Oleh: Abd Misno
Fenomena penistaan agama khususnya kepada Islam kembali terjadi,
entah disengaja atau tidak yang pasti ini adalah fakta bagaimana Islam yang
mulia ini banyak yang membencinya. Salah satu yang saat ini sedang viral adalah
ucapan seorang politisi di Indonesia yaitu ucapannya “Kasihan sekali Allahmu
ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya,
Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela”. Tentu saja ucapan dalam bentu cuitan (tweet)
di Twitter ini langsung mendapat respon dari warga net. Walaupun akhirnya dia
kemudian memohon maaf dan mengklarifikasi dalam akunnya "Klarifikasi
atas cuitan saya yang kemudian viral, semoga semua bisa paham. Bahwa
sesungguhnya itu dialog antara pikiran dan hati saya yang sedang down,"
kata Ferdinand di akun Twitternya. Ia juga menambahkan "Bukan untuk
menyasar kelompok tertentu, orang tertentu dan agama tertentu. Saya mohon maaf
atas ketidaknyamanan ini. Terima kasih," tambahnya.
Lepas dari permohonan maaf yang telah disampaikan, namun inilah
sejatinya fenomena yang tengah terjadi pada umat Islam. Sebagaimana telah
dikhabarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam dalam sebuah
haditsnya “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan
pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah
karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti
buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian
terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit
Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shallallahu
’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu
Dawud 3745). Merujuk pada Riwayat ini maka umat Islam harus tetap waspada, kembali
mempelajari agamanya dan terus mengamalkan dan mendakwahkan sehingga tidak ada
lagi orang yag berani menghina agama dan kepercayaan umat Islam.
Kembali kepada cuitan dari penista tersebut, maka jelas sekali maknanya
adalah “Allah-mu (wahai umat Islam itu lemah sehingga harus dibela”. Kata Allah
hanya digunakan oleh umat Islam dan kaum Nasrani dengan istilah “Allah” dengan cara
baca “a”, sehingga jelas sekali penista yang beragama Nasrani ini jelas merujuk
kepada umat Islam. Dia menyangka bahwa Allah-nya umat Islam itu lemah sehingga
harus dibela, ini tentu bertentangan dengan firman Allah Ta’ala “Allah telah
menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.” (QS. al-Mujadillah
[58]: 21). Demikian juga firmanNya “…Sesungguhnya Robbmu Dia-lah yang Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.” (QS. Hud [11]: 66). Serta
kalamNya “Alloh Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada
yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS.
asy-Syura’ [42]: 19). Menurut Ibnu Jarir , al-Qowiy, berdasarkan tafsiran
firman Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He),
“Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”, adalah Dzat yang tak
terkalahkan, yang tak terbantahkan, yang dipatuhi segala perintah-Nya, yang
keras siksa-Nya terhadap mereka yang mengingkari ayat-ayat-Nya, dan tidak
mengakui dalil-dalil-Nya.” Menurut ayat, “sesungguhnya Robbmu, Dialah yang Maha
Kuat lagi Maha Perkasa”, bisa ditafsirkan dengan “sesungguhnya Dialah yang Maha
Kuat dalam tindakan-Nya. Kalau Dia menindak sesuatu, maka Dia akan
menghancurkannya, seperti ketika menindak kaum Tsamud.” Maka Allah Subhanahu wa
ta’ala memiliki nama Al-Qawwiy yang bermakna Maha Kuat.
Masalah yang kedua adalah apakah Allah perlu dibela? Maka jawabannya
adalah pembelaan kita kepada Allah dan syariahNya sejatinya bukan menunjukan
Allah itu lemah, justru sebaliknya, dalam kalamNya dijelaskan:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sungguh Allah
akan menolong orang yang membela-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa. (QS. al-Hajj: 40). Demikian pula kalamNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ
تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ؛ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Wahai
orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolong
kalian dan mengokohkan kaki kalian.” (QS. Muhammad: 7)
Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’di menjelaskan surat Muhammad ayat 7,
هذا أمر منه تعالى للمؤمنين، أن ينصروا الله
بالقيام بدينه، والدعوة إليه، وجهاد أعدائه، والقصد بذلك وجه الله، فإنهم إذا
فعلوا ذلك، نصرهم الله وثبت أقدامهم
Ini merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman agar
mereka membela Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya dan berjihad
melawan musuhnya. Dan semua itu bertujuan untuk mengharap wajah Allah. Jika
mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menolong mereka dan mengokohkan
kaki mereka. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 785).
Merujuk kepada beberapa ayat dan hadits yang telah disebutkan maka
membela Allah sejatinya adalah membela syariahNya yang akan memberikan manfaat
bagi seluruh umat manusia. Pembelaan kita kepada Allah Ta’ala bukan menunjukan
Allah Ta’ala perlu pembelaan, Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa, tidak memerlukan
pembelaan dari makhlukNya. Sebaliknya, mahklukNya yang sangat membutuhkan
pertolongan dan pembelaanNya.
Sehingga cuitan dari penista tersebut sejatinya bukanlah sebuah
dialog imajiner, itu adalah pikiran yang ada dalam otaknya yang benci dengan
Islam. Padahal Islam tidak pernah menghina tuhan-tuhan mereka, karena memang
hal ini dilarang dalam Islam. Sebagaimana kalamNya:
وَلَا تَسُبُّوا۟ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ
ٱللَّهِ فَيَسُبُّوا۟ ٱللَّهَ عَدْوًۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا
لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم
بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas
tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik
pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia
memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. QS. Al-An’am ayat
108.
Merujuk kepada ayat ini sudah sangat jelas, bahwa Islam sangat
menjunjung tinggi toleransi, kita tidak boleh mengnistakan tuhan dan agama
orang lain, tidak boleh mengganggu mereka dalam beribadah serta selalu berbuat
baik kepada mereka dalam masalah keduniaan. Jika demikian adanya inilah
sejatinya tujuan dari kerukunan antar umat beragama yang diajarkan oleh Islam,
namun memang masih banyak yang belum paham dengan Islam, atau memang membenci
Islam sehingga selalu menjadikan Islam sebagai musuh dan bahan penistaan.
Semoga Allah ta’ala Yang Maha Perkasa selalu memelihara umat Islam dari sebagal
bala, bencana, dan fitnah dunia lainnya. Wallahu ‘alam. 06012022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...