Oleh: Abd Misno Mohd Djahri
Kematian, satu kata yang menakutkan
bagi sebagian insan, namun menjadi harapan bagi insan yang mengharap ridha
Ar-Rahman. Kematian yang menakutkan adalah ketika ia datang tanpa diundang
kepada insan yang penuh dengan kealphaan. Namun, ia menjadi jalan pulang yang
penuh keindahan bagi insan yang selalu berjuang di jalan keridhaan menuju alam
keaabadian.
Sejatinya, sejak dahulu kala
kematian selalu menjadi hal yang sangat menakutkan, karena ia adalah akhir dari
sebuah kehidupan. Para raja dan pecinta dunia akan berusaha agar kematian itu
tidak segera datang, mereka menumpuk harta dan memuaskan hawanya agar dunia
selalu ada di genggaman. Bahkan ketika kematian akan segera datang mereka
berpesan kepada anak keturunan agar hartanya dibawa ke kuburan, dengan alasan
bisa menjadi bekalan ke alam keabadian. Tentu saja itu adalah harapan tanpa
kenyataan, karena pada hakikatnya kekayaan tidaklah bermanfaat setelah
kematian, kecualian yanng diinfakkan.
Kematian menjadi hal yang
menakutkan karena ia pemutus segala kelezatan, mereka yang cinta dunia dan
mengikuti hawa ingin agar bisa hidup sepuluh ribu bulan. Hingga semua hal akan
dilakukan agar kematian tak segera datang di hadapan. Tentu saja itu adalah
harapan yang hanya khayalan, karena setiap insan pasti akan merasakan kematian.
Berbeda dengan orang-orang yang
beriman, karena mereka yakin kematian itu akan datang bahkan tanpa perizinan
maka ia telah menyiapkan sedari awal. Ia akan berusaha menyiapkan kematian itu,
seluruh hidup digunakan untuk menyongsong kematian itu. Mereka yang berjuang di
jalan Ar-Rahmaan selalu menginginkan agar kematian itu datang di saat jiwa dan
raga mereka berkelindan di bawah kilatan pedang. Kematian itulah yang
sebenarnya mereka cari, karena kenikmatan sejati akan diraih pada masa-masa seperti
ini. Maka kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi orang beriman, ketika
memang itu telah menjadi keputusan dari Dzat Pemilik Insan.
Ketika wabah Covid-19 dan virus lainnya
menyerang umat manusia di semesta, kematian itu begitu dekat adanya. Sebagian
begitu ketakutan dengan kematian, hingga kemudian melakukan berbagai kegiatan
yang mengarah pada kehilangan kehidupan.
Sebuah peristiwa langka dan
menakjubkan terjadi pada dua orang yang berbeda haluan, Pertama, seseornag
yang tidak mau divaksin karena takut dan khawatir bahwa vaksin tersebut membawa
racun dan memudharatkan badan hingga membawa kepada kematian. Kedua, seseorang
yang berjuang agar mendapatkan vaksin, karena berkeyakinan ia akan kebal dengan
virus yang menyerang dengan adanya vaksin di badan sehingga ia tidak akan
kemudaharat yang mengarah kepada kematian. Kedua orang ini memiliki alasan yang
sama, yaitu takut akan kematian. Segala cara mereka lakukan sesuai dengan
keyakinan agar terhindar dari yang namanya kematian.
Berbagai khabar tentang ancaman
kematian masal juga menyeruak di media sosial, ada yang menyatakan bahwa vaksin
yang disuntikan mengandung berbagai dzat yang memudharatkan hingga akan berujung
kepada kematian dalam beberapa bulan ke depan. Tentu saja ini adalah berita
besar yang sangat menakutkan insan, karena terkait dengan eksistensi dan
konsiprasi global. Bagaimana sikap kita sebagai orang beriman?
Jawabannya adalah terus mendalami
agama Islam, meyakini bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian yang menjadi
kuasa Ar-Rahmaan. Jika sudah masanya, maka kematian itu akan tiba pada diri
kita. Kewajiban kita yang pertama adalah yakin dengan ajaran Islam dan terus
berusaha menjalankan syariat Islam. Kewajiban selanjutnya adalah hendaknya umat
Islam terus mengembangkan ilmu pengetahuan, agar tidak lagi termakan isu dan
berita hoax yang menyesatkan. Jika berita itu benar, maka kuasai ilmu
pengetahuan, pelajari dan buktikan bahwa yang benar adalah benar dan yang salah
adalah salah. Jangan hanya karena cinta dunia dan mengikuti hawa kemudian kita
menjual agama untuk kepentingan dunia yang sementara.
Teruslah kuatkan keyakinan, hiasi
diri dengan amal kebajikan untuk menuju kematian. Karena, pada hakikatnya semua
kita akan meninggalkan dunia fana, dan kewajiban kita adalah menyiapkannya. Tunduk
patuh dengan semua syariahNya, itulah sejatinya perbekalan yang utama. Pagi Dhuha,
26052021.
MasyaAlloh tabarokalloh.
BalasHapusserasa pengingat yang menyengat. terperanjat taubat.semangat ibadat.
qiamat sudah amat dekat yang kubro maupun shugro...Allohummajalna bikhusnul khotimah waj'alna khoiron khowatimuhu.