera kembali kepadaNya. Tinggal tugas
kita sebagai hambaNya menyikapinya dengan bijak, selalu berintrospeksi dengan
diri sendiri dan berlaku bijak ketika melihat kekurangan dari orang lain.
Semoga Allah Ta’ala sentiasa memberkahi kita... Aamiin.
Bogor,
10 Mei 2021
Poker online dengan presentase menang yang besar
BalasHapusayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :D
WA : +855969190856