Rabu, 13 April 2022

Jika Ramadhan Tak Seindah yang Kita Bayangkan

Oleh: Abd Misno

 


Ramadhan adalah bulan penuh dengan kemuliaan dan keberkahan, karena pada bulan ini rahmat dan pahala Allah Ta’ala dilipatgandakan. Ia juga menjadi bulan dimana diturunkan ayat alQur’an yang menjadi petunjuk bagi kehidupan insan. Namun tidak semua orang dapat merasakan kemuliaannnya, tidak semua orang merasakan manisnya beribadah di bulan ini yang mulia, tidak semua orang merasakah keindahan Ramadhan. Apa yang harus kita lakukan bila Ramadhan tidak seindah yang kita bayangkan?

Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah Ta’ala telah memberikan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepadaNya. Termasuk memberikan waktu-waktu khusus untuk beribadah yang pahalanya akan berlipat ganda. Demikian juga Dia menciptkan bulan Ramadhan yang didalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar. Maka semua itu adalah sarana agar manusia semakin dekat kepadaNya. Bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan menjadi masa di mana kita dapat lebih dekat kepadaNya dengan melaksanakan ibadah yang disyariatkan. Ibadah dan amal kebaikan di bulan ini dilipatgandakan pahalanya sehingga sudah selayaknya setiap muslim dapat menjalankannya.

Tentang ibadah yang pahalanya dilipatgandakan, maka telah datang sebuah hadits kepada kita dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”

Adapun beberapa atsar dari ulama diantaranya adalah yang dikatakan oleh guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” Imam An-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.

Bukti lain bahwa bulan Ramadhan pahala amal ibadah itu dilipatgandaan adalah riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

“Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” HR. Muslim.

Lafazh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari adalah sabdanya:

فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863)

Riwayat-riwayat tersebut memberikan pembelajaran kepada kita bahwa bulan Ramadhan memang sangat luar bisa, begitu banyak pahala yang dapat kita raih dan keberkahan yang berlipatganda. Sehingga hanya mereka yang tidak beriman dengan Allah dan rasulNya yang tidak bisa merasakan indahnya Ramadhan.

Kekufuran kepada Allah dan rasulNya menjadi penyebab utama seseorang tidak bisa merasakan indahnya Ramadhan, hatinya telah tertutup sehingga melihat bulan mulia ini tidak jaug berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya, bahkan dianggap membosankan dan membuatnya tidak nyaman, karena umat Islam bersukacita menyambutnya.

Berikutnya adalah karena dosa dan kemaksiatan yang biasa dilakukan oleh seseorang, di bulan yang penuh keberkahan ini ia merasa dikekang dan dipaksa untuk berhenti dari dosa dan kemaksiatannya. Ia tidak bisa berpesat pora dan makan-makan di siang hari, tempat-tempat hiburan sebagian besar ditutup juga sarana untuk berbuah kemaksiatan terasa berkurang. Hatinya sempit dan merasa susah dengan datangnya Ramadhan. Itu semua karena dosa dan kemaksiatan yang biasa dilakukannya, hingga tidak bisa menikmati indahnya Ramadhan.

Keindahan Ramadhan juga tidak dapat dinikmati oleh mereka yang lemah iman, walaupun ia ikut bersama manusia menjalankan ibadah di bulan ini namun hatinya belum yakin akan kemuliannya. Hingga kadang muncul dalam dirinya ketidaknyamanan ketika Ramadhan datang. Siang hari yang ia rasakan adalah rasa hasu dan lapar, badannya terasa lemah hingga malas melakukan berbagai aktifitas. Banyak pekerjaan tertunda karena puasa membuatnya tidak berdaya, hanya bermalas-malasan dan bersantai ria di atas tempat tidurnya atau seharian di rumah tanpa melakukan amal ibadah.

Sementara pada malam harinya ia sangat susah untuk beribadah, shalat tarawih berjamaah yang memang hukumnya sunnah membuatnya susah. Makan dan minum ketika berbuka ia jadikan sarana “balas dendam”, semua makana dihabiskan bahkan sebelumnya ia telah memburu berbagai jenis makanan dan mengumpulkan berbagai hidangan yang dia lahap habis ketika berbuka puasa. Akibatnya dapat dilihat secara nyata, ketika shalat tarawih tiba, ia kekenyangan sehingga ruku’ dan sujudnya membuatnya kesusahan. Ia tidak bisa menikmati ibadah di bulan mulia, hingga tidak bisa merasakan keindahannya.

Ada juga sebagian manusia yang merasa tidak selesa (nyaman) ketika Ramadhan tiba, karena ia tidak bisa jualan di siang harinya atau karena kepentingan duniawi yang ada padanya. Ramadhan menurut mereka menjadi penghalang atas rizki mereka, hingga kehadirannya tidak begitu diinginkan, dan ketika sudah tidak masanya mereka sangat berharap agar segera berlalu ke bulan berikutnya.

Maka, keindahan Ramadhan sejatinya hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang beriman, yakin dengan ketentuan Ar-Rahman dan percaya dengan seluruh syariahNya, termasuk Ramadhan yang memiliki kemuliaan luar biasa. Jika Ramadhan tidak seindah yang kita bayangkan maka hendaknya perbaiki diri kita, perbaiki keyakinan (tauhid) kita, jangan-jangan ianya hanya sebatas pengakuan belaka tanpa terpatri di jiwa. Ibadah yang kita lakukan bukan karena Allah ta’ala’ masih menjadikannya sebatas kewajiban sahaja juga menjadi sebab terhalangnya kita merasakan indahnya Ramadhan. Demikian pula kepentingan dunia yang seringkali membuat lupa, hingga menghalangi kita merasakan nikmatnya beribadah di bulan mulia dan terhalang untuk merasakan keindahannya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita hidayah serta inayahNya, sehingga dapat beribadah dengan sempurna di bulan yang mulia. Jika masih ada rasa susah di jiwa karena Ramadhan tiba, maka perangilah rasa itu, karena ianya adalah hawa durjana yang ditambah dengan godaan syaithan dan bala tentaranya. Bagi yang belum sepenuhnya merasakan keindahan Ramadhan maka hendaknya terus tingkatkan keyakinan dan ibadah yang tidak putus, semoga itu menjadi sebab bagi kita agar dapat merasakan keindahan Ramadhan, sebagaimana yang disabdakan oleh manusia terbaik di alam yang merupakan utusan dari Ar-Rahman. Wallahu’alam, Rabu, 13 April 2022.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...