Oleh: Abd Misno
Dunia adalah tempat dari berbagai makhluk Allah Ta’ala, dari mulai
makhluk paling mulia di sisiNya hingga makhluk paling sesat sebagai bahan bakar
neraka. Para malaikat yang melakukan tugas-tugasnya di dunia adalah makhluk
mulia yang selalu beribadah kepadaNya. Sementara Iblis dan balatentaranya
adalah makhluk sesat yang sudah dipastikan masukan ke dalam neraka dan kekal di
dalamnya. Keduanya adalah makhluk yang memiliki kedudukan yang sangat berbeda,
satu adalah makhluk mulia, sementara satunya lagi makhluk yang hina.
Manusia sebagai makhluk sempurna berada di antara keduanya, ia bisa
jadi lebih mulia dari para malaikat, namun bisa juga lebih hina dari Iblis dan
balatentaranya. Mulia karena amal sholeh yang dilakukannya sehingga hawa
nafsunya dapat dikelolanya. Ini tentu berbeda dengan malaikat yang memang tidak
memiliki hawa nafsu, sehingga jika manusia mampu beribadah kepadaNya dengan
baik maka ia akan lebih mulai dari para malaikat. Sebaliknya, jika manusia
durha kepadaNya, maka ia akan lebih hina dari Iblis dan balatentaranya, manusia
hina ini akan bersama dengan makluk terhina di neraka dan kekal di dalamnya.
Demikianlah manusia yang memiliki posisi berbeda dengan para makhlukNya,
bisa menjadi mulia dan bisa menjadi hina. Keduanya dapat diraih melalui
usahanya dalam menggapai apa yang diharapkannya, namun selalu ada penghalang
khususnya untuk menjadi makhluk mulia di sisiNya. Penghalang itu ada dua, yaitu
faktor internal yang berasal dari dalam diri manusia dan faktor eksternal yang
berasal dari luar diri manusia yaitu godaan Iblis dan balatentaranya. Kedua faktor
inilah yang mengakibatkan manusia banyak yang lalai, lupa, hingga kufur
terhadap kenikmatan dan aturan syariahNya.
Kekufuran (baca; menolak) terhadap syariahNya adalah satu bukti
bagaimana manusia tergoda oleh hawa nafsunya serta godaan Iblis dan
balatentaranya. Menganggap bahwa aturanNya tidak sesuai dengan perkembangan
zaman, tidak sesuai dengan hak asasi manusia, mengajarakn kekerasan hingga
menganggap ayat-ayatNya dalam bentuk al-Qur’an dan al-Sunnah sudah idak relevan
lagi dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban. Sejatinya pemikiran muncul
karena banyak hal, dari mulai kebodohannya kepada ajaran Islam, hingga rasa
benci dengan syariah Islam yang mulia. Tidak hanya pada orang bukan Islam,
bahkan banyak orang-orang Islam sendiri yang terbawa dalam pemikiran ini, bodoh
dengan syariahNya serta memiliki dendam kesumat dengan Islam yang mulia.
Dua faktor inilah yang mendasari seorang bukan Islam mengajukan
penghapusan 300 ayat al-Qur’an kepada Menteri Agama. Seorang yang mengaku
sebagai pendeta, namun beberapa sumber menunjukan sejatinya dia bukanlah
pendeta Kristen tapi hanya orang-orang yang benci dengan Islam dan ingin viral
(terkenal) di tengah masyarakat dengan cara menghina dan menistakan ayat-ayat
Allah Ta’ala.
Kebodohan akan ayat-ayat al-Qur’an menjadikan pikiran sesat selalu
ada di kepalanya, menganggap bahwa ayat-ayat al-Qur’an sudah tidak relevan, mengajarkan
kekerasan hingga hanya menguntungkan satu negara tertentu saja semisal Saudi
Arabia. Tuduhan ini tentu saja tidak berdasar dan mudah sekali untuk dibantah,
karena syariah Islam berupa ayat al-Qur’an dan hadits yang mulia akan selalu
relevan dengan perkembangan zaman. Kalaupun ada yang menganggap tidak relevan
karena dia tidak memahami hakikat dari syariat itu sebenarnya. Jika masih ada
yang menganggap bahwa Islam dalam ayat-ayat al-Qur’an mengajarkan kekerasan
maka itu adalah kedustaan yang besar. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya
untuk melakukan kekerasan, sebaliknya mengajarkan umatnya untuk saling berkasih
sayang dan menghormati dengan agama dan kepercayaan lainnya.
Kebencian terhadap Islam inilah yang menurut analisis penulis
menjadi sebab utama kepada dia mengusulkan penghapusan 300 ayat al-Qur’an. Iblis
dan balatentaranya termasuk orang-orang kafir yang bersekutu akan terus
berusaha menghancurkan Islam, dari mulai dengan cara halus melalui cuci otak umat
Islam hingga kekerasan dan penghancuran terhadap umat Islam. Mereka yang benci Islam
tidak senang ketika Islam kembali berjaya di masyarakat, ribuan orang kembali
belajar Islam dengan benar, majelis taklim begitu semarak, perempuan berhijab
ada di berbagai tempat hingga ekonomi syariah yang telah masuk ke berbagai lini
ekonomi dan bisnis. Mereka akan berusaha untuk terus melemahkan, memusuhi,
memfitnah dan menghancurkan Islam dengan berbagai cara. Ini bukan prasangka
tapi fakta yang apabila kita cerna akan menemukan “benang hijau” di antara
semua peristiwa yang ada.
Maka, bukan menghapus ayat al-Qur’an tapi hapuslah ide sesat di
pikiran yang menganggap ayat al-Qur’an sudah tidak relevan, mengajarkan
kekerasan atau bertentangan dengan kemanusiaan. Kembali belajar Islam dan anda
akan mendapatkan bagaimana Islam membawa kedamaian untuk seluruh alam. Belajar dengan
sungguh-sungguh dan dari sumber terpercaya, karena memahami ayat dan haditsnya
sesuai sesuai pemahaman generasi pertama menjadi jalan untuk mendapatkan
kebenaran dan hidayahNya. Jangan karena kebencian terhadap Islam kemudian anda
membabi buta menyerang Islam dan menganggapnya sumber kekerasan, justru
sebaliknya bahwa selama ini Islam dan umatnya yang selalu diadu domba dan
menjadi obyek kekerasan di hamper seluruh penjuru dunia. Masih anda buta dengan
fakta yang ada… ?
Bagi seluruh umat Islam, mari kita kembali kepada Islam. Pelajari kembali
syariahNya dengan mentadaburi kalamNya serta hadits nabi yang mulia, karena di
sana sejatinya kejayaan itu ada. Setelah mempelajarinya maka mengamalkan
menjadi hal utama, kemudian mendakwahkan sesuai kemampuan kita agar seluruh
dunia memahaminya, Islam yang menjadi rahmat bagi semesta. Pagi Jumat yang
Mulia, Bogor 25032022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...