Oleh: Abd Misno
Ramadhan adalah bulan penuh dengan kemuliaan dan keberkahan, karena
pada bulan ini rahmat dan pahala Allah Ta’ala dilipatgandakan. Ia juga menjadi
bulan dimana diturunkan ayat alQur’an yang menjadi petunjuk bagi kehidupan
insan. Namun tidak semua orang dapat merasakan kemuliaannnya, tidak semua orang
merasakan manisnya beribadah di bulan ini yang mulia, tidak semua orang
merasakah keindahan Ramadhan. Apa yang harus kita lakukan bila Ramadhan tidak
seindah yang kita bayangkan?
Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah Ta’ala telah memberikan
berbagai kemudahan dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepadaNya. Termasuk memberikan
waktu-waktu khusus untuk beribadah yang pahalanya akan berlipat ganda. Demikian
juga Dia menciptkan bulan Ramadhan yang didalamnya terdapat malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar. Maka semua itu adalah
sarana agar manusia semakin dekat kepadaNya. Bulan Ramadhan yang penuh dengan
kemuliaan menjadi masa di mana kita dapat lebih dekat kepadaNya dengan
melaksanakan ibadah yang disyariatkan. Ibadah dan amal kebaikan di bulan ini
dilipatgandakan pahalanya sehingga sudah selayaknya setiap muslim dapat menjalankannya.
Tentang ibadah yang pahalanya dilipatgandakan, maka telah datang
sebuah hadits kepada kita dari Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wassalam:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ
فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ
رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan
kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh
kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku.
Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat
dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua
kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika
berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim
no. 1151)
Ibnu Rajab Al
Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan
berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih
berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi
karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang
diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan
Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”
Adapun beberapa
atsar dari ulama diantaranya adalah yang dikatakan oleh guru-guru dari Abu Bakr
bin Maryam rahimahumullah, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah
untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya
seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala
bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih
di bulan lainnya.” Imam An-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Puasa sehari di
bulan Ramadhan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu
bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhal dari
seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di
bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.
Bukti lain
bahwa bulan Ramadhan pahala amal ibadah itu dilipatgandaan adalah riwayat dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Umrah pada
bulan Ramadhan senilai dengan haji.” HR. Muslim.
Lafazh yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari adalah sabdanya:
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya
umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863)
Riwayat-riwayat tersebut memberikan pembelajaran kepada kita bahwa
bulan Ramadhan memang sangat luar bisa, begitu banyak pahala yang dapat kita
raih dan keberkahan yang berlipatganda. Sehingga hanya mereka yang tidak
beriman dengan Allah dan rasulNya yang tidak bisa merasakan indahnya Ramadhan.
Kekufuran kepada Allah dan rasulNya menjadi penyebab utama
seseorang tidak bisa merasakan indahnya Ramadhan, hatinya telah tertutup
sehingga melihat bulan mulia ini tidak jaug berbeda dengan bulan-bulan yang
lainnya, bahkan dianggap membosankan dan membuatnya tidak nyaman, karena umat Islam
bersukacita menyambutnya.
Berikutnya adalah karena dosa dan kemaksiatan yang biasa dilakukan
oleh seseorang, di bulan yang penuh keberkahan ini ia merasa dikekang dan
dipaksa untuk berhenti dari dosa dan kemaksiatannya. Ia tidak bisa berpesat pora
dan makan-makan di siang hari, tempat-tempat hiburan sebagian besar ditutup
juga sarana untuk berbuah kemaksiatan terasa berkurang. Hatinya sempit dan
merasa susah dengan datangnya Ramadhan. Itu semua karena dosa dan kemaksiatan
yang biasa dilakukannya, hingga tidak bisa menikmati indahnya Ramadhan.
Keindahan Ramadhan juga tidak dapat dinikmati oleh mereka yang
lemah iman, walaupun ia ikut bersama manusia menjalankan ibadah di bulan ini
namun hatinya belum yakin akan kemuliannya. Hingga kadang muncul dalam dirinya
ketidaknyamanan ketika Ramadhan datang. Siang hari yang ia rasakan adalah rasa
hasu dan lapar, badannya terasa lemah hingga malas melakukan berbagai
aktifitas. Banyak pekerjaan tertunda karena puasa membuatnya tidak berdaya,
hanya bermalas-malasan dan bersantai ria di atas tempat tidurnya atau seharian
di rumah tanpa melakukan amal ibadah.
Sementara pada malam harinya ia sangat susah untuk beribadah,
shalat tarawih berjamaah yang memang hukumnya sunnah membuatnya susah. Makan dan
minum ketika berbuka ia jadikan sarana “balas dendam”, semua makana dihabiskan
bahkan sebelumnya ia telah memburu berbagai jenis makanan dan mengumpulkan
berbagai hidangan yang dia lahap habis ketika berbuka puasa. Akibatnya dapat
dilihat secara nyata, ketika shalat tarawih tiba, ia kekenyangan sehingga ruku’
dan sujudnya membuatnya kesusahan. Ia tidak bisa menikmati ibadah di bulan
mulia, hingga tidak bisa merasakan keindahannya.
Ada juga sebagian manusia yang merasa tidak selesa (nyaman)
ketika Ramadhan tiba, karena ia tidak bisa jualan di siang harinya atau karena
kepentingan duniawi yang ada padanya. Ramadhan menurut mereka menjadi
penghalang atas rizki mereka, hingga kehadirannya tidak begitu diinginkan, dan
ketika sudah tidak masanya mereka sangat berharap agar segera berlalu ke bulan
berikutnya.
Maka, keindahan Ramadhan sejatinya hanya dapat dirasakan oleh
orang-orang yang beriman, yakin dengan ketentuan Ar-Rahman dan percaya dengan
seluruh syariahNya, termasuk Ramadhan yang memiliki kemuliaan luar biasa. Jika Ramadhan
tidak seindah yang kita bayangkan maka hendaknya perbaiki diri kita, perbaiki
keyakinan (tauhid) kita, jangan-jangan ianya hanya sebatas pengakuan belaka
tanpa terpatri di jiwa. Ibadah yang kita lakukan bukan karena Allah ta’ala’
masih menjadikannya sebatas kewajiban sahaja juga menjadi sebab terhalangnya
kita merasakan indahnya Ramadhan. Demikian pula kepentingan dunia yang seringkali
membuat lupa, hingga menghalangi kita merasakan nikmatnya beribadah di bulan
mulia dan terhalang untuk merasakan keindahannya.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita hidayah serta inayahNya,
sehingga dapat beribadah dengan sempurna di bulan yang mulia. Jika masih ada
rasa susah di jiwa karena Ramadhan tiba, maka perangilah rasa itu, karena ianya
adalah hawa durjana yang ditambah dengan godaan syaithan dan bala tentaranya. Bagi
yang belum sepenuhnya merasakan keindahan Ramadhan maka hendaknya terus
tingkatkan keyakinan dan ibadah yang tidak putus, semoga itu menjadi sebab bagi
kita agar dapat merasakan keindahan Ramadhan, sebagaimana yang disabdakan oleh
manusia terbaik di alam yang merupakan utusan dari Ar-Rahman. Wallahu’alam,
Rabu, 13 April 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...