zleh:
Abu Aisyah
Tanggungjawab sebagai seorang guru (ustadz) saat ini semakin berat, arus
informasi dan komunikasi yang semakin merangsek generasi muda menjadikan mereka
dengan mudah mendapatkan semua yang diinginkannya. Termasuk dalam hal-hal yang
bersifat negative, baik dari segi pergaulan ataupun pengalaman-pengalaman yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Zaman memang telah berubah generasi sekarang berbeda dengan generasi
dahulu. Jika generasi dahulu ketika belajar di kelas selalu rapi dengan
meletakan kedua siku di meja dan duduk tenang memperhatikan guru, maka saat ini
generasi itu telah berubah dengan sikap yang berlawanan dari sebelumnya. Saat ini
dalam suasana belajar, anak-anak sering kali tidak bisa diam dan tenang. Mereka
lebih senang berjalan ke sana ke mari walaupun pembelajaran sedang berlangsung.
Merujuk pada teori-teori pembelajaran dair barat maka hal tersebut katanya
sesuatu yang wajar dan tidak boleh dilarang. Tentu saja pada tahap yang masih
bisa ditolerir, namun jika membawa kegaduhan dan akhirnya mengganggu
teman-temannya tentu tidak bisa dibiarkan.
Generasi saat ini juga berbeda dengan dahulu, mereka saat ini dicekoki
dengan berbagai mata pelajaran sehingga fisik dan psikis merekpun merasa mudah
lelah dan tidak bersemangat. Sementara tuntunan pelajaran yang begitu banyak
memaksa mereka untuk menerima semua pelajaran tersebut, hingga banyak diantara
mereka yang tidak lagi menikmati belajar. Belajar menjadi beban yang hanya
mengganggu masa-masa bermain bagi mereka. Akibatnya adalah belajar adalah
sebuah kewajiban yang harus dijalankan, bukan suatu kebutuhan yang harus
didapatkan. Beberapa kasus anak-anak ditekan agar bisa berprestasi tinggi oleh
orang tuanya, padahal kemampuannya biasa saja.
Semua itu mengakibatkan anak-anak belajar sesuai dengan kemauan mereka,
karena dipaksa akhirnya mereka melakukan apa saja asal bisa dibilang pintar. Mencontek
dalam ujian adalah fenomena yang sangat memiriskan hati saat ini. Tidak tanggung-tanggung
mereka akan segera mengelak ketika ditanya apakah mencontek atau tidak. Lebih dari
itu mereka dengan mudah mengucapkan “Wallahi” padahal jelas-jelas mereka
mencontek.
Alasannya karena khawatir nilainya jelek, sehingga mereka mencontek
kepada temannya. Belum lagi ia juga mengunugkapkan bahwa ia terpaksa sekolah di
sini karena terpaksa, intinya adalah mental dari generasi ini memang semakin
parah. Mungkin mereka hapal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits namun tidak sampai
pada pengamalan mereka, bisa jadi mereka masih kecil sehingga belum tahu apa
itu dosa.
Inilah tugas bagi seorang guru untuk terus mendidik generasi ini menjadi
hamba Allah yang bertakwa. Bukan hanya hafal di lisan saja namun iman itu bisa
merasuk ke dalam sukam sehingga akan membentuk perilakunya sesuai dengan
fitrahnya sebagai manusia. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...