Misno bin Mohd Djahri
Ahad, 16 Oktober 2022 menerima
kabar bahwa suami dari salah satu pemilik Sahid Group meninggal dunia, tentu
bukan hal biasa karena penulis masih berkhidmah di lembaga ini. Ada banyak
hikmah dari peristiwa ini dan mungkin semestinya memang setiap ada yang
meninggal dunia kita harus mengambil hikmahnya. Seorang ulama salaf menyatakan:
كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا
Cukuplah kematian sebagai pemberi
nasihat. (Shifah ash-Shafwah, al-`Āqibah fī Dzikri’l Maut, dan al-Ihyā’).
Maknanya bahwa kematian yang
menimpa orang lain sejatinya menjadi peringatan yang paling berharga bagi orang
lainnya. Karena dia dengan mata kepalanya melihat orang lain meninggal dunia,
tanpa nyawa hingga dikuburkan dan meninggalkan semua yang ada di dunia. Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه
ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyaklah banyak mengingat
pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat
kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya
saat kehiupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga
lalai akan akhirat).” HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi.
Merujuk kepada riwayat ini maka
mengingat kematian akan menjadikan hidup lebih terarah, memahami hakikatnya dan
mengingatkan kembali akan tujuan manusia hidup di dunia ini yaitu beribadah
kepada Allah Ta’ala (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Kematian juga menjadi peringatan
bagi manusia yang sedang lalai akan segala kenikmatan dunia, bahwa semuanya
adalah fana, tubuh yang muda akan menjadi tua, wajah yang gagah bercahaya akan
memudar menjadi buruk rupa. Pun keindahan dunia lainnya perlahan akan musnah bersama
dengan berlalunya masa di kehidupan manusia.
Kematian menjadi peringatan dan nasehat
serta pengingat bagi mereka yang bertakwa, bahwa amalan yang mereka lakukan
tidaklah sia-sia. Semua amal baik manusia akan diberikan balasan pahala dari
Allah Ta’ala, dan itu akan dimulai dengan kematian yang menimpa. Sehingga kematian
bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa adalah awal perjalanan indah menuju Jannah
(surga), bahkan oleh beberapa orang menjadi sesuatu yang dirindukan karena akan
berjumpa dengan Rabb-nya. Kematian bagi orang beriman adalah awal muslim panen,
di mana ia akan memanen semua amal baiknya di dunia, panen yang tidak ada
habisnya yang berujung abadi di surgaNya.
Jika demikian adanya, maka kematian sebagai peringatan sekaligus nasehat berharga bagi orang-orang yang beriman. Sedangkan bagi orang-orang yang durhaka, ia adalah bala bencana dan musibah yang tidak ada habisnya, akhirnya adalah neraka dengan penderitaan yang tiada taranya. Maka hendaklah kita dapat mengambil hikmah dari kematian, karena ia adalah awal dari sebuah janji Ar-Rahman. Walalahu a’lam, 17102022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...