Oleh: Misno bin Mohd Djahri
Berbagai tragedi yang melanda
negeri ini menyisakan duka yang sangat mendalam, meninggalnya penonton
sepakbola di Stadion Sepakbola Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu 01
Oktober 2022. Tercatat lebih dari 302 orang luka-luka, 125 meninggal dunia
serta 21 orang luka berat dengan kerusakan materi jutaan rupiah. Meninggalnya 125
orang dalam tragedi ini bukanlah sesuatu yang biasa, bahkan kejadian ini
menjadi berita di berbagai dunia khususnya di dunia sepakbola.
Ada banyak isu yang beredar di
masyarakat, dari mulai kesalahan supporter Arema, hingga sikap arogan polisi
yang berlebihan dalam mengatasi kerusuhan. Terlepas dari semua itu meninggalnya
para penontong adalah satu hal yang menarik untuk dibahas, apalagi di tengah tragedi
dalam sebuah pertandingan sepakbola. Bagaimana Islam memandangnya?
Sebagai seorang muslim kita
meyakini, bahwa setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan kematian. Hal ini
sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam QS. Ali Imran ayat 185:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ
النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Setiap yang bernyawa akan
merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna
balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang
memperdaya."
Merujuk pada ayat ini maka setiap
makluk yang bernyawa akan merasakan kematian, dan ia tidak tahu di mana akan
meninggal. Sebagaimana firmanNya:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا
تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. Lukman: 34.
Manusia tgidak mengetahui di mana
dia akan meninggal dunia, seseorang yang sakit parah dan dokter sudah menyerah,
nyatanya tidak meninggal di tempat tidurnya. Sebaliknya seorang yang berperang
di jalan Allah Ta’ala berkali-kali faktanya tidak meninggal di medan perang,
tetapi justru di atas tempat tidurnya. Berapa banyak orang yang telah
menyiapkan kuburannya namun tidak meninggal di tempat yang direncanakan.
Termasuk salah satu dari rahasia
Allah Ta’ala adalah manusia tidak mengetahui bagaimana ia akan meninggal dunia,
apakah meninggal dunia karena sakit yang dideritanya atau karena tidak ada
sebab yang dilihat oleh mata manusia. Termasuk mereka yang meninggal dalam tragedi
di Stadion Kanjuruhan, tidak akan pernah berfikir bahwa nyawanya berakhir di
tempat tersebut. Sebagian kita juga akan bertanya, bagaimana mereka akan
dibangkitkan nanti, ada sebagian mereka yang meninggal karena dipukul orang
lain, ada yang mungkin belum melaksanakan shalat, hingga ada yang meninggal
dalam keadaan terinjak-injak dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Maka, sebuah Riwayat dari Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam:
« يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ ، فَإِذَا
كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ » . قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ، وَفِيهِمْ
أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ . قَالَ « يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ
، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ »
“Akan ada satu kelompok pasukan
yang hendak menyerang Ka’bah, kemudian setelah mereka berada di suatu tanah
lapang, mereka semuanya dibenamkan ke dalam perut bumi dari orang yang pertama
hingga orang yang terakhir.” ‘Aisyah berkata, saya pun bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang
terakhir, sedangkan di tengah-tengah mereka terdapat para pedagang serta
orang-orang yang bukan termasuk golongan mereka (yakni tidak berniat ikut
menyerang Ka’bah)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Mereka semuanya akan dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir,
kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka. HR.
Bukhari dan Muslim.
Ketika Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- menyampaikan hal ini, terlintaslah pada pemahaman `Aisyah –radhiyallahu`anha- tentang bagimana mungkin mereka semuanya yang dibinasakan, yakni orang yang berada dibarisan terdepan sampai yang paling belakang, padahal di tengah-tengah mereka terdapat pasar-pasar mereka, dan orang-orang yang bukan dari golongan mereka? Dan Nabi menyuguhkan jawabannya: “Mereka di binasakan semua, yang berada di baris terdepan sampai yang paling belakang, kemudian nanti mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing dari mereka”. Hal sebagaimana hadits yang mulia:
إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ،
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya amal itu tergantung
dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan seperti apa yang
ia niatkan. HR. Bukhari dan Muslim.
Maka mereka yang meninggal dunia di
Stadion Kanjuruhan akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka masing-masing
serta amal ibadah yang mereka lakukan selama hidupnya. Karena hukum dari
menonton boleh asalnya adalah mubah, maka ketika tiba-tiba mereka meninggal
dunia maka akan dikembalikan kepada orangnya masing-masing. Mungkin ada yang
bertransaksi judi dalam pertandingan tersebut, atau mengonsumsi yang haram dan
melalaikan shalat. Jangan-jangan ada yang meninggalkan shalat hanya karena
menonton sepakbola yang sekali lagi hukum asalnya mubah ini.
Kita hanya bisa berdoa, semoga
mereka yang meninggal dalam tragedi ini khususnya yang muslim diterima iman dan
Islamnya. Tentu saja ini menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa kematian
itu akan datang kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Sehingga
kita yang saat ini masih hidup hendaknya terus berada dalam ketaatan, jangan
sampai meninggal dalam keadaan berbuat maksiat, melakukan hal-hal yang makrun,
melalaikan kewajiban atau ketika sedang melakukan kegiatan yang hukum asalnya
mubah namun diimbuhi dengan hal-hal yang dilarang syariah.
Semoga Allah ta’ala mengampuni
dosa-dosa dan kesalahan mereka yang menjadi korban dalam tragedi ini, serta
bagi kita yang masih hidup selalu diberikan hidayah dan inyahNya sehingga akan
dapat mengakhiri kehidupan ini dalam keadaan khusnul khatimah. Aameen Ya Rabbal
‘alameen. Selasa, 04102022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...