Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab LGBT,
di antaranya : Pertama, Faktor keluarga. Didikan yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya memiliki peranan yang penting bagi para anak untuk lebih
cenderung menjadi seorang anggota LGBT daripada hidup normal layaknya orang
yang lainnya. Ketika seorang anak mendapatkan perlakuan yang kasar atau
perlakuan yang tidak baik lainnya, maka pada akhirnya kondisi itu bisa
menimbulkan kerenggangan hubungan keluarga serta timbulnya rasa benci si anak
pada orang tuanya. Sebagai contoh adalah ketika seorang anak perempuan
mendapatkan perlakuan yang kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah atau
saudara laki-lakinya yang lain, maka akibat dari trauma tersebut nantinya anak
perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua
laki-laki.
Akibat sikap orang tua yang terlalu
mengidam-idamkan untuk memiliki anak laki-laki atau perempuan, namun kenyataan
yang terjadi justru malah sebaliknya. Kondisi seperti ini
bisa membuat anak akan cenderung bersikap seperti apa yang diidamkan oleh orang
tuanya. Orang tua yang terlalu mengekang anak juga bisa malah menjerumuskan
anak pada pilihan hidup yang salah. Kurangnya didikan perihal agama dan masalah
seksual dari orang tua kepada anak-anaknya.Orang tua sering beranggapan bahwa
membicarakan masalah yang menyangkut seksual dengan anak-anak mereka adalah
suatu hal yang tabu, padahal hal itu justru bisa mendidik anak agar bisa
mengetahui perihal seks yang benar.
Kedua, Faktor Lingkungan dan pergaulan.Lingkungan
serta kebiasaan seseorang dalam bergaul disinyalir telah menjadi faktor penyebab
yang paling dominan terhadap keputusan seseorang untuk menjadi bagian dari
komunitas LGBT. Beberapa point terkait dengan faktor ini adalah, seorang anak
yang dalam lingkungan keluarganya kurang mendapatkan kasih sayang, perhatian,
serta pendidikan baik masalah agama, seksual, maupun pendidikan lainnya sejak
dini bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak semestinya. Di saat anak tersebut mulai asik dalam pergaulannya, maka ia akan
beranggapan bahwa teman yang berada di dekatnya bisa lebih mengerti, menyayangi,
serta memberikan perhatian yang lebih padanya. Tanpa disadari, teman tersebut justru membawanya ke dalam kehidupan yang tidak
benar, seperti narkoba, miras, perilaku seks bebas, serta perilaku seks yang
menyimpang (LGBT).
Masuknya budaya-budaya
yang berasal dari luar negeri mau tidak mau telah dapat mengubah pola pikir
sebagian besar masyarakat kita dan pada akhirnya terjadilah pergeseran
norma-norma susila yang dianut oleh sebagian masyarakat.Sebagaicontoh adalah
perilaku seks yang menyimpang seperti seks bebas maupun seks dengan sesama
jenis atau yang lebih dikenal dengan istilah LGBT.
Ketiga, Faktor genetik. Beberapa
hasil penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya
homoseksual, lesbian, atau perilaku seks yang menyimpang lainnya bisa berasal
dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga
terdahulu. Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait masalah ini, seperti :
dalam dunia kesehatan, pada umumnya
seorang laki-laki normal memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan
wanita yang normal kromosomnya adalah XX. Akan tetapi dalam beberapa kasus
ditemukan bahwa seorang pria bisa saja memiliki jenis kromosom XXY, ini artinya
bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki berperilaku yang agak mirip
dengan perilaku perempuan.
Keberadaan hormon
testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang besar terhadap perilaku
LGBT. Seseorang yang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah dalam
tubuhnya, maka bisa mengakibatkan antara lain berpengaruh terhadap perubahan
perilakunya, seperti perilaku laki-laki menjadi mirip dengan perilaku
perempuan.
Keempat, Faktor akhlak
dan moral.Faktor moral dan akhlak yang dimiliki seseorang juga memiliki
pengaruh yang besar terhadap perilaku LGBT yang dianggap menyimpang. Ada
beberapa hal yang dapat berpengaruh pada perubahan akhlak dan moral yang
dimiliki manusia yang pada akhirnya akan menjerumuskan manusia tersebut kepada perilaku yang menyimpang
seperti LGBT, yaitu, Iman yang lemah dan
rapuh. Ketika seseorang memiliki tingkat keimanan yang lemah dan rapuh, besar
kemungkinan kondisi tersebut akan membuatnya lemah dalam hal mengendalikan hawa
nafsu. Iman adalah benteng yang paling efektif dalam diri seseorang untuk
menghindari terjadinya perilaku seksual yang menyimpang. Jadi dengan lemahnya
iman, maka kekuatan seseorang untuk dapat mengendalikan hawa nafsunya akan
semakin kecil, dan itu nantinya bisa menjerumuskan orang itu pada perilaku yang
menyimpang, salah satunya dalam hal seks.Banyak contoh yang bisa kita ambil
sebagai pemicu rangsangan seksual seseorang.Misalnya semakin maraknya VCD
porno, majalah porno, atau video-video lain yang bisa diakses melalui internet.
Kelima, Faktor
Pendidikan dan pengetahuan tentang agama. Faktor internal lainnya yang menjadi penyebab
kemunculan perilaku seks menyimpang seperti kemunculan LGBT adalah pengetahuan
dan pemahaman seseorang tentang agama yang masih sangat minim. Di atas
dikatakan bahwa agama atau keimanan merupakan benteng yang paling efektif dalam
mengendalikan hawa nafsu dan dapat mendidik kita untuk bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang tidak baik. Untuk itulah, sangat
perlu ditanamkan pengetahuan serta pemahaman agama terhadap anak-anak sejak
usia dini untuk membentuk akal, akhlak, dan kepribadian mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...