Oleh: Ahmad Berhimin, SE., ME
Mengeluh adalah kebiasaan yang
sering dilakukan oleh banyak orang. Namun, terlalu sering mengeluh dapat
memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang.
Salah satu masalah utama dari
terlalu sering mengeluh adalah bahwa hal itu dapat memperkuat pola pikir
negatif. Saat seseorang terus-menerus mengeluh tentang masalah atau situasi
yang buruk, hal itu dapat membuat mereka lebih cenderung melihat sisi buruk
dari segala hal dan kurang bisa melihat sisi positif. Akibatnya, mereka menjadi
kurang bersyukur dan lebih pesimis terhadap kehidupan.
Terlalu sering mengeluh juga dapat
berdampak pada hubungan sosial. Orang yang terus-menerus mengeluh sering
dianggap sebagai orang yang negatif dan kurang menyenangkan untuk diajak
berinteraksi. Hal ini dapat memengaruhi hubungan mereka dengan teman, keluarga,
dan rekan kerja. Selain itu, terlalu sering mengeluh juga dapat memperparah
masalah yang ada. Daripada mengeluh tentang masalah yang ada, lebih baik
mencari solusi untuk mengatasinya. Jika seseorang terus-menerus mengeluh
tentang pekerjaan mereka, misalnya, mereka mungkin merasa lebih baik jika
mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka atau mencari pekerjaan baru yang
lebih sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Untuk menghindari kebiasaan
mengeluh yang berlebihan, penting untuk memperhatikan pola pikir dan bahasa
yang digunakan. Saat merasa tidak nyaman atau tidak puas dengan sesuatu,
cobalah untuk mencari solusi daripada hanya mengeluh. Jika ada masalah yang
tidak bisa diatasi, cobalah untuk melihat sisi positif dari situasi dan
bersyukur atas hal-hal baik yang masih ada. Dengan begitu, kita dapat
menghindari dampak negatif dari kebiasaan mengeluh yang berlebihan dan
menjalani hidup dengan lebih positif dan bersyukur.
Selain itu, penting juga untuk
memperhatikan kualitas komunikasi dengan orang lain. Saat berbicara dengan
orang lain, cobalah untuk memilih kata-kata yang positif dan menghindari
mengeluh secara berlebihan. Jika ingin membagikan keluhan atau masalah, cobalah
untuk meminta saran atau dukungan daripada hanya sekadar mengeluh.
Selain itu, penting juga untuk
memperhatikan keadaan emosi dan pikiran kita sendiri. Jika merasa terlalu stres
atau terbebani dengan masalah, cobalah untuk mencari cara untuk meredakan stres
seperti olahraga, meditasi, atau kegiatan lain yang bisa membantu menghilangkan
rasa cemas atau tegang.
Penting juga untuk menghindari
membandingkan diri dengan orang lain atau melihat kekurangan yang ada di dalam
diri kita. Fokus pada kelebihan yang ada dan mencoba untuk meningkatkan diri
sendiri dengan cara yang positif.
Dalam situasi tertentu, terkadang
mengeluh memang merupakan hal yang wajar. Namun, terlalu sering mengeluh dapat
membawa dampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan sosial kita. Oleh
karena itu, penting untuk memperhatikan pola pikir, bahasa, dan emosi kita
sendiri serta memperbaiki kualitas komunikasi dengan orang lain. Dengan cara
tersebut, kita dapat menghindari kebiasaan mengeluh yang berlebihan dan hidup
dengan lebih positif dan bersyukur.
Ayat tentang Mengeluh dalam Al
Quran
Al-Quran membahas mengenai sifat mengeluh
yang menunjukkan bahwa mengeluh atau mengadu domba terlalu sering dapat membawa
dampak negatif pada kehidupan seseorang. Misalnya, dalam Surah Al-Ma’arij ayat
19-21 disebutkan: "Dan sesungguhnya manusia itu sangat senang melihat
kebaikan yang datang kepada dirinya; jika mendapat cobaan, ia menjadi putus asa
dan berkeluh kesah. Dan jika mendapat kebaikan dari kami, ia berkata: “Ini
adalah hak saya” dan jika ia mendapat bencana, ia menganggap itu sebagai
kesengsaraan yang menimpa dirinya sendiri."
Berdasarkan ayat tersebut, Allah Ta’ala
menyatakan bahwa manusia cenderung menjadi putus asa dan berkeluh kesah saat
mendapat cobaan. Namun, Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa jika manusia
mendapat kebaikan dari-Nya, manusia tidak menganggapnya sebagai suatu karunia
dan berkata bahwa itu adalah haknya, sedangkan jika mendapat bencana, ia
menganggap itu sebagai kesengsaraan yang hanya menimpa dirinya sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa manusia
terkadang kurang bersyukur atas kebaikan yang telah diberikan dan seringkali
lebih mudah mengeluh daripada mengucapkan rasa syukur. Selain itu, Allah juga
mengingatkan bahwa manusia seharusnya bersabar dalam menghadapi cobaan dan
bencana yang datang, dan menghindari berkeluh kesah yang berlebihan.
Oleh karena itu, dari keterangan
dalam Al-Quran, terlalu sering mengeluh dapat memperkuat pola pikir negatif dan
mengurangi rasa syukur seseorang. Allah Ta’ala juga mengajarkan agar manusia
bersabar dalam menghadapi cobaan dan menghindari berkeluh kesah yang
berlebihan.
Allah Ta’ala dalam Al-Quran mengajarkan
agar kita tidak banyak mengeluh dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Salah satu ayat yang berkaitan dengan hal ini adalah Surah Ar-Rahman ayat 78: "Berapa
banyaknya nikmat yang diberikan oleh Tuhanmu kepadamu, maka sebutlah
nikmat-nikmat itu. Dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang
mengabaikannya."
Ayat ini mengajarkan kita untuk
selalu mengingat nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala kepada
kita dan mengucapkan rasa syukur atasnya. Dengan bersyukur, kita dapat
menghindari sikap mengeluh dan merasa kurang puas dengan apa yang telah
diberikan.
Selain itu, dalam Surah Al-Baqarah
ayat 152 juga disebutkan: "Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat
(pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku."
Ayat ini menegaskan pentingnya
bersyukur kepada Allah Ta’ala dan menghindari mengingkari nikmat yang telah
diberikan-Nya. Dalam hal ini, bersyukur tidak hanya dilakukan dengan ucapan,
tetapi juga dengan tindakan yang baik dan menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah
Ta’ala dengan baik.
Dari keterangan dalam ayat-ayat
Al-Quran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah Ta’ala mengajarkan kita untuk
senantiasa mengingat nikmat yang telah diberikan-Nya dan bersyukur atasnya,
sehingga dapat menghindari sikap mengeluh dan mengabaikan nikmat yang telah
diberikan-Nya. berhiminahmad11@gmail.com @ Putra Lintang 13032023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...