Cintamu Palsu
Oleh: Abdurrahman
Saudaraku
tercinta, izinkan aku memberikan sedikit nasehat untuk diri sendiri dan juga
anda. Sebuah nasehat yang muncul dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Ia
muncul dari rasa keimanan kepada Allah ta’ala serta kecintaan kepadamu. Aku
tidak mau jika kasih sayang ini hanya sebatas di dunia saja, sementara di
akhirat nanti justru menjadi permusuhan.
Saudaraku
tercinta, aku melihatmu begitu memperhatikan orang-orang di sekitarmu,
mengasihi mereka dan memenuhi beberapa kebutuhan. Engkau juga mengidolakan
mereka seperti orang yang sangat berjasa kepadamu. Engkau sangat bergembira
ketika bersama mereka, tertawa ceria dan hilang segala kedukaan. Intinya engkau
sangat mencintai mereka dengan sepenuh hati.
Namun, aku melihat
bahwa kecintaan kepada teman-temanmu ternyata tidak tulus. Cinta itu palsu,
mohon maaf aku memberanikan diri menyampaikan ini. Tidak lain dan tidak bukan
karena aku ingin agar kecintaan itu berakhir dengan kebahagiaan tidak hanya di
dunia tapi juga di akhirat. Ya…. Secara tegas bisa aku katakana bahwa cintamu
palsu. Kecintaanmu pada seseorang hanya didasari oleh kepentingan dunia. Engkau
mencintai seseorang karena ia gagah, ganteng raut mukanya, tubuhnya yang
memesona dan kepribadiannya yang memikat hati. Terkadang pula cintamu kepada
seseorang karena ia kaya atau memiliki kedudukan yang tinggi.
Inilah yang aku
sebut dengan cinta palsu, cinta yang didasari karena rasa suka karena gagahnya
seseorang atau kecantikannya. Cinta yang didasari karena jabatan dan kedudukan
serta cinta yang hanya didasari dengan kepentingan dunia semata.
Bukan tanpa
alasan ketika aku menyampaikan hal ini, tampak jelas di mataku bagaimana engkau
dekat dengan seseorang yang kau anggap memesona hingga tumbuh rasa cinta itu.
Bukan lillahi ta’ala namun karena wajahnya yang gagah dan tubuhnya yang
memesona. Jangan beralasan, karena itu adalah fakta nyata. Engkau senang
kepadanya, bahagia ketika berada di sisinya dan tertawa ria ketika bersamanya. Cintamu
palsu, karena hanya didasari kekaguman pada tubuh orang itu. Bukan karena Allah
ta’ala….
Saudaraku
tercinta, sebagai manusia memang wajar saja ketika kita kagum dengan seseorang,
namun jika hanya karena raut muka yang memesona, tubuh yang menarik raga, dan
tampilan dunia yang menggoda sukma lalu kita mencintainya. Maka sejatinya ini
adalah cinta palsu… cinta seperti ini perlahan akan layu seiring berjalan nya
waktu. Perlahan raut muka yang memesona mulai mengeriput, tubuh yang menarik
mulai renta dan tampilan jasad yang ada mulai menua. Maka jika semua itu
terjadi maka cinta itu akan musnah….
Cinta karena
Allah ta’ala sudah selayaknya menjadi dasar dari cinta kita kepada sesama
manusia. Kita mencintai seseorang karena pada diri orang tersebut terdapat
sesuatu yang dicintai oleh Allah ta’ala. Kita mencintai seseorang karena orang
tersebut senantiasa melaksanakan perintah Allah ta’ala, istiqamah dan
dijalanNya dan selalu berusaha untuk mengajak kita kepada kebaikan.
Memang sulit
untuk mencintai seseorang karena Allah ta’ala, jebakan raga yang memesona
seringkali dengan mudah memunculkan rasa cinta. Namun, ingatlah bahwa semua itu
adalah godaan dunia dan jika kita tidak bisa mengelolanya justru akan berakibat
pada kesengsaraan tidak hanya di dunia tapi juga di akhriat.
Pernahkah anda
kagum kepada seseorang karena raganya yang mengagumkan? Lalu tiba-tiba orang
tersebut melakukan hal-hal yang sangat kita benci karena bertentangan dengan
perintah Allah dan rasulNya. Di situlah kecintaan kita diuji, apakah cinta kita
karena pesonanya atau karena Allah ta’ala. Jika cinta kita hanya karena
pesonanya maka kita akan biasa saja dan tetap membelanya, namun jika cinta kita
karena Allah ta’ala kita pasti akan menegurnya dan tidak suka dengan
perbuatannya.
Maka, sudah
selayaknya bagi kita untuk memperhatikan kembali diri kita. Ketika mencintai
seseorang apakah karena raganya yang memesona, atau karena Allah ta’ala. Camkan
ini, karena kecintaan itu tidak hanya berhenti di dunia namun juga di akhirat
sana. Kecintaan di dunia juga akan berlanjut di akhirat. Siapa yang mau jika
orang-orang yang kita cintai karena dunia di akhirat nanti masuk ke dalam
neraka, apakah anda mau menemani mereka di neraka? Tentu tidak mau bukan.
Karena itu cintailah seseorang karena Allah, jangan pernah mencintai seseorang
karena raganya…. Wallahu a’lam.
Pasirtengah 21 Oktober 2015
Abdurrahman MBP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...