Bagi orang-orang yang
merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat
dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi
Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat
lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang
persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar
penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus
dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal ini tercermin dalam
tindakan Nabi Muhammad ketika mendamaikan masyarakat Makkah saat akan
meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar manusia
bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka
dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk
mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah.Orang tua harus menyayangi
anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus
menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua.
Ketika antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling
menghormati, menghargai, dan mengasihi, maka akan menjadi masyarakat yang
damai, aman, tenteram dan sejahtera. Terbukti, saat ini keadaan Masyarakat
Makkah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera dan
mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada
Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan
demikian sesungguhnya Nabi Muhammad ditus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi
bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai
universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan
binatang, artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.”[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...