Syarah Hadits Metode Takhrij
Tentang Jual Beli Salam (Hadis dari
Abdullah bin Abbas)
الشرح و النقد علي طريقة التخريج
في الحديث عن بيع
السَّلَم
( حديث عن اِبْنِ عَبَّاسٍ)
1.
Otensitas Hadits
a.
Tautsiq Mashadir Ashliyah
Syarah dan Kritik dengan metode takhrij (pembahasan) hadis
tentang jual beli Salam Hadits dari Abdullah bin Abbas, dimulai dengan
ditemukannya Hadits dalam kitab Takhrij Maudu’i Bulugh al-Maram Karya Ibn Hajar al-Asqalani, sebagai berikut :[1]
عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ:
قَدِمَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم اَلْمَدِينَةَ, وَهُمْ يُسْلِفُونَ فِي
اَلثِّمَارِ اَلسَّنَةَ وَالسَّنَتَيْنِ, فَقَالَ: ( مَنْ أَسْلَفَ فِي تَمْرٍ
فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ, وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ, إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ
) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِلْبُخَارِيِّ: مَنْ أَسْلَفَ فِي شَيْءٍ
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam datang ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya untuk
masa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda: "Barangsiapa meminjamkan
buah maka hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa
tertentu." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari: "Barangsiapa
meminjamkan sesuatu."
Berdasarkan footnote
di atas, maka Mashadir ashliyah nya
adalah Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dilalah atau Tautsiq diawali dengan menggunakan Kitab Kamus Al-Jami’ al-Shaghir susunan Al-Suyuti
dengan menggunakan lafazh awal مَنْ أَسْلَفَ diperoleh petunjuk sebagai berikut : [2]
من أسلف في شيء فليسلف
في كيل معلوم، ووزن معلوم، إلى أجل معلوم - (حم ق 4) عن ابن عباس - (صح)
Barangsiapa
meminjamkan sesuatu maka hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan,
dan masa tertentu. Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Abdullah bin Abbas
derajatnya Shahih.
Dilalah dan Tautsiq selanjutnya memakai Kitab Kamus
Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis al-Nabawi karya A.J.
Wensinck dengan menggunakan lafaz أَسْلَفَ maka diperoleh petunjuk sebagai berikut[3]
:
Berdasarkan petunjuk di atas maka mashadir ashliyahnya adalah Shahih Muslim,
Shahih Bukhari, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah,
Sunan Ad-Darimi dan Musnad Ahmad.
Dilalah dan Tautsiq yang bersifat cek ricek menggunakan CD Maktabah Syamilah dengan
proses :
1.
Klik tab search (بحث) , kemudian muncul jendela شاشة البحث
2.
Selanjutnya pilih
بحث في النصوص dan memasukan kalimat مَنْ أَسْلَفَ pada kolom ابحث عن
حميع هذه العبارة
3.
Selanjutnya pilih Kitab al-Mutun, Al-Ajza
al-Haditsiyah dan kitab al-Takhrij dan centang/klik pilihan المجموعة كلها
4.
Langkah selanjutnya adalah klik tab تنفيذ البحث .
Dari proses
tersebut maka diperoleh hasil pencarian bahwa Hadits tersebut terdapat dalam
mashadir ashliyah sebagai berikut : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu
Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Mushanaf
Ibnu Abi Syaibah, Mushanaf Abdurrazaq, Mu’jam As-Shaghir Thabrani, Sunan
Daruqutni, Shahih Ibnu Hibban dan Musnad Syafi’i.
Jumlah keseluruhan mashadir asliyah
tertera pada daftar berikut :
No
|
Dilalah
|
Mashadir Ashliyah
|
1
|
Bulugh al-Maram
|
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
|
2
|
Al-Jami’ al-Shagir
|
Ahmad
dan Abu Dawud
|
3
|
Al-Mu’jam al-Mufahras
|
Shahih
Muslim, Shahih Bukhari, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan
Ibnu Majah, Sunan Ad-Darimi dan Ahmad
|
4
|
CD Syamilah
|
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan
Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Mushanaf Ibnu Abi
Syaibah, Mushanaf Abdurrazaq, Mu’jam As-Shaghir Thabrani, Sunan Daruqutni,
Shahih Ibnu Hibban dan Musnad Syafi’i.
|
Jadi
Mashadir Ashliyah secara keseluruhan adalah :
1.
Shahih Bukhari (194 H-256 H/810-870 M)
2.
Shahih Muslim (206
H-261 H / 820-875 M)
3.
Sunan Abu Dawud (202-275
H / 817-889 M)
4.
Sunan Tirmidzi (209-279
H / 824-892 M)
5.
Sunan Nasa’i (215-303
H / 839-915 M)
6.
Sunan Ibnu Majah (824-887 M)
7.
Musnad Ahmad (164 H-241 H )
8.
Mushanaf Ibnu Abi Syaibah (wafat 235 H
9.
Mushanaf Abdul Razaq (wafat 211 H)
10.
Mu’jam As-Shaghir Thabrani (260-340 H / 873-952 M)
11.
Sunan Daruqutni (306-385 H / 919-995 M)
12.
Musnad Syafi’i ( 150 -
204 H ).
13.
Sunan Ad-Darimi (181-255 H / 797-869 M)
[2] Jalaludin Abdurahman Ibn Abi Bakr Al-Suyuti, Al-Jami’ al-Shagir fi Ahadits al-Basyir
al-Nadzir, Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), hlm. 118
[3] AJ Wensinck, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits
al-Nabawi, Juz II
(Leiden: EJ Brill, 1962), hlm. 5904
bagus artikelnya. sangat bermanfaat..
BalasHapuswww.kiostiket.com