Oleh: AM Bambang Prawiro
Memandikan
jenazah adalah momen yang selalu teringat dalam kehidupan. Peristiwa itu selalu
terkenang sepanjang zaman. Tentu saja bukan peristiwa biasa ketika harus
memandikan jenazah, ada kepuasan tersendiri ketika bisa memandikan jenazah
terutama jika si mayyit adalah keluarga dekat. Namun setiap kali saya
memandikan jenazah selalu ada kenangan yang sulit untuk dilupakan. Biasanya peristiwa
itu berkaitan dengan kondisi tubuh jenazah ketika dimandikan. Bukan untuk
menyebarkan aib seseorang yang telah meninggal namun hingga tulisan ini saya
tulis peristiwa itu masih melekat di dalam pikiran hingga sulit sekali untuk
dilupakan.
Peristiwa
itu terjadi ketika saya sedang memandikan jenazah keluarga dekat saya, seorang
yang telah lanjut usia dan sebelumnya sudah sakit-sakita hingga kurang lebih 3
bulan tidak bisa brgerak di tempat tidur. Beberapa kali saya mengunjungi
beliau, namun keadaannya semakin memburuk. Karena tidak bergerak dalam waktu
yang cukup lama bagian tubuhnya bagian belakang mengalami luka menganga yang
cukup dalam hingga kelihatan tulang punggungnya. Seluruh keluarga yang melihat
hal tersebut hanya bisa menangis dan berusaha untuk mengobatinya. Beberapa saat
luka itu mulai mongering namun meninggalkan lubang di bagian punggung yang
membiru. Hinga akhirnya beliau meninggal dunia.
Pagi
harinya saya dan beberapa keluarga memandikannya dengan khusyu tidak ada ucapan
selain ucapan dzikir. Beberapa kali anak bungsu si mayit menciumi kening
jenazah tersebut sementara saya aktif membasuh bagian tubuh lainnya. Dari atas
kepala, ke bagian bawah hingga ke kaki. Saya sangat terperanjat ketika membasuh
bagian kakinya ternyata tumit jenazah tersebut sudah membusuk dan mengelupas
sehingga bagian tulang kaki tersebut tampak kelihatan jelas. Kulit dan daging
yang mengelupas tersebut berwarna biru kehitam-hitaman. Pengelupasan hingga ke daging
ini dikarenakan kaki kiri dan kanan jenazah selama sakit tidak bisa digerakan
sehingga gesekan tersebut semakin lama semakin menggerus kulit dan daging di
bagian tumit tersebut. saya tidak tega untuk membasuhnya, hanya menyiramkan air
perlahan di bagian tumit tersebut, namun daging yang hampir lepas tersebut
semakin mengangga dan menampakan bagian dalam kaki jenazah tersebut. Saya
benar-benar merinding hingga tak kuasa menahan tangis, sebuah tangisan karena
tidak tega melihat kulit dan daging tumit tersebut terkelupas dan menyisakan
luka yang dalam hingga ke tulang kaki.
Setelah
memandikan jenazah selesai, ternyata walaupun sudah kering namun kulit dan
daging di bagian tumit tersebut tidak bisa menempel kembali hingga beberapa
tetes darah segar mengalir. Hingga kafan yang membungkusnya berwarna kemerahan
karena rembasan darah. Tidak hanya di bagian tumit, bagian punggung dengan luka
menganga juga menyisakan rembasan darah segara pada kain kafan. Saya tidak
berani untuk memberitahu kepada yang lain karena tidak tega dan tidak mungkin
lagi untuk diatasi. Hingga penguburan mayat dilaksanakan, darah segar itu masih
mengalir merembas ke sisi luar kain kafan. Saya hanya ikhlas dan berfikir dalam
hati agar penguburan ini segera selesai karena tidak tega menyaksikannya.
Peristiwa
itu benar-benar selalu terkenang hingga saat ini, sebuah peristiwa yang membawa
hikmah luar biasa bahwa ternyata manusia itu tidak ada apa-apanya. Apalagi jika
ia telah menginjak waktu senja, dan keadaan sakit yang menjadikannya tidak bisa
bergerak apalagi membersihkan dirinya. Jasad manusia itu sangat lemah hingga
tak kuasa menahan luka akibat lamanya tidak bergerak. Ia seperti sebuah mesin
yang jika lama digunakan atau jarang digunakan akan karatan dan akhirnya tidak
lagi berfungsi. Begitu banyak saya saksikan orang-orang yang diberi umur
panjang ternyata sengsara di akhir kehidupannya.
Semoga
kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini, ternyata jasad ini bukan milik
kita. Ia akan rusak dan dimakan oleh tanah, kenapa kita harus bangga dengannya?
Padahal ia tidak lebih dari seonggok daging yang akan membusuk ketika tidak
lagi bernyawa. Sangat merugilah orang-orang yang bangga dengan tubuhnya dan
tidak menggunakannya di jalan ketaatan kepada Allah ta’ala. Semoga Allah ta’ala
mengampuni dosa bagi jenazah yang saya mandikan, kepada seluruh umat Islam dan
saya yang banyak melakukan kesalahan, Amin…….. Astaghfirullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...