Etika
dalam Jual Beli
Oleh: Muhimmatul Husna
Seperti
yang kita ketahuai bahwa profesi yang paling disenangi Allah adalah pofesi
sebagai Petani dan Pedagang, bahkan Rasulullah adalah seorang pedagang. Profesi
ini pun diikuti oleh sahabat rasulullah yang sebagian besar adalah petani atau
pedagang. Setiap profesi bukan semata mata untuk mencari dan menghasilkan uang
dan kekayaan untuk keluarga dan diri sendiri, tetapi dalam islam yang jauh
lebih penting adalah keberkahan dalam setiap rejeki itu sendiri. Keberkahan
tersebut bisa didapat dari etika seorang pedagang tersebut menawarkan barang
atau jasanya seperti bagaimana cara seseorang tersebut mendapatkan uang apakah
barang atau jasa yang ditawarkan itu halal atau tidak, akad yang digunakan sah
atau tidak serta qualitas barang atau jasa yang ditawarkan layak atau tidak.
“Tempat yang
paling dicintai Allah adalah masjid-masjid dan tempat yang paling dibenci Allah
adalah pasar-pasar.” (H.R.
Muslim) hadist tersebut menjelaskan bahwa salah satu
tempat yang dibenci allah adalah pasar. Pasar adalah tempat para pedagang
melakukan pekerjaan jual beli. Definisi pasar ini sendiri adalah tempat dimana
seorang penjual dan pembeli melakukan akad untuk melaksanakan perdagangan, jadi
pasar bukan hanya pasar-pasar tradisional. Dari penjelasan tersebut bisa kita
ambil kesimpulan bahwa profesi yang disenangi Allah memiliki tantangan yang
sulit karena dalam pasar dapat terjadi tindakan yang tidak sesuai dengan etika
berbisnis, seperti mengurangi timbangan, menutupi cacat barang dagangan,
penipuan, berbuat curang dan lain sebagainya.
Sebagai
contoh kasus sebuah tata cara dagang yang tidak beretika seperti beberapa pedagang asongan yang seakan memaksa
pengemudi angkot untuk membeli barangnya seperti tisu, air mineral, dll. Mereka
terkadang langsung melempar barang dagagannya di dashboard mobil angkot tanpa
si supir meminta. Disini terjadi pemaksaan seorang pembeli untuk membeli barang
yang belum tentu dia butuhkan atau inginkan. Dengan peaksaan tersebut tentu
uang yang didapat pedagang tersebut belum tentu barokah karena didapat dari
hasil memaksa pembeli. Islam menerangkan betapa pentingnya profesi pedagang
tetapi islam memiliki etika dalam menerapkan perdagangan atau jual beli. Etika
harus dihormati dan dipatuhi oleh semua pedagang sehingga mencapai kemuliyaan
dan senatiasa mendapatkan barakah dari apa yang dilakukan.
Beberapa
etika berbisnis dala islam adalah :
1.
Tidak boleh curang dalam jual beli
2.
Tidak boleh menutupi cacat barang dagangan dari para pembeli.
3.
Menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kebaikan dan kekurangan
barang yang dia jual.
4.
Tidak boleh terlalu banyak bersumpah -walaupun sumpahnya
benar- dengan tujuan melariskan dagangannya. Karena terlalu sering menyebut
nama Allah pada jual beli atau pada hal-hal sepele menunjukkan kurangnya
pengagungan dia kepada Allah
5.
Haramnya bersumpah dengan sumpah dusta, hanya untuk melariskan
dagangannya.
Hadits
Terkait :
1. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah
penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila
diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila
membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan
harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih
hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di
dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
2. “Rasulullah SAW melarang sistem jual beli mulamasah (wajib membeli jika
pembeli menyentuh barang dagangan) dan munabadzah (sistem barter antara dua
orang dengan melemparkan barang dagangannya masing-masing tanpa memeriksanya).” (H.R. Muslim)
3. Dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu dia berkata:
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah. Maka beliaupun bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Dia menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas agar manusia dapat melihatnya?! Barangsiapa yang menipu maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 102)
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah. Maka beliaupun bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Dia menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas agar manusia dapat melihatnya?! Barangsiapa yang menipu maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 102)
4. Dari Abu Qatadah Al-Anshari
radhiallahu anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Jauhilah oleh kalian banyak bersumpah dalam berdagang, karena dia (memang biasanya) dapat melariskan dagangan tapi kemudian menghapuskan (keberkahannya).” (HR. Muslim no. 1607)
“Jauhilah oleh kalian banyak bersumpah dalam berdagang, karena dia (memang biasanya) dapat melariskan dagangan tapi kemudian menghapuskan (keberkahannya).” (HR. Muslim no. 1607)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...