By: Abd Misno Mohd Djahri
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَن اتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.أَمَّا
بَعْدُ:
فَإِنَ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
. وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ فِي دِيْنِ اللهِ بِدْعَةٌ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَاْزَ الْمُتَّقُوْنَ...فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرآنِ الْكَرِيْمِ: ﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ
حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ﴾ وَقَالَ اللهُ
تَعَالَى أَيْضًا ﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا
كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ
ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ﴾ وَقَالَ اللهُ تَعَالَى أَيْضًا ﴿ يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ﴾
Muqadimah…
Alhamdulillah, Syukur kepada Allah
Ta’ala yang telah memberikan kepada kita kenikmatan iman, Islam dan Ihsan. Shalawat
dan salam sama-sama kita panjatkan kepada junjungan alam, habibana wa
nabiyyana Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, kepada seluruh ahli
baitnya, para shahabatnya hingga orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya
hingga akhir zaman.
Amma Ba’du, pertama-tama Khatib
berwasiat kepada diri khatib pribadi serta jamaah jum’ah rahimakumullah wasiat
taqwa yang bermakna “Mengoptimalkan seluruh potensi jiwa dan raga kita, untuk
mendapatkan Ridha dari Allah Azza wa Jalla”.
Syukur kepada Allah Ta’ala adalah
sebuah keniscayaan, ia adalah aalamah min alamatil iman (tanda dari
tanda-tanda keimanan seseorang). Syukur yang diawali dengan keyakinan dalam
hati (al-yaqin fil qalbi), ucapan dengan lisan (an-nitqu bil lisaan)
dan amal dengan seluruh anggota badan. Syukur kita juga secara khusus diberikan
hidayah serta inayahNya sehingga kita mampu melaksanakan salah satu dari
kewajiban kita sebagai seorang laki-laki muslim yaitu shalat jumat secara
berjama’ah, Alhamdulillah wa syukru lillah.
Hadirin Jama’ah
jum’ah rahimakumullah…
Salah satu dari kenikmatan dan
anugerah yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada kita semua adalah kenikmatan
untuk dapat hidup di bawah naungan Islam. Ini adalah kenikmatan yang tiada
duanya, sebagaimana kalamNya:
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ
لَا يُؤْمِنُونَ
“Maka siapa saja dikehendaki Allah
akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima)
Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya
sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” [Al-An’aam/6: 125]
Kenikmatan yang telah Allah sampaikan
dalam kalamNya tersebut tentu bukan tanpa alasan, syariah Islam yang telah
sempurna menjadi pedoman satu-satunya dalam menjalani kehidupan di alam
semesta.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” [Al-Maa-idah/5: 3].
Kesempurnaan Islam juga disebutkan
dalam sabda hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaih Wassalam:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: تَرَكَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ
فِي الْهَوَاءِ إِلاَّ وَهُوَ يَذْكُرُنَا مِنْهُ عِلْمًا. قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ
النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.
Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu
anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang
membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr
Radhiyallahu anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan
menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian.’” HR.
At-Thabrani.
Syariah Islam yang sempurna memberikan
pedoman kepada seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupannya. Al-Qur’an dan As-Sunnah
adalah sumber pedoman utama, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam yang mulia:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kamu
dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu)
Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu
Nashr, Ibnu Hazm.
Maka, Al-Qur’an dan As-Sunnah atau
Al-Hadits menjadi pedoman umat Islam dalam menjalankan amanah Allah Ta’ala
sebagai penanggungjawab semesta raya. Pedoman ini sangat sempurna dan mengatur
seluruh sendi kehidupan manusia, dari seseorang bangun tidur sampai tidur lagi
bahkan ketika sedang tidur diberikan pedomannya dalam Islam. Demikian pula
permasalahan besar mulai dari Aqidah, Ibadah dan Muamalah telah lengkap
aturannya untuk dilaksanakan dengan penuh ketundukan.
Maka kewajiban bagi kita sebagai
seorang muslim untuk terus belajar, belajar dan belajar tentang Islam, kemudian
mengamalkannya dan menyampaikan kepada seluruh semesta tentang sifat Islam yang
membawa Rahmat bagi seluruh alam.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Tidaklah Kami mengutusmu, melainkan
untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam. [Al-Anbiyâ’/21:107].
Hadirin Jama’ah
jum’ah rahimakumullah…
Rahmat Islam bagi seluruh alam
tercermin dari sifat-sifat yang menjadi karakter utamanya, diantaranya adalah
sifat menghargai dan menghormati agama dan kepercayaan orang lain. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ
عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan janganlah kalian mencela
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allâh, karena mereka nanti akan
mencela Allâh dengan melampaui batas tanpa ilmu. Demikianlah Kami jadikan
setiap umat menganggap baik amalan mereka. Kemudian kepada Rabb merekalah tempat
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka
kerjakan. [Al-An’âm/6:108]
Merujuk pada ayat ini maka tidak
boleh kita mencela agama, kepercayaan dan tuhan-tuhan yang disembah oleh orang
di luar Islam karena itu merupakan bentuk menjaga dari mereka membalas
mencela Allah dan agamaNya. Pedoman dalam Al-Qur’an sudah jelas yaitu;
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Bagi kalian agama kalian dan bagi
kami agama kami. QS. Al-Kafirun: 6.
Rahmat Islam juga nampak dari
konsep umatan wahidah yang terdapat di dalam Piagam Madinah,
yaitu sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين
دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.
Pasal 25: Kaum Yahudi dari Bani
‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi
kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan
diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan
merusak diri dan keluarga.
Piagam Madinah menjadi pedoman bagi
umat Islam dalam berbangsa dan bernegara, tanpa melihat agama, ras dan suku
bangsa. Selama mereka memiliki visi dan misi yang sama maka mereka semua adalah
saudara satu bangsa (Ukhuwah wathaniyyah).
Rahmat Islam Islam untuk semesta
adalah menjaga lingkungan agar selalu memberikan yang terbaik kepada
manusia. misalnya dilarang untuk mengotori sungai, membuang sampah sembarangan
dan buang hajat sembarangan. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shalallahu
Alaih Wassalam:
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ حُبْشِيٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّار(رواه ابو داود)
Dari ‘Abdullah bin Hubsyi ia
berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa menebang pohon bidara, maka
Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka.” HR. Abu Dawud
اتَّقُوا
الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ
، وَالظِّلِّ
"Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber
air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." HR Abu Daud, Ahmad dan
Ibnu Majah.
Sejatinya masih banyak lagi
bukti-bukti nyata bahwa Islam benar-benar menjadi Rahmat untuk semesta, bukan
hanya bagi manusia tetapi untuk hewan dan seluruh alam raya. Maka, tugas kita
sebagai seorang muslim adalah menyampaikan Islam kepada seluruh semesta, Islam
yang membawa kedamaian, ketenterama dan kesejahteraan di dunia dan akhirat
sana. Wallahu a’lam 0308 2023.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَعْمَلُوْنَ.وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَأَقِمِ
الصَّلَاْةَ