Senin, 20 Desember 2021

SAMPAI KAPAN BERGELIMANG KEMAKSIATAN?

Oleh: Abdurrahman

 


Manusia memang tempat salah dan kealpaan, dosa dan kemaksiatan selalu ada dalam kehidupan insan. Namun, hal itu bukan menjadikan alasan untuk terus bergelimang dalam dosa dan kemaksiatan. Berbagai alasan mungkin akan dilontarkan, sebagai jawaban atas dosa dan kemaksiatan yang tengah berjalan. Sampai kapan bergelimang kemaksiatan?

Pesona dosa memang selalu menggugah jiwa, kenikmatan kemaksiatan memang menjadikan raga terpuaskan. Imaginasi di luar nalar seringkali liar menjerat jiwa dan raga lapar, hingga sejatinya sesuatu yang menjijikan menjadi indah dalam khayalan. Itulah dosa dan kemaksiatan, yang bersumber dari hawa dalam diri manusia, serta godaan dari syaithan dan bala tentaranya.

Seseorang yang yang tenggelam dalam dosa dan maksiat, akan merasa nikmat hingga terlupa dengan akhirat. Manusia yang terlena dengan dosa akan merasa selesa (nyaman) dengan apa yang dilakukan. Banyak godaan yang menyebabkan ia masih tenggelam dalam kemaksiatan, dari mulai perputaran zaman hingga takdir yang tengah berjalan. Ada juga yang jahil (bodoh) dan menganggap apa yang dilakukan bukanlah kesalahan, sementara yang lainnya memahami bahwa itu adalah kesalahan, namun belum bisa meninggalkan. Entah sampai kapan…

Bisikan hawa memang begitu terasa, memberi “angin surga” tentang pesona dosa. Berbagai khayalan dihembuskan; dari mulai menganggap ringan kesalahan hingga menunda pertaubatan. Ada juga yang telah tenggelam di dalam kemaksiatan, hingga sulit untuk melepaskan bahkan akhirnya menikmati dosa dan kemaksiatan. Na’udzubillah, kita berlindung dari sifat yang demikian. Tapi ini memang fakta adanya, dan banyak terjadi di kalangan manusia. Mereka yang tengah tenggelam dalam dosa, sulit untuk melepaskannya, berjuta alasan selalu diungkapkan padahal sejatinya itu adalah sumber kelemahan.

Sebab selanjutnya adalah godaan syaithan yang begitu memabukkan, memberi harapan tentang kenikmatan kemaksiatan. Menghiasi kemaksiatan di setiap sendi badan, hingga kepuasan keduniaan boleh didapatkan. Iblis, syaithan dan bala tentaranya akan selalu menggoda manusia dengan memberikan rasa kenikmatan dalam melakukan dosa dan kemaksiatan. Godaan ini tidak ada Batasan hingga bersama masuk ke dalam kutukan, neraka yang penuh adzab keabadian. Syaithan menggoda manusia dengan memberikan kenikmatan keduniaan, menjerat sukma dan memperdaya raga, hingga kebanyakan manusia akhirnya terlupa, akan larangan syariat Allah Yang Maha Mulia.

Sampai kapan bergelimang kemaksiatan? Apakah menunggu tua hingga jasadmu renta, atau menunggu malaikat pencabut nyawa yang menarik ruh mu dengan penuh murka? Sampai bila terlena dengan dosa? Menunggu hidayah yang seharusnya engkau berusaha? atau menunggu adzab karena selalu lalai dan melupakan laranganNya?

Bagi mereka yang terbawa dengan hawa yang ada di jiwa, maka teruslah mendidiknya agar selalu patuh pada syariatNya. Teruslah berusaha untuk mengajarkan kepada raga, tentang kenikmatan yang sejatinya yaitu masuk surga dan memandang wajah Rabbnya. Teruslah ber-mujahadah (bersungguh-sungguh) fi sabilillah (di jalan Allah) untuk meninggalkan dosa, karena nilai mujahadah-mu akan menjadi dinding dari adzab Rabbmu. Terus tahan hawa-mu, jaga ragamu bahkan hingga hancur tubuhmu itu lebih baik daripada harus terus terbelenggu dalam nafsu yang terus memburu.

Adapun untuk menghindari godaan dari syaithan, maka selalu berdo’a dan bermohon kepada Ar-Rahman, membiasakan berdzikir dan membaca doa dalam setiap kesempatan. Karena sejatinya syaithan itu lemah, jika kita berlindung kepada Allah yang Maha Rahmah. Teruslah berjuang untuk mengalahkan godaan syaithan, jadikan mereka musuh karena memang permusuhan itu telah mereka kumandangkan sejak masa Nabi Adam hingga akhir zaman. Jangan tergoda dengan semua bisikannya, walau terasa nikmat di raga, tapi merusak jiwa sejatinya.

Inilah sedikit coretan, sebagai introspeksi diri (muhasabah bi nafsi) dan sekadar ingatan untuk insan sekalian. Memang berat meninggalkan dosa dan kemaksiatan, apalagi yang telah lama tenggelam dan terpenjara di dalam kubangan kesalahan. Tapi yakinlah bahwa Allah Ta’ala Maha Pengasih dan Penyayang, segeralah kembali kepadaNya karena ampunanNya seluas samudera. Teruslah berjuang, kuatkan dan terus kuatkan untuk meninggalkan segala bentuk dosa dan kemaksiatan, hingga jasad ini tak ada lagi nafas kehidupan, proses pertaubatan itulah yang diharapkan. Hingga kita bersama masuk ke dalam surgaNya, serta memandang wajahNya Yang Maha Mulia, itulah sejatinya kenikmatan yang tiada tara. Semoga… Isnin, Siang Menjelang. 20122021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...