Oleh: Abd Misno
Perayaan Hari Ibu setiap 22 Desember menjadi momen untuk Kembali mengingat
kedudukan ibu, tentu saja ada nilai positif dalam peringatan ini di mana
masyarakat tersadarkan kembali dengan kedudukan seorang ibu bagi individu,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Namun, di balik peringatan ini justru
seolah-olah ada yang hilang, ke mana selama ini sosok ibu itu apakah
kedudukannya mengalami kemerosotan hingga harus diperingati setiap tahun
sebagai pengingat bagi masyarakat?
Semua orang sepakat bahwa ibu adalah sosok yang sangat istimewa, ia
adalah madrasah (sekolah/tempat belajar) pertama bagi setiap
manusia. Selain itu, besarnya kasih sayang seorang ibu sudah tidak diragukan
lagi sehingga Islam sendiri telah menempatkan ibu memiliki tiga derajat lebih
tinggi daripada seorang ayah. Kewajiban berbuat baik pada ibu berlaku kapan
saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Tidak ada batas waktu,
usia dan kehidupan dunia yang dapat membatasi hak dari seorang ibu khususnya
atas anak-anaknya. Maka mengingat Kembali peran ibu dan memosisikan
kedudukannya yang mulia menjadi hal yang harus selalu terjaga:
Pertama, ibu sebagai orang tua adalah sosok yang harus selalu
dihormati, dimuliakan dan dipenuhi segala kebutuhannya. Seorang anak wajib
untuk taat kepada ibu-nya dalam kebajikan melebihi ketaatannya kepada ayahnya. Bagi
mereka yang masih anak-anak dan remaja maka berbuat baik kepada ibu adalah
dengan selalu taat aturannya dan menghormatinya. Selanjutnya Ketika usia
menginjak dewasa dan memiliki penghasilan hendaknya seorang anak memberikan
nafkah kepada ibunya, walaupun dia sudah punya keluarga tetap memberi nafkah
kepada ibu menjadi sebuah kewajiban. Apabila ibu sudah tiada, maka kewajiban
anak adalah selalu mendoakan dan berbuat baik (amal sholeh) uang akan
bermanfaat kepada ibunya. Pahala amal sholeh seorang anak akan mengalir kepada
ibu yang telah meninggal dunia. Maka berbuat baik kepada ibu itu sepanjang
waktu dan tidak ada batas akhirnya.
Kedua, introspeksi peran ibu di era sekarang ini di mana beberapa
perempuan yang menjadi calon ibu, serta ibu-ibu muda dan ibu pada umumnya sudah
mulai kehilangan posisinya sebagai ibu. Entah itu karena ketidaktahuannya,
kebutuhan keluarga hingga gaya hidup yang tidak lagi sesuai dengan fitrah
manusia. Banyak calon ibu yang tidak memperatikan dan menyiapkan masa depan
anak-anaknya hingga dia terbawa dalam pergaulan bebas yang dapat menyengsarakan
calon anak-anaknya. Ada juga ibu-ibu muda yang lebih memilih karir dan
pekerjaannya hingga justru mengorbankan anak dan Pendidikan mereka. Memang ada
ibu yang terpaksa bekerja karena memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan
keluarganya, namun tentu saja jangan sampai lupa bahwa keluarga adalah yang
utama. Adalagi trend perempuan dan keluarga yang saat ini tidak mau memiliki anak,
alasannya adalah ribet, sudah Bahagia dengan pasangan walau tanpa putra serta alas
an lainnya yang bertentangan dengan fitrah manusia serta agama Islam yang
mulia. Maka, memosisikan Kembali peran ibu sebagai ibu yang menjadi pendidik
anak-anak, pasangan suami dan menjadi tempat untuk berbagi antara anak dan
suami.
Peringatan hari ibu adalah sekadar pengingat bagi masyarakat modern
yang sering terlupa dengan hak dan tanggungjawab seorang ibu. Hakikatnya dalam
Islam setiap hari adalah hari ibu, karena kita memiliki tanggungjawab untuk
berbuat baik kepada ibu setiap waktu. Seorang ibu juga memiliki hak dan
tanggungjawab yang harus dilaksanakannya, semua itu sudah diatur dalam syariat
Allah Taa’ala yang Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...