Jumat, 25 Maret 2022

Bukan Menghapus Ayat, Tapi Hapuslah Pikiran Sesat

 Oleh: Abd Misno


 

Dunia adalah tempat dari berbagai makhluk Allah Ta’ala, dari mulai makhluk paling mulia di sisiNya hingga makhluk paling sesat sebagai bahan bakar neraka. Para malaikat yang melakukan tugas-tugasnya di dunia adalah makhluk mulia yang selalu beribadah kepadaNya. Sementara Iblis dan balatentaranya adalah makhluk sesat yang sudah dipastikan masukan ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. Keduanya adalah makhluk yang memiliki kedudukan yang sangat berbeda, satu adalah makhluk mulia, sementara satunya lagi makhluk yang hina.

Manusia sebagai makhluk sempurna berada di antara keduanya, ia bisa jadi lebih mulia dari para malaikat, namun bisa juga lebih hina dari Iblis dan balatentaranya. Mulia karena amal sholeh yang dilakukannya sehingga hawa nafsunya dapat dikelolanya. Ini tentu berbeda dengan malaikat yang memang tidak memiliki hawa nafsu, sehingga jika manusia mampu beribadah kepadaNya dengan baik maka ia akan lebih mulai dari para malaikat. Sebaliknya, jika manusia durha kepadaNya, maka ia akan lebih hina dari Iblis dan balatentaranya, manusia hina ini akan bersama dengan makluk terhina di neraka dan kekal di dalamnya.

Demikianlah manusia yang memiliki posisi berbeda dengan para makhlukNya, bisa menjadi mulia dan bisa menjadi hina. Keduanya dapat diraih melalui usahanya dalam menggapai apa yang diharapkannya, namun selalu ada penghalang khususnya untuk menjadi makhluk mulia di sisiNya. Penghalang itu ada dua, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri manusia dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri manusia yaitu godaan Iblis dan balatentaranya. Kedua faktor inilah yang mengakibatkan manusia banyak yang lalai, lupa, hingga kufur terhadap kenikmatan dan aturan syariahNya.

Kekufuran (baca; menolak) terhadap syariahNya adalah satu bukti bagaimana manusia tergoda oleh hawa nafsunya serta godaan Iblis dan balatentaranya. Menganggap bahwa aturanNya tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tidak sesuai dengan hak asasi manusia, mengajarakn kekerasan hingga menganggap ayat-ayatNya dalam bentuk al-Qur’an dan al-Sunnah sudah idak relevan lagi dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban. Sejatinya pemikiran muncul karena banyak hal, dari mulai kebodohannya kepada ajaran Islam, hingga rasa benci dengan syariah Islam yang mulia. Tidak hanya pada orang bukan Islam, bahkan banyak orang-orang Islam sendiri yang terbawa dalam pemikiran ini, bodoh dengan syariahNya serta memiliki dendam kesumat dengan Islam yang mulia.

Dua faktor inilah yang mendasari seorang bukan Islam mengajukan penghapusan 300 ayat al-Qur’an kepada Menteri Agama. Seorang yang mengaku sebagai pendeta, namun beberapa sumber menunjukan sejatinya dia bukanlah pendeta Kristen tapi hanya orang-orang yang benci dengan Islam dan ingin viral (terkenal) di tengah masyarakat dengan cara menghina dan menistakan ayat-ayat Allah Ta’ala.

Kebodohan akan ayat-ayat al-Qur’an menjadikan pikiran sesat selalu ada di kepalanya, menganggap bahwa ayat-ayat al-Qur’an sudah tidak relevan, mengajarkan kekerasan hingga hanya menguntungkan satu negara tertentu saja semisal Saudi Arabia. Tuduhan ini tentu saja tidak berdasar dan mudah sekali untuk dibantah, karena syariah Islam berupa ayat al-Qur’an dan hadits yang mulia akan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Kalaupun ada yang menganggap tidak relevan karena dia tidak memahami hakikat dari syariat itu sebenarnya. Jika masih ada yang menganggap bahwa Islam dalam ayat-ayat al-Qur’an mengajarkan kekerasan maka itu adalah kedustaan yang besar. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan kekerasan, sebaliknya mengajarkan umatnya untuk saling berkasih sayang dan menghormati dengan agama dan kepercayaan lainnya.

Kebencian terhadap Islam inilah yang menurut analisis penulis menjadi sebab utama kepada dia mengusulkan penghapusan 300 ayat al-Qur’an. Iblis dan balatentaranya termasuk orang-orang kafir yang bersekutu akan terus berusaha menghancurkan Islam, dari mulai dengan cara halus melalui cuci otak umat Islam hingga kekerasan dan penghancuran terhadap umat Islam. Mereka yang benci Islam tidak senang ketika Islam kembali berjaya di masyarakat, ribuan orang kembali belajar Islam dengan benar, majelis taklim begitu semarak, perempuan berhijab ada di berbagai tempat hingga ekonomi syariah yang telah masuk ke berbagai lini ekonomi dan bisnis. Mereka akan berusaha untuk terus melemahkan, memusuhi, memfitnah dan menghancurkan Islam dengan berbagai cara. Ini bukan prasangka tapi fakta yang apabila kita cerna akan menemukan “benang hijau” di antara semua peristiwa yang ada.

Maka, bukan menghapus ayat al-Qur’an tapi hapuslah ide sesat di pikiran yang menganggap ayat al-Qur’an sudah tidak relevan, mengajarkan kekerasan atau bertentangan dengan kemanusiaan. Kembali belajar Islam dan anda akan mendapatkan bagaimana Islam membawa kedamaian untuk seluruh alam. Belajar dengan sungguh-sungguh dan dari sumber terpercaya, karena memahami ayat dan haditsnya sesuai sesuai pemahaman generasi pertama menjadi jalan untuk mendapatkan kebenaran dan hidayahNya. Jangan karena kebencian terhadap Islam kemudian anda membabi buta menyerang Islam dan menganggapnya sumber kekerasan, justru sebaliknya bahwa selama ini Islam dan umatnya yang selalu diadu domba dan menjadi obyek kekerasan di hamper seluruh penjuru dunia. Masih anda buta dengan fakta yang ada… ?

Bagi seluruh umat Islam, mari kita kembali kepada Islam. Pelajari kembali syariahNya dengan mentadaburi kalamNya serta hadits nabi yang mulia, karena di sana sejatinya kejayaan itu ada. Setelah mempelajarinya maka mengamalkan menjadi hal utama, kemudian mendakwahkan sesuai kemampuan kita agar seluruh dunia memahaminya, Islam yang menjadi rahmat bagi semesta. Pagi Jumat yang Mulia, Bogor 25032022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...