Oleh : Abu Aisyah
Haji sebagai rukun Islam yang kelima memiliki kekuatan maha dahsyat dalam membangkitkan sebuah revolusi. Bukan revolusi berdarah, namun revolusi ideologi yang membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Revolusi yang akan menjadikan Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia, dari pedalaman Papua hingga central bisnis di China dan Eropa. Revolusi tanpa darah yang hanya mengharapkan ridha Allah Yang Maha Pemurah
Haji saat ini bukan hanya dipahami sebagai sebuah ibadah ritual semata, ia adalah sebuah gerakan ideology dan peradaban bahkan ia adalah sebuah konferensi internasional yang mengumpulkan seluruh peradaban yang ada di dunia ini. Mereka berkumpul dalam satu tempat, waktu dan tujuan yang sama, ya… mengharap keridhaan Ar-Rahman.
Inilah konferensi yang selayaknya dirayakan oleh umat Islam. Sebuah konferensi yang bisa membawa pesan damai kepada seluruh umat manusia. Sebuah konferensi yang dapat memberikan suatu kemanusiaan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Lantas bagaimana langkah strategis mewujudkannya? Haji sebagai sebuah ibadah ritual yang multi dimensi -hal ini jika dilihat dari segi efeknya- memiliki potensi yang dapat menjadikan arena pemersatu umat Islam. Tidak hanya terbatas masyarakat Arab, namun seluruh manusia khususnya umat Islam dapat bersatu dalam ibadah haji ini. Sebagai pertemuan akbar setiap tahun, sudah seharusnya ibadah haji dapat mempertemukan setiap elemen umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Dalam pertemuan ini hendaknya dibuat semacam nota kesepahaman bahkan mendiskusikan mengenai isu-isu yang berkembang sehinga dapat dicarikan solusinya dalam bingkai Islam.
Dan Revolusi Tanpa Darah ini terus berlanjut, seiring perjalanan haji yang terus berulang. Genderang revolusi ini harus terus dikumandangkan, sehingga tidaklah pergi seseorang untuk berhaji melainkan ia akan merasakan sebuah energy revolusi yang akan menjadikannya rahmat bagi masyarakat di sekitarnya… semoga kita turut merasakannya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...