Oleh: Abdurrahman Misno
Mencegah kemungkaran dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu dengan
tangan (kekuasaan), ucapan dan hati. Mengenai hal ini Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassalam Bersabda;
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ
مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendalah ia merubah
dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya
(ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya, dan itulah
keimanan yang paling lemah. HR. Muslim
Kemungkaran saat ini telah merajalela, kemaksiatan telah nampak di depan
mata dan kefasikan menjadi budaya di sekitar kita. Apakah kita hanya diam saja?
Atau hanya menunggu Sang Pembela hadir menyelamatkan dunia? Bukan sesuatu yang
bijak ketika melihat sebuah kemungkaran kita hanya menolak dengan hati, kita
memiliki ilmu, kita memiliki keimanan dan kita memiliki kecemburuan dengan Sang
Pencipta. Maka rubahlah kemungkaran itu, jangan hanya dengan hati namun juga
dengan lisan dan tangan kita.
Merubah kemungkaran dalam hadits Nabi tersebut memiliki beberapa tingkatan,
yang paling utama adalah dengan tangan kita, maksudnya adalah dengan kekuasaan
yang kita miliki atau dengan tindakan yang kita lakukan. Bagaimana dengan
tulisan? Jika kekuasaan kita tidak ada demikian pula tindakan mencegah
kemungkaran sulit dilakukan maka mencegah kemungkaran dengan tulisan adalah
salah satu jalan keluar.
Tulisan yang berisi kecaman dan sanggahan terhadap segala bentuk
kemungkaran adalah sarana efektif agar manusia tahu bahwa sesuatu itu adalah
mungkar. Mungkin bisa hal tersebut dilakukan dengan kekuasaan atau lisan, namun
dalam ruang lingkup kepenulisan maka nahi mungkar dengan tulisan dianggap
paling efektif dalam mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan kemungkaran.
Apabila kita saksikan saat ini, kemungkaran yang terjadi karena
tulisan-tulisan yang merusak akhlak telah tersebar di mana-mana, maka mencegahnya
dengan tulisan adalah sebuah keniscayaan. Mencegah kemungkaran dengan tulisan
berarti mengamalkan hadits Nabi, ia adalah bentuk dari amar ma’ruf nahi
mungkar yang telah Allah ta’ala perintahkan. Sebagaimana firmanNya;
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.” QS Ali Imran: 110
Maka jadilah umat terbaik dengan mencegah berbagai bentuk kemungkaran
dengan tulisan kita. Tuliskan bahwa keburukan dan kemaksiatan adalah sebuah
dosa agar manusia tahu bahwa itu adalah tindakan tercela. Atau tuliskanlah
bahwa suatu amalan itu adalah sebuah kesalahan agar masyarakat tahu bahwa itu
adalah sebuah kesalahan. Jangan sampai hanya karena ingin menjadi penulis
terkenal kita sampai lupa bahwa tulisan kita memiliki misi yaitu mengharap
ridha Ar-rahman.
Jangan sampai hanya karena kita tidak enak dengan masyarakat, atau tidak
enak dengan seseorang atau takut kemudian membiarkan kemungkaran itu terjadi di
sekitar kita. Allah ta’ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Hendaklah ada di antara engkau semua itu suatu umat
-golongan- yang mengajak kepada kebaikan, memerintah dengan kebaikan serta
melarang dari kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang berbahagia. QS. Ali-Imran: 104
Mencegah dari segala bentuk kemungkaran adalah cirri dari orang-orang yang
beriman, sebagaimana firmanNya:
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ
وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. QS. At-Taubah: 71
Mencegah kemungkaran juga menjadi jalan bagi terselamatkannya umat dari
segala bentuk malapetaka. Jika ia tidak dilakukan mak abisa jada musibah akan
menimpa semua orang. Allah ta’ala berfirman:
لُعِنَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ
مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ. كَانُوا۟ لَا
يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍۢ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
Orang-orang kafir dari kaum Bani Israil itu terkena
laknat dari lidah Nabi Dawud dan Isa anak Maryam. Hal itu disebabkan karena
mereka durhaka dan melanggar aturan. Mereka tidak saling larang-melarang
kemungkaran yang mereka kerjakan, sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka
lakukan itu. QS. Al-Maidah: 78-79
Berdasarkan ayat-ayat tersebut maka nahi mungkar adalah pilar dari bangunan
Islam yang harus senantiasa ditegakan, dengan tulisan segala bentuk kemungkaran
dapat dicegah hingga manusia mengetahui dan menjauhi segala bentuknya.
Sementar hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam mengenai
perintah amar ma’ruf nahi mungkar banyak sekali, diantaranya adalah:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ
بِيَدِهِ , لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ , أَوْ
لَيُوْشِكُنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ
فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan
bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan
menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian
orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a
mereka). HR. Abu Dzar
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ ! إنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُوْلُ : " مُرُوْا
بِالمَعْرُوْفِ وَانْهَوْا عَنِ المُنْكَرِ, مِنْ قَبْلِ أَنْ تَدْعُوْنِيْ فَلاَ
أُجِيْبُكُمْ , وَتَسْأَلُوْنِيْ فَلاَ أُعْطِيْكُمْ , وَتَسْتَنْصِرُوْنِيْ فَلاَ
أَنْصُرُكُمْ
Wahai manusia, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman: ”Serukanlah kema’rufan dan cegahlah kemunkaran, sebelum engkau semua
berdo’a kepada-Ku namun Aku tidak mengabulkannya, sebelum engkau semua meminta
kepada-Ku namun Aku tidak memberikannya, dan sebelum engkau semua mohon
pertolongan-Ku namun Aku tidak menolong engkau sekalian.
يا أيها الناس مروا بالمعروف ، وانهوا عن المنكر قبل أن تدعوا الله فلا يستجيب
لكم ، وقبل أن تستغفروه فلا يغفر لكم . إن الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر لا
يقرب أجلا ، وإن الأحبار (1) من اليهود ، والرهبان من النصارى لما تركوا الأمر
بالمعروف والنهي عن المنكر لعنهم الله على لسان أنبيائهم ، ثم عمهم البلاء
Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma'ruf dan
cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo'a kepada Allah dan tidak
dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma'ruf
tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika
mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui
ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. HR. Ath-Thabrani.
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ
قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ
لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Masih tetap ada dari segolongan umatku yang menegakkan
perintah Allah. Tidak menghambat dan tidak mengecewakan mereka orang-orang yang
menentangnya sampai tiba keputusan Allah. Mereka masih tetap konsisten (mantap/teguh)
baik dalam sikap maupun pendiriannya. HR. Bukhari dan
Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...