Jumat, 31 Desember 2021

BAHKAN TUBUH KITA BUKAN MILIK KITA

Oleh: Misno Mohd Djahri


 

Manusia adalah makhluk yang terdiri dari jasad dan juga nyawa (ruh), keduanya tidak bisa dipisahkan, apabila terpisah maka jasad menjadi mayat, sedangkan nyawa (ruh) akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Sebagai manusia yang masih terdiri dari jiwa (ruh) dan raga (jasad) seringkali kita terlupa bahwa keduanya adalah milik Sang Pencipta yaitu Allah Subhaanahu wa ta’ala. Ini tentu bukan hanya teori belaka, karena faktanya kita sendiri sebagai manusia seringkali tidak mampu untuk mengendalikan jasad kita.

Jasad, raga atau tubuh manusia sejatinya adalah juga milik Allah Ta’ala, manusia hanya diberikan titipan agar dijaga dan dipelihara. Raga menjadi sarana dalam rangka beribadah dan melaksanakan ketaatan kepadaNya, sementara nyawa menjadi perantara agar sampai kepada yang Maha Segalanya. Sebagai sebuah titipan, maka kita sebagai manusia sering sekali tidak mampu untuk mengendalikan tubuh kita. Sering sekali tubuh kita merasakan sakit, terluka atau bahkan mati rasa dan semua itu di luar dari kontrol kita.  Bahkan tubuh kita bukan milik kita…

Ya, tubuh dan jasad yang kita miliki sejatinya bukanlah milik kita, ia adalah milik dari Allah Ta’ala yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Kita sendiri sering sekali tidak mampu untuk mengontrol tubuh kita, misalnya ketika kita sakit maka yang kita lakukan adalah mengobatinya sesuai dengan pemahaman kita. Tubuh yang memang berupa materi jasadiyah sering merasakan kesakitan, luka dan berbagai penyakit yang menimpanya. Kita tidak bisa menolak ketika tubuh tiba-tiba lemah, masuk angin atau terserang berbagai penyakit. Lagi-lagi yang kita lakukan adalah mengobatinya atau sebelumnya menjaga agar tidak terserang penyakit.

Menyikapi hal ini, maka muncul kesadaran dalam diri kita bahwa tubuh kita adalah bukan milik kita, ia adalah milik Allah Ta’ala. Kita tidak berdaya ketika jasad ini merasakan luka dan berbagai penyakit lainnya. Karena kita sadar maka muncul rasa pasrah kepada Sang Pemilik Raga, karena tidak ada yang dapat menjadikan ruh ini tenang jika kesadaran itu tiada. Terlukanya raga, sakitnya jasad sejatinya haruslah kita nikmati adanya. Bahkan iya bisa menjadi ladang pahala ketika kita bersabar dengan keadaannya. Karena kebahagiaan sejatinya bukan hanya pada jasad belaka, bahkan kebahagiaan sempurna adalah yang dapat dirasakan oleh ruh kita.

Jika demikian adanya maka jangan pernah merasa gundah gulana, jangan berduka nestapa ketika tubuh ini terluka, atau terkena berbagai penyakit yang ada. Karena ia adalah milikNya, serta kita telah paham akhirnya ianya juga akan binasa Ketika ruh telah keluar dari raga, kebahagiaan sebenarnya adalah ketika ruh itu telah menghadap kepada Rabbnya. Maka jangan terjerat dan terpenjara dengan raga, karena ia hanya sarana untuk dapat kembali kepadaNya. Jangan pula terpedaya dengan raga dan hanya bersenang-senang dengannya.

Didik terus raga kita agar nantinya akan mendapatkan kebahagiaan nyata. Jangan pula terus merasa berduka ketika tubuh ini tidak sesuai denga napa yang kita suka, bahkan jangan pernah berputus asa ketika raga tidak lagi ada fungsinya. Karena dinamakan manusia ketika masih tergabung antara jiwa dan raga, lebih dari itu adalah ruh atau nyawa yang menjadi puncak kebahagiaan sempurna. Jumat akhir di tahun 2021. 31122021.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...