Oleh : AMBP
Sebenarnya saya sendiri kurang percaya mengenai keangkeran Jembatan Cibayi yang berlokasi di sebelah utara tempat saya tingga, kalau saja peristiwa itu tidak saya alami sendiri. Sampai sekarang peristiwa itu masih selalu teringat, bahkan saya masih belum berani kalau malam-malam lewat jembatan itu lagi. Walaupun kejadiannya siang tapi membuat saya merasa ngeri jika harus melewati jembatan itu seorang diri.
Al-Kisah waktu itu saya, kakak dan beberapa teman pergi memancing di Kubang Satir sebuah sungai kecil di belakang rumah, kebetulan waktu itu sedang musim hujan hingga air di sungai tersebut cukup banyak. Sebenarnya sungai kecil ini tidak terlalu panjang hingga tidak lebih dari satu jam kami sudah selesai menyusuri sungai itu. Ikan yang kami pancing adalah ikan gabus dan ikan-ikan kecil air tawar di sungai tersebut. Kebetulan sungai kecil itu bersebelahan dengan sungai Cibayi sehingga ketika kami selesai menyusuri sungai Kubang Satir kami beralih ke sungai Cibayi. Sungai ini juga tidak terlalu panjang, jalan yang menghubungi kedua sungai ini hanya sekitar 100 meter sehingga hanya sekitar tiga dua menit kami sampai di sungai tersebut. Lokasi pertama yang kami jadikan tempat memancing adalah dekat jembatan Cibayi tersebut. Kondisi jembatan waktu itu sudah terbuat dari beton, hanya saja beberapa bagiannya ada yang sudah runtuh. Air yang berada di sungai itu sendiri tidak terlalu dalam sehingga dasar sungai juga tampak di beberapa bagian. Ketika sedang asyik memancing inilah peristiwa itu terjadi, sebuah peristiwa yang membuat berdiri bulu roma…
Saya adalah anak paling kecil dalam rombongan memancing tersebut, karena itu tangan saya yang memegang batang pancingan tidak cukup panjang untuk mencapai ke air. Sehingga untuk memasukan mata kail ke air saya harus merunduk. Ketika saya sedang menunduk, tiba-tiba sebuah kekuatan dahsyat menarik tubuh saya, saya tidak sadar ketika tubuh kecil saya secara cepat terjun ke air sungai. Kakak dan beberapa teman mencoba untuk menolong saya, namun tidak berhasil juga. Menurut penuturan dari kakak dan beberapa teman, setelah saya sampai di air, dengan cepat saya berenang menuju bawah jembatan Cibayi. Kebetulan di bawah jembatan itu airnya cukup dalam, saya sendiri tidak merasakan apa-apa waktu itu. Kakak saya mencoba memegang kaki saya dan menarik ke luar jembatan, namun sia-sia sepertinya kekuatan yang menarik tubuh saya ke bawah jembatan jauh lebih kuat dibandingkan tenaga kakak saya yang baru berumur belasan tahun. Tubuh saya semakin cepat meluncur ke bawah jembatan tersebut, Kakak saya tidak menyerah, kini ia dibantu oleh beberapa teman menarik bersama-sama kaki saya. Namun kekuatan yang menarik tubuh saya ke bawah jembatan itu sepertinya cukup kuat sehingga tenaga empat anak itupun tidak sanggup menahan tubuh kecil saya. Tarik menarik itu berlangsung beberapa saat, hingga Kaka saya teringat dengan pesan dari guru ngaji, maka ia segera mengucapkan do’a dan diikuti oleh teman-temannya. Rupanya kekuatan doa itu sangat mujarab hingga tubuh saya berhasil ditarik kembali keluar jembatan.
Alhamdulillah… akhirnya saya bisa ditarik ke luar jembatan dan menepi ke pinggir sungai. Rupanya kekuatan dari sang Penunggu jembatan Cibayi tidak ada apa-apanya dengan doa yang diucapkan oleh kakak saya. Sejak saat itu saya tidak berani lagi memancing di jembatan tersebut. Jembatan tersebut memang dikenal angker, namanya sendiri Cibayi karena dulu pada suatu malam terdengar suara tangisan bayi dari jembatan tersebut, setelah dicari ternyata tidak ada bayi tersebut. Pada malam-malam tertentu suara tangisan bayi tersebut juga kembali terdengar, sejak saat itulah jembatan ini disebut Jembatan Cibayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...