Oleh: Bambang Sahaja
Tidak
dapat dipungkiri bahwa hati adalah raja bagi anggota tubuh lainnya, jika ia
baik maka insya Allah anggota tubuh lainnya akan baik. Sebaliknya jika ia rusak
maka akan rusaklah anggota tubuh lainnya. Membahas mengenai hati memang satu
hal yang sangat membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam, bagaimana
tidak? Dalam bahasa Arab hati adalah “Qolbu” yang berarti sesuatu yang
senantiasa berbolak-balik. Sehingga hati manusia selalu berada dalam keadaan
berbolak-balik, terkadang cenderung kepada kebaikan dan tidak jarang pula
cenderung kepada kejahatan dosa dan maksiat.
Hati
yang sakit akan cenderung selalu berada di kutub kesalahan dosa dan maksiat,
sehingga anggota tubuh lainnya juga akan sama-sama mengarah ke sana. Demikian pula
hati yang mati, ia sudah lupa bahwa kehidupan ini adalah amanah yang akan
dimintai pertanggungjawaban. Ia sudah tidak tahu lagi mana yang benar dan mana
yang salah, semua dilakukan tanpa memperhatikan lagi syariah Allah ta’ala.
Jika
boleh saya mengelompokan dan mengintrospeksi diri saya, bisa jadi hati saya
termasuk hati yang sakit. Bukan bangga dengan dosa atau merasa hina, hanya saja
saat ini dan sering kali hati ini memenag diombang-ambing oleh berbagai
perasaan yang sangat mengganggu kehidupan saya. Contoh sederhana yang selalu
mmenggaggu kehidupan saya adalah perasaan saya yang mudah sekali sedih dan
merasa hidup ini kurang tanpa kehadirannya. Seseorang yang telah memesona jiwa
ini hingga tidak terasa ia selalu dekat di hati. Seperti seorang ABG yang
dilanda rasa suka dengan lawan jenisnya, ia akan merasa gundah ketika sang
pujaan hati tidak ada di sampingnya, sebaliknya ia akan berbahagia dan
berbunga-bunga ketika bisa dekat dengannya.
Terlalu
naïf di usia kepala tiga masih memiliki perasaan itu, apakah ini wajar? Tergantung
orang menyikapinya. Saya sendiri merasa tidak wajar apalagi itu adalah hal yang
dilarang dalam agama. Sekadar mengingatkan jiwa ini bahwa ternyata semakin
pohon itu semakin tinggi maka semakin kencang angin yang menerpanya. Itulah gambaran
diri ini. Hati saya yang sakit ini memang sering sekali digoda oleh berbagai
pesona dunia, hingga tak terasa air mata ini menetes ketika mengingatnya. Bisa jadi
saya terlalu melankolis sehingga mudah terbawa perasaan, ketika ia tiada sering
kali kesepian itu menerpa jiwa, ketika berada di dekatnya seolah-olah seluruh
dunia tertawa berbahagia bersama saya. Inikah cinta? Jika itu adalah karunia
tentu Allah ta’ala tidak akan melarangnya.
Saya memang harus
semakin sadar, bahwa ternyata hati ini masih sakit sehingga harus sering-sering
diarahkan melakukan amal kebaikan. Bukan hanya diarahkan tapi sekali-kali harus
dipaksa untuk melakukan kebaikan dan menjauhi larangan. Benar, kalau tekad
sudah ada dalam hati dan iman sedang naik, biasanya saya bertekad untuk tidak
lagi mengingatnya lagi. Namun tidak jarang juga dia kadang muncul dalam mimpi
dan angan-angan syaithani…
Semoga saya bisa
memperbaiki terus hati ini, saya akan terus berusaha untuk bisa menahannya. Menahan
semua rasa bertabur hawa, hingga raga berpisah dari nyawa…. Walaupun terkadang
saya terjatuh lagi namun saya akan terus berusaha untuk bangkit lagi, jatuh
lagi… bangkit lagi dan terus saya akan berlari… (For Ikhwani Kang Entang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...