Tatar Sunda
Oleh: Abdurrahman MBP, MEI
C. Tatar Sunda
Tatar Sunda adalah
sebuah nama yang digunakan untuk menyebut wilayah yang berada di Pulau Jawa
bagian barat. Secara administrasi wilayah ini disebut dengan Propinsi Jawa
Barat. Istilah Jawa Barat oleh beberapa komunitas dianggap tidak mewakili
kebudayaan mereka sehingga mereka tetap keukeuh menggunakan istilah
Tatar Sunda. Sehingga dalam makalah ini penulis menggunakan istilah Tatar Sunda
daripada Jawa Barat. Tatar Sunda sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu
“Tatar” yang berarti wilayah dan “Sunda” yaitu merujuk suku bangsa yang tinggal
padanya.[1]
Kata “Sunda” artinya
bagus/baik/putih/bersih dan cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur
kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/watak/karakter Kasundaan sebagai
jalan menuju keutamaan hidup. Watak/karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur
(sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (terampil),
dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah ada sejak zaman Salaka Nagara
tahun 150 sampai ke Sumedang Larang Abad ke- 17, telah membawa kemakmuran dan
kesejahteraan lebih dari 1000 tahun. Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang
tinggal di wilayah barat pulau Jawa dengan berjalannya waktu telah tersebar ke
berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal
berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua
di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara sampai ke Galuh,
Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang. Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang
cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas
wilayah kekuasaannya. Keturunan Kerajaan Sunda telah melahirkan kerajaan-kerajaan
besar di Nusantara diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Banten, dll.[2]
Selain dikenal dengan
istilah Tatar Sunda, wilayah Jawa Barat juga dikenal dengan istilah Parahyangan
yang berarti tempat bersemayamnya arwah para leluhur yang berada di
tempat-tempat tinggi. Istilah ini merujuk pada keyakinan lama mengenai tempat
bagi arwah-arwah karuhun (nenek moyang) yang berada di tempat-tempat
tinggi seperti gunung, hutan dan tempat sanged lainnya. Sebagai tempat
para Hyang maka masyarakat dahulu meyakini bahwa Tatar Sunda adalah
tanah pilihan Tuhan bagi manusia Sunda. Kepercayaan tersebut hingga saat ini
masih dipertahankan oleh masyarakat Baduy di Kanekes Lebak Banten.[3]
Jika dahulu Tatar Sunda
terbentang dari Ujung Kulon di bagian barat pulau Jawa hingga ke Sungai
Cipamali di daerah Brebes maka saat ini wilayahnya menyempit menjadi
wilayah-wilayah yang hanya didiami oleh suku Sunda. Misalnya Ciamis,
Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor dan wilayah
lainnya. Sementara wilayah Cirebon, Indramayu, Banten dan beberapa wilayah yang
dihuni oleh selain suku Sunda sudah menjadi wilayah tersendiri walaupun berada
dalam satu propinsi Jawa Barat. Sehingga dalam tulisan ini yang dimaksud dengan
Tatar Sunda secara khusus adalah wilayah di Propinsi Jawa Barat yang didiami
oleh suku Sunda, sementara secara umum masuk pula seluruh wilayah yang dahulu
didiami oleh mereka walaupun saat ini sudah berganti menjadi wilayah Jawa
Cirebon, Betawi, Banten dan beberapa wilayah di sekitar Jakarta.
[1] Edi S. Ekadjati, Kebudyaan
Sunda: Suatu pendekatan Sejarah, (Jakarta: Pustaka Jaya) , cet. III, tahun
2009, hlm. 5.
[3] Judistira Garna, Orang Baduy,
(Bangi Malaysia: Penerbit University Kebangsaan Malaysia), tahun 1987, hlm. 60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...