Oleh: Ahmad Berhimin, SE., ME
Email: berhiminahmad11@gmail.com
Islam memandang bahwa menilai fisik
seseorang secara negatif merupakan tindakan yang tidak pantas dilakukan. Islam
mengajarkan umatnya untuk berpegang pada prinsip menghargai kesetaraan antar
sesama manusia, dan menilai seseorang berdasarkan akhlak dan kepribadiannya,
bukan berdasarkan penampilan fisiknya.
Sebagai umat Muslim, kita harus
memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanyalah faktor luar yang tidak dapat
menggambarkan siapa mereka sebenarnya. Hal ini diungkapkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, "Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada bentuk tubuhmu atau kepada penampilanmu, tetapi Dia melihat kepada
hatimu dan kepada amal-amalmu." (HR. Muslim)
Islam memberikan kaidah bahwa
menilai seseorang berdasarkan penampilan fisiknya juga dianggap sebagai
tindakan yang tidak adil dan tidak bermanfaat. Al-Quran menyatakan, "Dan
janganlah kamu memuji dirimu sendiri dengan membandingkan dirimu dengan yang
lain, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui siapa yang bertakwa." (QS.
An-Najm: 32)
Makna ayat ini adalah, kita tidak
boleh memuji diri sendiri dengan membandingkan penampilan fisik kita dengan
orang lain. Sebaliknya, kita harus membandingkan diri kita dengan standar
kebaikan dan ketaqwaan, karena hanya Allah yang mengetahui siapa yang
benar-benar bertakwa.
Lebih lanjut, Islam mengajarkan
umatnya untuk saling menghormati dan menjaga harga diri, termasuk dalam hal
penampilan fisik. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,
"Allah Maha Indah dan Dia menyukai keindahan. Oleh karena itu, janganlah
kalian merusak keindahan." (HR. Muslim)
Hal ini menunjukkan bahwa kita
sebagai umat Muslim harus menjaga keindahan tubuh kita dan memperlakukan tubuh
dengan baik, karena tubuh merupakan amanah dari Allah dan juga sebagai wujud
rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya.
Selanjutnya, Islam mengajarkan kita
untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan fisiknya, melainkan
berdasarkan akhlak dan kepribadiannya. Menilai seseorang berdasarkan penampilan
fisiknya dianggap sebagai tindakan yang tidak adil dan tidak bermanfaat.
Sebagai umat Muslim, kita harus saling menghormati dan menjaga harga diri,
termasuk dalam hal penampilan fisik.
Menilai fisik seseorang dalam Islam
juga tidak dibenarkan karena dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti
diskriminasi dan intimidasi. Sikap diskriminatif terhadap seseorang karena
penampilan fisiknya dapat menimbulkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan, dan
ini bertentangan dengan prinsip kesetaraan yang diajarkan dalam Islam.
Islam menekankan bahwa kecantikan
sejati adalah kecantikan yang datang dari dalam diri seseorang. Keindahan fisik
hanyalah faktor luar biasa yang dapat memudar seiring berjalannya waktu,
sedangkan kecantikan batin yang didasarkan pada akhlak dan kepribadian yang
baik akan terus bersinar.
Hal ini ditegaskan dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra., "Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
bersabda, 'Sesungguhnya Allah Ta'ala itu indah dan mencintai keindahan. Maka
apabila kalian melihat keindahan pada seseorang, maka ingatlah keindahan Allah.
Dan apabila kalian melihat kebaikan pada seseorang, maka ingatlah kebaikan
Allah.' " (HR. Muslim)
Menilai fisik seseorang dalam Islam
secara negatif juga dapat menimbulkan dampak negatif pada diri kita sendiri.
Jika kita terus-menerus memfokuskan perhatian pada penampilan fisik orang lain
dan membandingkannya dengan diri kita sendiri, kita dapat kehilangan rasa
syukur dan keseimbangan dalam hidup. Hal ini dapat membuat kita merasa tidak
puas dengan diri sendiri dan mengarahkan perhatian kita pada hal-hal yang
sebenarnya tidak penting.
Sebagai umat Muslim, kita harus
memahami bahwa setiap orang memiliki keunikan dan keindahan yang berbeda-beda.
