Jumat, 14 Oktober 2022

Penipuan Melalui Transfer Bank Tahun 2022

 Misno bin Mohamad Djahri


Sebagian kita mengenal tokoh Robinhood, yaitu seorang tokoh terkenal yang merampok dan hasilnya diberikan kepada fakir miskin. Sebagian orang menganggapnya sebagai pahlawan karena telah memberikan manfaat kepada mereka yang mendapatkan pertolongan, namun Sebagian lainnya tidak setuju dengan perbuatannya karena satu sisi menolong orang lain, sisi lainnya juga merugikan orang lain. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nyawa, darah, kehormatan dan harta manusia tentu saja tidak menyetujui perbuatan ini. Hal ini karena perbuatan tersebut adalah diharamkan dalam Islam, walaupun hasilnya untuk orang yang membutuhkan.

Fenomena semacam ini terjadi juga di zaman ini, sebagai bentuk husnudzan (baik sangka) kepada pihak-pihak yang melakukan penipuan mengatasnamakan menolong orang lain yang membutuhkan. Namun jika dia berdusta dengan nama agama dan membantu sesama manusia maka dosanya akan lebih besar dan tentu saja mendapatkan siksaan yang dahsyat di akhirat sana. Inilah beberapa fenomena penipuan yang terjadi di tahun 2022.

Jenis penipuan pertama adalah dengan mengirimkan bukti transfer palsu, ya… bukti transfer itu palsu karena dapat terdeteksi apabila kita lebih cermat melihatnya. Begini kronologinya, ketika saya menyebarkan (share) project donasi untuk Islamic Centre tiba-tiba ada seorang yang mengaku dari “Komunitas Palembang berbagi” mengirimkan bukti transfer dari Bank BRI sebesar Rp, 600.000 dengan kata-kata “Assalamualaikum, ini ada sedikit rezeki buat bantuin donasinya semoga bermanfaat”. Tentu saja saya mengucapkan terimakasih dan doa keberkahan, “Saya dari Komunitas Palembang Berbagi” Pak” begitu pesan WA berikutnya. Hanya berselang satu menit dia kembali mengirim pesan “Pak Maaf, barusan saya buka grup ini salah kirim, cumin 300 mau disumbangkan ke sini. Ternyata ada donasi operasi juga yang mau dibantu bukan Cuma untuk donasi ini saja Pak”. Merasa saya tidak enak dan tidak ada rasa curiga, maka saya meminta nomor rekeningnya, kemudian mentransfer 300 ribu. Dia juga mengirim photo anak yang akan dioperasi forward Open Donasi dari “Relawan Muda Haurgeulis”, yang belum sempat saya download sebelumnya. Ketika masih dalam proses transfer dia mengirim pesan lagi “Mohon dikabari kalau sudah karena mau dikonfirmasi juga ke donasi satunya”. Lalu saya kirimkan bukti transfer dan dia juga mengucapkan “Baik Pak, mohon maaf sebelumnya lagi Pak”. Saya jawab “Iya gak apa-apa tenang aja”, tidak lupa saya mendoakannya “Baarakallahu fi amwaalikum (semoga Allah ta’ala memberkahi harta anda”.

Selang 8 menit dia kembali menghirimkan bukti transfer sebesar Rp 800.000 dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Saya bertanya “Apakah ini donasi lain lagi?” dia menjawab “Iya Pak ini yang lain lagi”. Hanya berselang satu menit, tiba-tiba dia mengirim pesan kembali “”Makanya ini konfirmasi dibagi Pak soalnya keluarga tidak tahu ini kalau 2 donasi yang mau dibantu”. Timbul kecurigaan dalam diri saya, maka saya check rekening saya lewat mobile banking ternyata memamg belum ada dana yang masuk baik yang awal ataupun yang kedua. Orang itu sempat sedikit memaksa untuk mengirimkan kembali dengan jumlah separuh dari nilai transfer yaitu 400 ribu, tapi saya sampaikan bahwa uangnya belum masuk di rekening saya. Dia mencoba memaksa lagi, tapi saya bilang kalau sudah masuk ke rekening saya, maka akan langsung saya kembalikan. Dia sempat beralasan dengan sistem di bank dan sinyal, tapi saya bantah bahwa sinyal di saya bagus dan mobile banking juga lancar. Buktinya transfer saya 300 ribu ke dia tercatat jelas, maka kecurigaan itu semakin kuat. Karena tidak ada bukti untuk menuduhnya menipu maka saya hanya doakan semoga mendapatkan keberkahan dalam mengurus donasi untuk umat.

Dia masih tidak mau mengaku dan meminta saya untuk segera mentransfer, bahkan sempat bilang transfer 300 ribu aja pak katanya untuk operasi anak saudara jam 9 ini yang tersisa 1,5 jam lagi. Kecurigaan itu semakin kuat ketika saya kembali mengecek rekening di mobile banking tidak ada dana masuk. Akhirnya pukul 08.00 pagi saya sadar, ternyata ini adalah salah satu bentuk penipuan karena sampai saat ini dana itu tidak masuk di rekening saya, saya juga bilang bahwa uang yang 300 ribu itu saya ikhlaskan kalau untuk membantu orang lain, tidak lupa saya doakan “Semoga Allah dimudahkan Allah ta’ala, baarakallahu fiika”. Akhir dari pesan WA nya adalah “Ya, mohon kirimkan”  mengakhiri komunikasi kami dan saya yakin ini adalah salah satu bentuk penipuan.

Maka kepada seluruh pengurus Yayasan yang membuka donasi hendaknya berhati-hati dengan berbagai bentuk penipuan yang mengatasnamakan donasi juga. Pastikan sebelum mengembalikan cek terlebih dahulu rekening kita apakah ada dana masuk atau tidak. Karena bukti transfer itu dipastikan adalah palsu dengan editan yang kelihatan dari jenis font dan nomor transaksi. Demikian juga kata-kata yang memelas dengan alasan membantu operasi anak yang sakit juga sekadar alasan untuk kita kasihan padahal itu adalah kebohongan yang jelas perbuatan dosa.

Maka, untuk menolong orang lain dalam Islam bukan dengan menipu orang lainnya atau membuat kerugian kepada pihak lainnya, Semoga Allah Ta’ala terhindar dari segala bentuk penipuan makar dan kejahatan manusia lainnya. Wallahu a’alam, Pagi Jumat, 14 Oktober 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...