Rabu, 22 Desember 2021

Setiap Hari adalah Hari Ibu

Oleh: Abd Misno


 

Perayaan Hari Ibu setiap 22 Desember menjadi momen untuk Kembali mengingat kedudukan ibu, tentu saja ada nilai positif dalam peringatan ini di mana masyarakat tersadarkan kembali dengan kedudukan seorang ibu bagi individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Namun, di balik peringatan ini justru seolah-olah ada yang hilang, ke mana selama ini sosok ibu itu apakah kedudukannya mengalami kemerosotan hingga harus diperingati setiap tahun sebagai pengingat bagi masyarakat?

Semua orang sepakat bahwa ibu adalah sosok yang sangat istimewa, ia adalah madrasah (sekolah/tempat belajar) pertama bagi setiap manusia. Selain itu, besarnya kasih sayang seorang ibu sudah tidak diragukan lagi sehingga Islam sendiri telah menempatkan ibu memiliki tiga derajat lebih tinggi daripada seorang ayah. Kewajiban berbuat baik pada ibu berlaku kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Tidak ada batas waktu, usia dan kehidupan dunia yang dapat membatasi hak dari seorang ibu khususnya atas anak-anaknya. Maka mengingat Kembali peran ibu dan memosisikan kedudukannya yang mulia menjadi hal yang harus selalu terjaga:

Pertama, ibu sebagai orang tua adalah sosok yang harus selalu dihormati, dimuliakan dan dipenuhi segala kebutuhannya. Seorang anak wajib untuk taat kepada ibu-nya dalam kebajikan melebihi ketaatannya kepada ayahnya. Bagi mereka yang masih anak-anak dan remaja maka berbuat baik kepada ibu adalah dengan selalu taat aturannya dan menghormatinya. Selanjutnya Ketika usia menginjak dewasa dan memiliki penghasilan hendaknya seorang anak memberikan nafkah kepada ibunya, walaupun dia sudah punya keluarga tetap memberi nafkah kepada ibu menjadi sebuah kewajiban. Apabila ibu sudah tiada, maka kewajiban anak adalah selalu mendoakan dan berbuat baik (amal sholeh) uang akan bermanfaat kepada ibunya. Pahala amal sholeh seorang anak akan mengalir kepada ibu yang telah meninggal dunia. Maka berbuat baik kepada ibu itu sepanjang waktu dan tidak ada batas akhirnya.

Kedua, introspeksi peran ibu di era sekarang ini di mana beberapa perempuan yang menjadi calon ibu, serta ibu-ibu muda dan ibu pada umumnya sudah mulai kehilangan posisinya sebagai ibu. Entah itu karena ketidaktahuannya, kebutuhan keluarga hingga gaya hidup yang tidak lagi sesuai dengan fitrah manusia. Banyak calon ibu yang tidak memperatikan dan menyiapkan masa depan anak-anaknya hingga dia terbawa dalam pergaulan bebas yang dapat menyengsarakan calon anak-anaknya. Ada juga ibu-ibu muda yang lebih memilih karir dan pekerjaannya hingga justru mengorbankan anak dan Pendidikan mereka. Memang ada ibu yang terpaksa bekerja karena memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya, namun tentu saja jangan sampai lupa bahwa keluarga adalah yang utama. Adalagi trend perempuan dan keluarga yang saat ini tidak mau memiliki anak, alasannya adalah ribet, sudah Bahagia dengan pasangan walau tanpa putra serta alas an lainnya yang bertentangan dengan fitrah manusia serta agama Islam yang mulia. Maka, memosisikan Kembali peran ibu sebagai ibu yang menjadi pendidik anak-anak, pasangan suami dan menjadi tempat untuk berbagi antara anak dan suami.

Peringatan hari ibu adalah sekadar pengingat bagi masyarakat modern yang sering terlupa dengan hak dan tanggungjawab seorang ibu. Hakikatnya dalam Islam setiap hari adalah hari ibu, karena kita memiliki tanggungjawab untuk berbuat baik kepada ibu setiap waktu. Seorang ibu juga memiliki hak dan tanggungjawab yang harus dilaksanakannya, semua itu sudah diatur dalam syariat Allah Taa’ala yang Mulia.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...