Oleh: Misno Abu Aisyah
Sabtu, 04 Desember 2021 menjadi hari yang sangat menakutkan bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Semeru. Suara ledakan diiringi dengan
gemuruh serta kemudian muncul awan hitam serta percikan api di atas puncaknya
mengundang ketakutan tersendiri bagi mereka yang melihatnya. Ya… hari itu
Semeru memerah dan memuntahkan lahar yang selama ini tersumbat di dalamnya. Ini
adalah musibah di mata manusia, dan selalu akan ada hikmah di sebaliknya,
bagaimana kita sebagai seorang muslim menyikapinya?
Setiap muslim adalah saudara dari muslim lainnya, maka ketika musibah
melanda pada saudara kita maka kitapun ikut merasakannya. Menolong mereka,
mengurangi beban mereka, membantu dan minimal mendoakan mereka adalah kewajiban
bagi semua muslim di dunia. Maka hal yang harus dilakukan Ketika musibah
melanda menimpa saudara kita adalah segera membantu mereka, atau minimal
mendoakan mereka.
Sejatinya, Ketika musibah melanda maka kita sebagai seorang muslim
wajib untuk membantu mereka yang tertimpa, baik mereka muslim ataupun non
muslim. Inilah keindahan Islam, bahwa membantu setiap orang yang terkena
musibah tidak memandang pada agama dan kepercayaannya. Jika mereka muslim maka
mereka adalah saudara kita yang harus dibantu, Ketika mereka bukan muslim maka
kewajiban kita untuk menolong mereka sebagai bukti ukhuwah insaniyah (hubungan
antar manusia).
Musibah ini memang terasa berat bagi manusia, khususnya mereka yang
tertimpa, hilangnya harta benda, luka-luka dan cacat selamanya hingga hilangnya
nyawa manusia. Tidak jarang akan memunculkan trauma dan penderitaan yang cukup
lama. Belum lagi setelah musibah ini melanda, upaya perbaikan (recovery)
tempat tinggal, hingga mata pencaharian menjadi tantangan baru yang harus
dihadapi dengan penuh ketabahan.
Semua itu hanya bisa dihadapi dengan keyakinan agama dan iman di
dada, keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah karena takdirNya, sebagaimana
firmanNya “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS. Ath-Thaghabun: 11. Ayat ini secara jelas memberikan pelajaran kepada kita
bahwa semua musibah yang melanda adalah menjadi kuasaNya.
Selanjutnya harus yakin juga bahwa setiap musibah pasti ada hikmah
bagi ummah, hal ini karena sebagai muslim harus yakin bahwa semua takdirNya itu
adalah baik sehingga apapun yang menimpa kita itu adalah baik untuk kita. Yakin
dengan seyakin-yakinya bahwa musibah ini pasti ada hikmah di dalamNya.
Satu di antara hikmah dari musibah adalah sebagai peringatan bagi
umat manusia bahwa mereka itu lemah di sisiNya bahkan ketika berhadapan dengan
alam yang merupakan ciptaanNya saja tidak berdaya apalagi dengan kuasaNya. Demikian
pula sebagai satu peringatan kecil, tentang kesalahan dalam masalah akidah,
ibadah atau muamalah yang selama ini kita lakukan. Bisa jadi kita lalai dengan
keyakinan mendalam dalam aqidah, atau ibadah kita yang sering terlalaikan
hingga muamalah yang sering tidak selaras dengan Syariah. Maka, musibah ini
membawa introspeksi diri tentang kuasa Ilahi, tentang insan yang lemah ini
hingga tentang penghambaan kita kepada Rabbi.
Jika aqidah kita sudah baik (inshaallah), ibadah kita sudah sesuai
sunnah dan muamalah kita selaras dengan Syariah maka musibah itu menjadi
wasilah untuk menghapus segala kesalahan di masa lalu dan pengangkat derajat
kita di sisiNya. Inilah hikmah terbesar, ketika musibah datang dan inshaallah
kita berada dalam ketaatan, bahwa musibah itu menghapus kesalahan dan
meningkatkan derajat kita di sisiNya baik di dunia ataupun di akhirat sana.
Semoga Semeru yang memerah dan menjadi musibah menjadikan kita
selalu muhasabah dan dapat mengambil hikmah. Bagi mereka yang tertimpa musibah
maka kewajiban kita untuk membantu meringankan beban mereka serta mendoakannya.
Wallahu a’lam bi shawab, Bogor 06122021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...