Oleh: Abu Aisyah
Islam secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa
Arab أسلم – يسلم - إسلاما (aslama-yaslimu-Islaman) kata ini mempunyai cabang yang
begitu banyak, namun semuanya menunjuk kepada makna السلم (al-salam) yaitu kesejahteraan,
kedamaian serta sifat tunduk patuh.[1]
Al-Qur’an menggunakan akar kata أسلم (aslama)
pada beberapa bagian, misalnya firman Allah Swt:
قَالَتِ
الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا
وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ
وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ
Orang-orang Arab Badwi itu
berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu
belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman
itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya,
Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. al-Hujuraat [49]: 14).
Pada ayat ini kata أَسْلَمْنَا
berarti “Kami tunduk kepada peraturan Allah Swt”. Adapun makna kata أَسْلَمْ
bermakna taat terhadap perintahNya :
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ
وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Dan sesungguhnya di antara kami
ada orang-orang yang ta`at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.
Barangsiapa yang ta`at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang
lurus. (QS. al-Jin [72]: 14).
Sinonim dari kata tunduk dan taat adalah berserah
diri, hal ini seperti disebutkan dalam firmanNya:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ
وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا
تُنْصَرُونَ
Dan kembalilah kamu kepada
Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian
kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS al-Zumar [39]: 54).
Selain itu masih banyak sekali ayat-ayat yang
menggunakan lafadz aslama seperti dalam firmanNya:
فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ
Tatkala keduanya telah berserah
diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran
keduanya). (QS. al-Shafaat [37]: 103).
قَالَتْ
رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Berkatalah Balqis: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap diriku dan aku berserah
diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS. al-Naml
[27]: 44).
فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ فَلَهُۥٓ
أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
…maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang
Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)… (QS. al-Hajj [22]:
34).
قُلْ
إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya
aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri
(kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang
musyrik." (QS. al-An'am [6]: 14).
إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًۭى
وَنُورٌۭ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟
وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ بِمَا ٱسْتُحْفِظُوا۟ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟
عَلَيْهِ شُهَدَآءَ
Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. (QS. al-Maidah [5]: 44).
لَّيْسَ
بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَآ أَمَانِىِّ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ ۗ مَن يَعْمَلْ سُوٓءًۭا يُجْزَ
بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّۭا وَلَا نَصِيرًۭا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah
menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli
Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah. (QS. al-Nisaa [4]: 125).
أَفَغَيْرَ
دِينِ ٱللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُۥٓ أَسْلَمَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًۭا
وَكَرْهًۭا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Maka apakah mereka mencari agama
yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
Allahlah mereka dikembalikan. (QS. Ali Imran [3]: 83).
وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ
وَٱلْأُمِّيِّۦنَ ءَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا۟ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ
maka katakanlah: "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku".
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada
orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka
masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]:
20).
إِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ
ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ketika Tuhannya berfirman
kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk
patuh kepada Tuhan semesta alam". (QS. al-Baqarah [2]: 131)
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ
وَهُوَ مُحْسِنٌۭ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ
(Tidak demikian) bahkan barang
siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah [2]: 112).
Berdasarkan ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan
bahwa kata aslama dan seluruh derivasinya secara bahasa bermakna tunduk
patuh, berserah diri, dan mengikuti seluruh aturan yang telah ditetapka oleh
Allah Swt. Akar kata aslama juga terdapat dalam sebuah hadits yang
shahih dari riwayat Abdullah bin Amr bin al-'Ash, Nabi Saw bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang
muslim itu adalah seseorang yang kaum muslimin lainnya selamat dari ucapan
lidah dan gangguan tangannya. HR. Bukhary.
Hadits ini menunjukan bahwa makna salima adalah
selamat dari segala bentuk gangguan baik yang bersifat fisik ataupun gangguan
lainnya.
Islam secara istilah dapat didefinisikan secara
internal dan eksternal. Pengertian internal adalah pengertian bahwa Islam
adalah tunduk patuh kepada Allah Swt sebagai satu-satunya pencipta dan
sesembahan. Sebagaimana definisi yang disebutkan oleh ulama ahli tauhid,
yaitu:
اْلإِسْتِسْلاَمُ للهِ بِالتَّوْحِيْدِ
وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ
Penyerahan
diri kepada Allah Swt serta tunduk dengan penuh ketaatan serta berlepas diri
dari syirik dan para pelakunya.[2]
Pengertian ini didasarkan pada pemahaman secara
internal bahwa Islam adalah penyerahan secara total tunduk patuh kepada Allah Swt.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Islam adalah “Rangkaian ibadah kepada Allah Swt
dengan apa-apa yang disyariatkanNya, ia berlaku sejak Nabi pertama diutus
hingga hari kiamat, sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
رَبَّنَا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami
berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak
cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS.
al-Baqarah [2]: 128).
Sedangkan pengertian Islam secara eksternal adalah
agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat
Jibril sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia.[3]
Pengertian ini sebagaimana disebutkan oleh oleh Mahmud Syalthut dalam Al-Islam:
Aqidah wa Syari'ah:
الاٍسلام
هو دين الله الذى أوصى بتعاليمه فى أصو له وشرائعه اٍلى النبى صلى الله عليه وسلم وكلفه
بتبليغه للنا س كافة ودعوتهم اٍليه
Islam adalah Dienullah (Agama
Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang berisi pokok pengajaran
pada bidang ushul (dasar/pokok) maupun syariat, dan Nabi diperintahkan untuk
menyampaikan kepada seluruh manusia dan menda'wahkannya.[4]
Pengertian ini cukup komprehensif menjelaskan
definisi Islam, ia mencakup sumber dari Islam yaitu wahyu dari Allah Swt yang
berupa ushul (aqidah) dan syariat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw yang memiliki kewajiban untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia.
Maka secara umum Islam adalah agama Allah Swt yang menjadi pedoman bagi seluruh
umat manusia.
[1] Ibnu Mandzur, Lisan
Al-‘Arab Juz VI, hlm. 344.
[2] Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin, Syarh Ats-Tsalastah Al-Ushul, Mesir : Dar Ibn
Al-Jauzy, 2004, hlm. 50.
[3] Ibid., hlm. 15.
[4] Mahmud Syalthut, op. cit. hlm. 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...