Oleh: Amin Fauzi dkk.
D.
Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan
(leadership) dapat bermakna sebagai kemampuan untuk mengomandoi (“the capacity
to lead others”) juga dapat bermakna sebagai perilaku memberi arahan. Pada
dasarnya tugas pemimpin adalah bagaimana membawa orang menuju ketempat yang
seharusnya. Kepemimpinan ada dalam setiap sistem sosial, karena akan selalu ada
inter-relasi antara pihak yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.
Demikian
juga terhadap masyarakat Kampung Naga, kepemimpinan dijalankan oleh tokoh masyarakat
dalam bentuk kepemimpinan adat dengan struktur kunceng (ketua adat), yang
dibantu oleh punduh dan lebeh. Meskipun memiliki struktur, namun terlihat
seperti kepemimpinan in-formal karena lebih bersifat kesepakatan secara turun
temurun dalam sistem sosial. Dilihat dari proses dalam memilih pemimpin,
kepemimpinan tersebut bersifat otoriter dan tidak demokratis, karena seorang
pemimpin secara otomatis diangkat dari anak laki-laki yang telah dianggap layak
dan dewasa dari pemimpin yang akan digantikan. Dilihat dari perilaku pemimpinya
nampak bahwa kepemimpinan di Kampung Naga adalah pelindung serta penyelamat
(missionary) karena perilaku pemimpin didasari asumsi bahwa hubungan manusia
yang efektif berbentuk persahabatan yang akrab, mencegah pertentangan, perdebatan
dan konflik-konflik.
Pemimpin
dalam melaksanakan kepemimpinannya mereka menggunakan pendekatan falsafah dan
tradisi yaitu Penyahur ganjang kumolang, Pamulut ganjang sausan dan parentah
ganjang lakonin (bahasa sunda) yang berarti bahwa masyarakat bila ada undangan
harus dihadiri, ada permintaan harus dipenuhi dan ada perintah harus
dilaksanakan. Secara operasional berdasarkan struktur, tugas kunceng adalah
ngurus laku ngurus adat (mengurusi perilaku dan adat istiadat). Sedangkan
punduh membantu kunceng dalam mengurus perilaku anggota sistem sosial dalam
berinteraksi dengan lingukungan alam, dan lebeh membantu kunceng dalam
mengurusi hubungan sosial dan kemasyarakatan serta kerohanian.
Sebagai
pemimpin in-formal, terdapat dua kunci penting yang dimiliki dalam mengarahkan
anggota masyarakatnya yaitu : (1) kepercayaan (trust) yang menimbulkan
keyakinan pada anggota sistem sosial karena mereka menghargai dan menjaga
norma-noma sistem mereka, dan (2) komunikasi yang efektif, meskipun hanya
dilakukan pada saat-saat tertentu, namun pesan yang disampaikan dapat menggugah
perasaan anggotanya. Kedua kunci tersebut membawa anggota sistem sosial pada
tujuan yang ingin dicapai yaitu melestarikan nilai-nilai positif. Oleh karena
itu pemimpin menggunakan kelembagaan sosialnya sebagai alat dalam menata
hubungan yang stabil antara sesama anggota masyarakat (keselarasan sosial) dan
hubungan yang stabil antara masyarakat dengan alam dan lingkungan (keselarasan
alam) yang diyakini sebagai sumber kehidupan utama.
Tingkat
efektifitas kepemimpinan tersebut membentuk perilaku-perilaku kolektif anggota
sistem sosial dalam bertindak sesuai norma yang berlaku, hal tersebut
mempengaruhi terbentuknya perilaku positif pada seluruh anggota sistem sosial
dalam menjaga hubungan yang selaras antara masyarakat dengan alam lingkungannya
dan antara sesama anggota masyarakat yang pada akhirnya tercipta perilaku arif
dalam menjaga alam dan lingkungan lestari serta kerukunan masyarakat yang
selalu harmonis atau dapat disebut kearifan lokal masyarakat Kampung Naga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...