Setiap kita tahu dan menyaksikan betapa pesatnya dan canggihnya
perkembangan teknologi, seiring dengan lajunya zaman yang kian modern
-katanya-. Semua ini berkat semakin hebatnya akselerasi pemikiran manusia dalam
hal ilmu duniawi, akibatnya fenomena seperti ini memotivasi para bapak-bapak
bangsa untuk menerjunkan anak-anaknya berlaga di arena tandang modernisasi yang
dikira akan dapat mengatasi persoalan hidup. Teramat banyak jumlah orang-orang
yang gemar bermimpi walau sangat sedikit mimpi yang menjadi kenyataan, realita
yang ada menunjukkan bahwa agilitas manusia dalam hal ilmu duniawi serta
pesatnya teknologi tidak dapat mengatasi persoalan hidup, malah sebaliknya
persoalan dan problematika kian menumpuk di keluarga, di masyarakat, di
lingkungan, bahkan di negara, satu paradigma yang menyedihkan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- sebagai seorang muslim tentu kita
merasa prihatin, mengingat pemikiran banyak manusia ini menyebabkan jauhnya
dari agama, terbukanya pintu kejahatan dan kemaksiatan yang mengundang
kemarahan dan kebencian Allah jalla jalaaluhu. Allah berfirman,
"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah
keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagian pun di akhirat." (QS Asy Syuraa: 20). Allah juga berfirman,
"Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri
itu sehancur-hancurnya." (QS Al Israa: 16).
Kita mesti sadar bahwa syaithon adalah para fuqoha dalam bidang
kejahatan, mereka selalu mengitimidasi kita dengan sesuatu yang menjadikan kita
jauh dari agama Allah. Allah berfirman, "Syaithan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir) sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadanya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui." (QS Al Baqoroh: 268).
Begitu pula orang-orang kafir yang sebagai jelmaan para syaithon itu, menarik
perhatian kaum muslimin agar menyibukkan diri dengan gemerlap ilmu duniawi guna
menjauhkan aqidahnya, akhlaqnya, moralnya dari petunjuk ilmu Allah dengan
menghinakan mereka dalam hal dunianya. Allah berfirman, "Kehidupan dunia
dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina
orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia
daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang-orang yang
dikehendakiNya tanpa batas." (QS Al Baqoroh: 212). Allah juga berfirman,
"Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang
terbesar agar melakukan tipu-daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak
memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak
menyadarinya." (QS Al An'aam: 123).
Kita tidak boleh terlena dengan memandang sebelah mata kenyataan ini,
agar kaum muslimin tahu bahwa tidak ada kemuliaan, tidak ada kebahagiaan di
dunia dan akhirat kecuali dengan berpegang teguh terhadap agama Allah, kembali
padaNya, dan membela agamaNya. Apa yang tengah kita rasakan dari semakin
bejatnya moral, hilangnya kewibawaan bangsa, kehinaan serta eksploitasi
orang-orang kuffar adalah dampak dari kurangnya perhatian kita sendiri terhadap
agama dan mulai melemah dan terkikisnya semangat untuk membelanya. Allah
berfirman, "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepadaNya-lah
kamu minta pertolongan." (QS An Nahl: 53). Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, "Apabila kalian jual beli dengan 'inah (salah satu
bentuk jual beli riba) dan kalian ridho dengan bercocok tanam (menyibukkan diri
dengannya) dan menyibukkan diri dengan peternakan, kemudian kalian meninggalkan
untuk berjihad di jalan Allah, Dia akan menimpakan kehinaan atas kalian, tidak
akan mengangkatnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian."
(HR Abu Dawud no: 3462, Ahmad 2/84, dan yang lainnya dari sahabat Ibnu Umar
radhiyallahu 'anhuma).
Wajib bagi segenap kaum muslimin untuk membangun kembali kehidupan yang
baru dengan kembali kepada Allah, mendalami agama Allah dan membelanya sehingga
mendapatkan petunjuk dalam mengarungi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta dapat mengatasi persoalan-persoalan yang
problematis. Allah berfirman, "Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya)
kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang
dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar daripadanya? ..." (QS Al An'aam: 122). Cahaya di sini
adalah cahaya wahyu (Al Qur'an), sedang gelap gulita adalah kebodohan,
kekufuran, dan kesesatan. (Tafsir Al Qur'anul Azhim 2/183). Allah juga berfirman,
"Allah menganugerahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur'an
dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang
dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah)." (QS Al Baqoroh: 269).
Di akhir tulisan ini penulis akan nukilkan satu ayat yang semoga menjadi
pelajaran dan bahan renungan bersama, yaitu firman Allah, "Apakah mereka
tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami
binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu,
dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka
sendiri..." (QS Al An'aam: 6). Ya Allah..., janganlah Engkau palingkan
hati-hati kami setelah Engkau beri hidayah, dan curahkanlah kepada kami selalu
rahmatMu, innaka Waliyyu dzaalik wal Qoodir 'alaih. Walhamdulillahi robbil
'alamin. Wal ilmu indallah. @Abu Hamzah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...