Dalam pandangan Islam, yang terpenting bukanlah penampilan fisik seseorang,
tetapi kebaikan dan ketaqwaannya. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita
harus belajar untuk menghargai kesetaraan antar sesama manusia dan tidak
menilai orang berdasarkan penampilan fisiknya.
Apakah pantas mencibir fisik
seseorang dengan tujuan bercanda?
Menurut pandangan Islam, mencibir
fisik seseorang dengan tujuan bercanda tetap tidak dibenarkan. Mencibir atau
menghina seseorang secara fisik, meskipun dengan tujuan bercanda, dapat
menimbulkan rasa sakit hati, rasa malu, dan bahkan bisa menjadi penyebab
terjadinya bullying.
Islam mengajarkan untuk selalu
berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan, serta memperlakukan orang lain
dengan baik tanpa memandang fisiknya. Sebagai umat Muslim, kita harus
menghindari berkata kasar atau menyakiti perasaan orang lain. Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam bersabda, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia lainnya" (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, kita harus memilih
kata-kata dengan bijak dan memperhatikan efek dari kata-kata kita terhadap
orang lain. Meskipun tujuan kita adalah bercanda, namun sebaiknya kita tetap
memperhatikan bahwa orang yang kita bercanda dengannya tidak merasa tersinggung
atau sakit hati.
Perbuatan mencibir atau menghina
seseorang secara fisik dalam Islam juga bertentangan dengan nilai-nilai Islam
yang mengajarkan untuk menghormati orang lain tanpa memandang fisiknya. Sebagai
umat Muslim, kita harus belajar untuk menghargai kesetaraan antar sesama
manusia, tidak memandang tinggi atau merendahkan seseorang berdasarkan
penampilannya.
Kesimpulannya, mencibir fisik
seseorang dengan tujuan bercanda tetap tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.
Sebagai umat Muslim, kita harus menghindari berkata kasar atau menyakiti
perasaan orang lain, serta memperlakukan orang lain dengan baik tanpa memandang
fisiknya. Kita harus memilih kata-kata dengan bijak dan menghargai kesetaraan
antar sesama manusia.
Ayat alquran yang menjelaskan bahwa
menghina dan mencibir fisik sesorang tidak baik. Dalam Al-Quran, terdapat
beberapa ayat yang menekankan pentingnya memperlakukan orang lain dengan baik
dan sopan tanpa memandang fisiknya. Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Quran
yang relevan dengan pembahasan ini:
1.
"Dan janganlah kamu saling mencela dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya lakab ialah lakab yang buruk setelah
beriman" (QS. Al-Hujurat: 11). Ayat ini menekankan pentingnya untuk tidak
saling mencela dengan gelar-gelar yang buruk. Allah SWT mengajarkan untuk
menghargai sesama muslim dan menjaga martabat dan harga diri orang lain.
2.
"Dan janganlah kamu mencela satu sama lain.
Seburuk-buruknya panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah beriman. Dan
barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim" (QS. Al-Hujurat: 12). Ayat ini menegaskan bahwa mencela atau
menghina orang lain dengan panggilan yang buruk tidak dibenarkan dalam Islam.
Mencela dan menghina orang lain dapat merusak hubungan antar sesama muslim dan
menimbulkan rasa sakit hati pada orang yang menjadi korban.
3.
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal" (QS. Al-Hujurat: 13). Ayat ini mengajarkan bahwa semua manusia
diciptakan sama di hadapan Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia dari
berbagai suku dan bangsa supaya mereka saling kenal-mengenal. Oleh karena itu,
sebagai umat muslim, kita harus menghargai kesetaraan antar sesama manusia
tanpa memandang fisiknya.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa menghina dan mencibir fisik seseorang tidak dibenarkan
dalam Islam. Sebagai umat muslim, kita harus belajar untuk memperlakukan orang
lain dengan baik dan sopan, serta menghargai kesetaraan antar sesama manusia
tanpa memandang fisiknya.
Islam menekankan pentingnya
menghargai kesetaraan antar sesama manusia dan tidak menilai orang berdasarkan
penampilan fisiknya. Kita sebagai umat Muslim harus memahami bahwa kecantikan
sejati adalah kecantikan yang datang dari dalam diri seseorang, yaitu akhlak
dan kepribadian yang baik. Dengan memahami konsep ini, kita dapat hidup dengan
lebih bahagia, seimbang, dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
13032023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...